Maaf kecepetan, but buat kalian bisa kok nanti lanjut ceritanya dalam imajinasi kalian, cuman untuk ending versi ku segini aja, maaf mengecewakan, karena aku juga harus lanjutin cerita yang lain, udah terbengkalai dari beberapa tahun, aku tau kalo baca cerita yang digantung tu gak enak sama sekali.
....
Please read....
....
Rintik hujan yang semakin besar membuat hembusan nafas pria itu semakin berat, sudah 3 bulan ia tak mendapat kabar apapun dari Hinata, kemana sebenarnya wanita itu pergi, apa tekad Hinata untuk meninggalkannya begitu besar?, karena sampai saat ini ia tak mendapat kabar apapun.
Di tempat lain, wanita yang tengah memasak itu juga tengah memperhatikan hujan yang turun begitu lebat, sekelebat ingatan muncul di ingatannya, bukan sesuatu yang indah namun Hinata mengingatnya sampai sekarang.
"Sasuke?".
Hinata yang tengah membawa payung itu berlari ketika melihat punggung Sasuke yang kian menjauh, pria itu memasuki sebuah mobil dengan seorang wanita yang senantiasa dirangkulnya.
Melihatnya, Hinata berhenti di tengah hujan, ia tersenyum sendu, tak memilih untuk mengejar Sasuke lagi, Hinata malah berbalik dan berjalan di bawah derasnya hujan.
Cih....
Betapa bodohnya ia saat itu, setibanya di rumah Hinata bahkan tak menyinggung apapun tentang yang ia lihat, Sasuke, wanita itu, dan dirinya.
Tersenyum mengejek, Hinata yakin saat itu dia adalah orang paling gila di dunia, bagaimana mungkin dia memaafkan segala kesalahan Sasuke, tak peduli betapa menyakitkan luka yang pria itu gores di hatinya, ia tetap berbalik dan berusaha menggapainya.
"Bukan kau yang jahat, tapi aku yang bodoh". Gumamnya sambil terus memperhatikan rintikan hujan lewat jendela dapurnya.
....
....
" Maaf", gumam Sasuke lagi ketika ia melihat sebuah foto yang menghiasi meja kerjanya.
"Maafkan aku, bisakah kau kembali Hinata?, aku sangat mencintaimu, sama sepertimu dulu aku tak bisa hidup tanpamu".
Bualan yang indah, begitu lancar keluar dari mulut brengseknya, setelah semua yang terjadi dia mendadak menjadi sangat puitis dan emosional, Sasuke bahkan tak mengenal siapa dirinya lagi.
Dia yang begitu dingin awalnya, begitu kaku dan tak berperasaan, kini menjadi Sasuke yang lemah dan begitu menyedihkan, semua hanya karena ia kehilangan pusat hidupnya, hinatanya, kekasihnya.
Kenapa...
Kenapa ia terlambat menyadarinya?...
Kenapa...
Kenapa baru sekarang.....
Apa semuanya sudah terlambat?....
.....
"Kau mau pergi? ".
Ino memperhatikan penampilan sahabatnya yang sudah rapi, biasanya Hinata hanya akan memasak, membaca novel, berkebun lalu melakukan pekerjaan kantor dari rumah, sekarang tumben sekali ia melihat Hinata berkas dan bersiap untuk keluar.
Hinata mendengus sambil memperhatikan penampilannya, perutnya baru menonjol sedikit mengingat ini baru memasuki bulan ke empat, tidak buruk juga, dia masih terlihat cantik dengan dress panjang yang ia pakai.
"Ada hal yang harus kulakukan".
Hmm?
Hinata tersenyum sambil memegang tangan ino.
" Aku ingin mengakhirinya".
Ino terdiam ia menatap Hinata lalu memeluknya.
"Kau sudah yakin? ", katanya sambil melepas pelukan mereka.
Hinata mengangguk, " Terlalu menyesakkan jika terus dilanjutkan, mungkin dengan begini kita bisa melanjutkan hidup kita masing-masing".
Mendengar itu ino hanya bisa mendukung semua keputusan Hinata, tak mudah bertahan dalam hubungan yang toxic dan Hinata sudah melewatinya, dia berhak bahagia.
....
....
....
"Hinata akhirnya kau kembali". Bagai memenangkan sebuah lotre, Sasuke memeluk Hinata dengan sukacita, penantiannya membuahkan hasil, wanita itu kembali padanya, ia berharap ini bukanlah mimpi.
" Sasuke... ". Hinata melepaskan pelukan itu, memberikan buket bunga yang sedari tadi ia bawa.
" Semuanya sudah berakhir". Katanya dengan senyum terpatri di wajah cantiknya.
"Tidak, hina, bisakah kau memaafkanku sekali lagi, kumohon".
Hinata menggeleng, " Kau bisa menemui anak kita kapanpun kau mau saat dia sudah lahir nanti, tapi untuk kembali, aku tidak bisa".
Hinata merangkup wajah tampan itu dengan kedua tangannya, pria yang pernah ia cintai, namun juga ia benci pada saat yang bersamaan.
"Mari kita memulai hidup kita masing-masing, percayalah, aku tidak menyesal pernah jatuh cinta padamu".
Setelahnya Hinata pergi meninggalkan Sasuke, tanpa menoleh ke belakang lagi, ia tak mau terperangkap dengan masalalunya yaitu Sasuke.
" Berbahagialah, Sasuke".
"Tidak... "
"Tidak, hinata kumohon, kumohon jangan pergi".
Biasanya hinatalah yang selalu melihat punggung Sasuke yang kian menjauh, tapi kali ini Sasuke yang melihat punggung Hinata yang semakin menjauh.
" Kita tidak ditakdirkan bersama, harapanku hanya satu, kita bisa berbahagia tanpa menyakiti satu sama lain".
Ending.....
Parah ni author, udah lama gak comeback eh endingnya gak ngotak, wkwk, sabar ya, percayalah otak ku sudah gak ad inspirasi lagi....