Liburan musim panas, memang pantai adalah tempat paling tepat, seharusnya menjadi liburan yang menyenangkan bagi hinata, tapi apa boleh buat, moodnya hancur di detik pertama ia menginjakkan kaki di atas pasir pantai.
Apa-apaan dia?, kenapa sasuke mengizinkan wanita merah itu bergelayut manja padanya, kch...teman katanya, hinata sangat ingin memecahkan kacamata sialan wanita itu.
"Karin, dia hinata, pacarku". Wanita itu menoleh, "ah kau hinata ya, senang bertemu denganmu, aku karin, temannya sasuke".
Hinata hanya berusaha menahan diri dan menerima uluran wanita itu, menyunggingkan senyum terpaksa karena wanita itu benar-benar tak mengerti situasi, bagaimana bisa dia tetap bergelayut manja di depan pacar temannya?.
Hinata akhirnya hanya mengekor pada mereka, moodnya sangat tidak bagus, liburan apanya, sasuke menyebalkan.
Melihat ada botol hinata dengan sekenanya menendang botol itu hingga mengenai seseorang, mendengar ada seseorang yang marah karena terkena tendangan botolnya hinata berbalik dan hendak pergi, namun sebuah tangan menghentikannya.
"Maaf nona, kau yang melemparkan botol ini?".
Hinata menundukkan wajahnya, dan mengangguk tanda penyesalan, sasuke brengsek, bahkan pria itu tak sadar bahwa hinata tertinggal jejaknya, pria sialan...
"Anu....aku....".
"Hei.... Bukankah kau gadis yang kemarin". Mendengar itu hinata menengadah, melihat di bawah pantulan sinar bahwa seorang pria dengan senyum menawan sedang menatapnya, "kau ingat aku tidak?".
"Ah ya....mmm....kau pria payung itu kan?"..
Pffttt....
"Kau bisa memanggilku naruto, namamu?".
"Aku hinata".
"Bagaimana kalau kita mencari tempat duduk?".
Hinata melihat sekeliling, sasuke benar-benar meninggalkannya, pria brengsek itu, hinata akan mendiamkannya selama seminggu.
"Boleh!!!".
...
Mereka akhirnya duduk di depan kafe sambil melihat pemandangan pantai yang indah, "oh iya, kau sendiri ke sini?".
"Aku bersama pac...hmm...aku bersama temanku". Hinata menggigit bibir bawahnya, bodoamat, toh pria itu tak serius menjadikannya pacar, hubungan mereka hanya hubungan sepihak.
"Lalu dimana temanmu itu?".
"Dia....".
"Hei naruto, jadi kau disini ya, dan kau....bukannya kau pacar sasuke, kupikir sasuke mencarimu".
Hinata menengadah melihat wanita yang tadi menyebut namanya karin datang ke meja mereka.
Bukannya tadi dia bersama sasuke, lalu pergi kemana pria itu, dia bahkan tak ingat kalau mereka datang kemari untuk menebus kesalahannya kemarin.
"Jadi kau pacar sasuke?".
Hinata tak menjawab, apa mereka berdua memang mengenal sasuke?, "hmm aku sudah lama tak bertemu dengannya".
"Kau mengenalnya?".
"Tentu saja, kami satu SMA, aku tidak percaya dia bisa melupakan sak..., ah maksudku aku tidak percaya dia bisa punya pacar secepat itu". Potong naruto dengan cepat, sedangkan karin hanya berdecak kesal, sepupunya ini memang bodoh, hampir saja dia melukai seorang gadis lugu seperti hinata.
"Bukannya tadi kalian berjalan bersama dan meninggalkanku?".
Karin menggeleng, "tadi dia mendapat telefon, kupikir kau yang menelepon karna saat sampai di restoran kau sudah tidak ada di belakang kami, jadi kulihat dia buru-buru pergi".
Hinata terdiam, "kalau begitu, aku permisi dulu".
Hinata cepat-cepat berjalan ke parkir, dan ya sasuke memang disana, tapi juga ada sakura disana, apa membicarakan pekerjaan memang harus semesra itu?, mereka berpelukan tepat di depan matanya, bahkan sasuke tak peduli padanya.
Hinata menekan nomer di ponselnya, ia melihat sasuke melepas sebentar pelukan itu, dan mengangkat telefonnya.
"Kau dimana?".
"Maaf hinata, aku ada urusan mendesak, kau bisa pulang sendiri kan?".
"Apa?".
"Maaf".
Tut tut tut...
Hinata mendengus, sakura, kau memang hebat ya, jika kau menginginkan mantan kekasihmu itu, ambil saja, tidak perlu bersembunyi seperti ini kan....
Jika kau memang ingin sedikit bermain denganku, tidak masalah, akan kuladeni permainan kalian!!!
....
.....
"Ayo kita putus sasuke".
Send.....
Dengan ini aku tidak akan menghalangi cinta kalian lagi kan....