MALAM SPESIAL BAGI TASYA

2 0 0
                                    

Bunda, Tasya dan Jean keluar dari restoran bintang lima itu setelah beberapa jam mereka makan dan diam di sana.

Jean tadi membayarkan makanan dan minuman yang dipesan oleh Bunda serta Tasya. Dengan begitu, perhatian Jean semakin menarik Bunda.

"Makasi Nak Jean udah bayarin makanan tadi," ucap Bunda.

"Sama-sama Tante."

"Kalau gitu kita pergi dulu," pamit Bunda lalu melenggang pergi.

"Hati-hati Tante!" ucap Jean.

Bunda pergi, namun Tasya masih ada disana.

"Eh? Kamu ga ikut?" tanya Jean.

"Ya ikut lah. Cuman aku mau bilang, ini hari pertama kita temenan secara resmi lho." ucap Tasya memberi kode.

"Terus?"

"Ya Kakak ga mau apa gitu?"

"Apa?" Jean menaikkan sebelah alisnya.

"Dasar gak peka!" pekik Tasya di dalam hati.

"Mau jalan nanti malem? Kita ngobrol seru aja," tawar Jean yang langsung membuat senyum Tasya melebar.

"Mau mau!"

"Seneng banget kayaknya?" goda Jean seraya terkekeh melihat wajah senang Tasya.

"Hehe, soalnya udah lama gak keluar malem. Paling ya kalau keluar juga nemenin Bunda belanja," ujar Tasya sedih.

"Yaudah, nanti kita jalan jalan. Oke?"

"Oke!"

"Yaudah sana gih, nanti Bunda kamu marah lagi karena kamu masih disini," titah Jean.

"Iya Kak! Aku nyusul Bunda dulu ya! Sampe nanti malem!" ucap Tasya sambil melambaikan tangan kanannya.

"Hati-hati di jalan!"

"Oke!"

Jean menggeleng gelengkan kepalanya. "Dasar!"

****

Tasya sudah siap dengan pakaiannya malam ini. Ia sudah memberitahu Bunda kalau ia akan keluar bersama Jean. Tadinya Bunda tidak mengizinkan untuk Tasya pergi, karena takut ada apa apa. Namun ketika mendengar nama Jean, tidak tahu mengapa hati Bunda langsung luluh.

Tasya menatap dirinya di pantulan cermin, sesekali ia merapihkan rambutnya yang sedikit acak acakan.

"Duh deg deg an!" pekik Tasya seraya memegangi dadanya.

"Sya! Ada Jean!" teriak Bunda dari bawah.

"Iya Bunda!" balas Tasya kemudian segera mengambil tas selempangnya dan turun ke bawah.

Mengapa Jean tahu alamat rumah Tasya? Karena gadis itu lah yang memberinya pada saat Tasya pulang dari restoran. Iya, ia ingin dijemput langsung ke rumah, bukan di depan gang.

Tasya tersenyum malu ketika melihat Jean yang tengah duduk di kursi bersama dengan Bunda.

"Nah anak nya dateng," ucap Bunda seraya menatap Tasya.

"Hehe, hallo Kak." sapa Tasya.

"Iya."

"Mau jalan sekarang?" tanya Tasya.

"Boleh."

"Bunda aku pamit dulu ya," ucap Tasya seraya menyalami tangan Bundanya, disusul oleh Jean.

"Kami pamit Tante. Permisi,"

"Iya. Hati-hati di jalan ya? Jangan ngebut bawa motornya," kata Bunda.

"Siap Tante."

Tasya dan Jean pun keluar dari rumah luas bernuasa putih itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 MONTH AND 3 SYMBOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang