Hinata yang keluar dari pintu belakang menatap sekelilingnya dengan hati-hati, matanya menelisik untuk melihat keadaan sekitar, jika aman maka Hinata akan kabur tanpa ada kendala.
"Kau Hinata kan?". Hinata segera membekap mulut gadis itu, ia menatap dengan seksama, bukankah wanita itu sakura?, kenapa dia harus ditemukan oleh wanita yang tak ingin Hinata temui.
Setelah tau siapa orang yang dia bekap, Hinata segera melepaskan tangannya dari bibir wanita itu, ia memalingkan wajahnya, dan berniat untuk pergi tanpa mengatakan apapun.
"Kau mau kabur kan?". Pertanyaan itu sempat membuat Hinata terdiam, namun ia kembali ingin melangkah sebelum sakura kembali bersuara.
"Aku bisa membantumu, lagipula Sasuke memang perlu diberi sedikit pelajaran".
" Maksudmu?".
Sakura tersenyum lembut, ia melangkah dan berhenti tepat di depan Hinata, "dia mempermainkan hati gadis cantik sepertimu, aku tak bisa tinggal diam kan?". Mendengar hal itu Hinata sedikit tak mengerti dengan jalan pikiran wanita di depannya, bukankah wanita ini juga menyukai Sasuke, tapi kenapa dia mau membantunya?.
" Aku akan mengalihkan penjaga, keluarlah lewat gerbang belakang, tak akan ada yang tau". Melihat ketulusan di mata sakura, Hinata yang tak punya banyak waktu pun akhirnya mengiyakan, ia tak ragu berjalan ke arah pintu belakang, dan benar saja tak ada penjaga disana, sakura benar-benar menepati janjinya.
.....
.....
Hinata menghela nafas lega, setelah perjuangannya ia berhasil kabur dari pernikahan sialan itu, pria brengsek itu apalagi maunya, bukankah dia seharusnya senang bisa bersatu dengan mantan kekasihnya?.
"Oh iya hinata, kembalilah saat hatimu sudah tenang, dia sangat mencintaimu".
Hinata teringat akan kata terakhir sakura kemarin, apa maksudnya, wanita gila itu, bukankah dia harusnya mengatakan "jangan pernah kembali lagi?", kenapa bersikap sok baik padahal busuk kan?.
Sudahlah, toh wanita itu membantunya kemarin, untuk apa hinata menanam dendam jika hal itu hanya akan membuat hidupnya tak tenang.
Hinata menggelengkan kepalanya, matanya teralih pada benda pipih bernamakan ponsel itu, tertera nama ino yang sedang berusaha menghubunginya.
Menghela nafas lelah iapun mengangkat panggilan itu, "halo ino?"
"Gawat hinata, gawat, aku dan sai baru saja mendapat kabar, sasuke sedang menuju ketempatmu?".
"Tunggu, kau, sai, sasuke, apa maksudnya?".
"Nanti akan aku jelaskan, pergi secepat mungkin darisana jika kau tidak mau bertemu sasuke, mengerti!!!!".
Hinata cepat-cepat bangun, membereskan semua perlengkapannya dan bersiap untuk pergi, apa-apaan ini, dia bukan orang jahat tapi bersikap seperti buronan, sasuke kau harus membayar rasa sakitku selama ini.
----
----
"Hah, sebenarnya dosa apa yang telah kulakukan, sampai aku harus berurusan dengan pria sepertinya". Hinata mengeluh, di depannya ada ino dan sai yang juga menatapnya iba.
"Maafkan aku hinata, dia mengancamku, aku terpaksa mengatakannya".
Yj
Mendengar alasan sahabatnya hinata hanya mendengus kesal, ia lalu menatap sai yang sedari tadi hanya diam, "lalu kau, kenapa kau bisa bersama ino?"."Ah itu, aku bertemu dengannya di jalan, jadi aku meminta bantuannya untuk bertemu denganmu".
Hinata hanya mengangguk mengerti mendengar ino yang menjelaskan dengan terbata, ia kembali menatap sai dengan penuh harap.
"Sai bisakah kau membantuku kali ini saja, kumohon".
----
-----
"Sial....".
Sasuke membanting ponselnya asal dan menatap meja kerjanya dengan tatapan mematikan, kenapa, kenapa hinata harus meninggalkannya, apa wanita itu benar-benar sangat membencinya?.
Melihat apa yang terjadi sekarang, bayangan masalalu tiba-tiba kembali berputar layaknya kaset di dalam otaknya.
"Aku suka kau berambut pendek"
"Maukah kau pergi berlibur denganku, untuk menebus kesalahanku"
"Kau baru saja memanggil namaku sakura?, plakkkk"
"Hinata, jangan marah, kau mencintaiku kan?"
"Aku mencintaimu sasuke, tapi bagaimana denganmu, apa kau juga mencintaiku?"
"Apa itu penting?, aku bersamamu itu lebih penting kan?"
"Sasuke kau lupa janji kita malam ini?"
"Sasuke, apa masakanku tak enak?, kau bahkan tak menyentuhnya"
"Sasuke aku membencimu"
"Maaf"..
"Maafkan aku hinata".
Sasuke bergumam, ia bahkan lupa berapa banyak kesalahan yang telah ia buat tapi hinata selalu memaafkannya, sasuke selalu memanfaatkan perasaan hinata agar wanita itu bisa selalu berada disisinya, tanpa peduli perasaannya, apa begini akhirnya?, akibat yang harus dia petik dari perbuatannya?.
Jika ada kesempatan kedua maka izinkan aku mencintaimu sekali lagi hinata.
Maafkan aku yang terlambat menyadari perasaanku, sungguh aku menyesal.
"Kali ini aku benar-benar mencintaimu".