Bab 23

327 66 11
                                    

HAPPY READING

Jaemin sudah sangat merasa bersalah karena membebani Jisung yang harus ikut menanggung akibat dari kemalangannya. Rasa bersalahnya kian membesar tatkala Jisung membawanya untuk menemui Chenle tak lama setelah pernikahan mereka.

Tempat pertemuan itu merupakan padang rumput luas berhias jamur musim dingin berwarna kelabu pucat di sana-sini dan tunggul-tunggul pohon yang ditebang.

"Kau berjanji kepadaku, Jisung!" bentak Chenle. "Kau bahkan bersumpah di hadapan Baba ku!"

Tangan Jisung terangkat berusaha untuk menarik lengan Chenle ke dalam genggaman, namun ditepis kasar.

"Kau bersumpah tidak akan mengambil mistress dengan alasan apapun, tapi kau bahkan menikah saat pernikahan kita saja belum dilangsungkan!" Chenle masih meninggikan suara, "Oh! Kau berani melanggar sumpah karena Baba ku sekarang sudah tak ada?"

Pemimpin klan Baffin tersebut tak lama ini menyusul Lord Yukon, setelah kesehatannya berangsur menurun usai kepergian saudara sesumpahnya.

"Kau pengecut!"

Jisung tidak memiliki pembelaan, ia berakhir tertunduk, "Aku minta maaf."

"Berapa kali harus ku katakan aku tak mau berbagi." Chenle menatap nyalang Jaemin yang berdiri tak jauh di belakang Jisung. "Cih, kau bahkan membawa jalang itu!"

Chenle akan mendekati Jaemin, namun dihalangi tubuh jangkung sang mate. Pewaris muda yang baru naik pangkat menjadi lord itu bertambah kesal. "Jalang! harusnya aku tidak hanya memenggal kepala suami menyedihkanmu itu. Harusnya kepalamu juga sekalian!" Pedangnya sudah ditarik keluar.

Jisung dan Jaemin beserta rombongan pengawal tak jauh dibelakang mereka -termasuk Lord Hyukjae, sontak terkejut. Si Alpha Albus mendongak dan melangkah hapuskan jarak, "C-Chenle-yah...kau yang membunuh Minhyung hyung?" Ia menggeleng ribut, "Tolong bilang kau hanya asal bicara."

Chenle berdecih, "Rasanya memuaskan. Seperti memotong irisan daging kambing di meja makan." Kepalanya terangkat tinggi-tinggi tak menunjukkan penyesalan sampai membuat Jisung kehilangan kata-kata untuk bersuara. Air mata pun mulai membanjiri wajah si Alpha Albus.

Jisung marah, lebih dari marah, tapi ia tak dapat menampik perasaan kuat yang memenuhi dadanya. Ia tulus mencintai Chenle hingga mengubur niat membunuhnya yang mencuat. Dan satu-satunya hal yang dapat melampiaskan amarahnya tanpa terlalu menyakiti atau melukai sangat parah adalah, "Lupakan saja runo antara kita," ketus Jisung sambil berbalik yang mengundang netra Chenle berputar jengah.

"Baffin tidak akan memaafkan penghinaan ini." Chenle mengangkat pedangnya untuk menghunus lurus ke depan tepat di punggung sang mate. Namun belum sampai ujung bilahnya menyentuh, anak panah lebih dulu mendarat di dadanya.

Park Hyukjae yang melakukannya. Bersamaan dengan itu, anak panah dari milik pengawal lawan balas mengenai dada si pemimpin klan. Dia ambruk dari kuda diikuti dengan raungan histeris Jisung yang mengudara, "Ayah!"

Tubuh si Alpha muda ditarik beberapa Schout Albus bertubuh kekar. Dijauhkan dan diamankan dari tempat pertemuan yang berubah kacau dengan Jaemin yang menjerit-jerit histeris dan ketakutan.

"Ayah!"

🍃🍃🍃

Matahari belum menyentuh puncak dinding citadel saat Donghyuck membuka mata. Seketika ia panik saat tidak mendapati Omeganya di ranjang. Buru-buru ia mendudukkan diri dan sontak mengembuskan napas lega setelah melihat prianya sedang duduk di bangku jendela, meringkuk memeluk lutut berbalut selimut bulu tipis sewarna buah prem.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anomali [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang