Yang Kedua

301 51 13
                                    

"Mau kemana?" Gracio melihat Adel memakai celana pendek dan kaos hitam. Dia nampak mengambil kunci mobil Mazda nya hendak keluar dari apartemen.

"Nyari cewek..." ujar Adel cepat.

"Hah? Bukannya lu cinta mati sama Ashel?"

"Dia nyuruh gue nyari cewe baru, buat dijadiin yang kedua."

Gracio terkekeh sambil bertepuk tangan.

"Good job! Dah, cari lah sana yang kedua ketiga kesepuluh!! Tapi inget yang sehat ya jangan main sama yang berpenyakit!"

"Iyalah. Gue gak akan nongkrong di tempat murahan juga,"ujar Adel. Dia pun memberi isyarat kalau dia hendak pergi. Lalu dia menutup pintu apartemen yang ada di belakangnya.

Setelah pintu tertutup Gracio tersenyum. Dia lebih senang Adel, adek angkatnya itu, jadi seorang pemain daripada dipermainkan. Hatinya meringis melihat pria tampan dan mapan itu dipermainkan janda tidak tahu diri seperti Ashel.

.
.
.

"Loh, Adel?" seorang wanita memanggil Adel saat dia tengah memesan minum di sebuah club di Jakarta. Adel yang merasa dipanggil pun menoleh. Dia menatap wanita berambut pirang itu sambil tersenyum.

"Hai! Apa kabar Chik?" tanya Adel. Wanita yang bernama Chika itu pun tersenyum dengan gummy smile nya. Dia pun duduk di sebuah kursi bar disamping Adel.

"Yah, begitulah. Agak penat makanya kesini," ujar Chika. Lalu dia pun memesan minuman saat seorang bartender lewat di hadapannya untuk memberikan minuman milik Adel.

Adel mengangguk kemudian meminum cocktail pesanannya.

"Hmm, I see."

"Terakhir ketemu kapan sih? Pas kuliah ya?"

Adel mengangguk.

"Iya. Lu gimana sekarang? Ngambil spesialis?"

Chika tersenyum.

"Spesialis anak. Gue suka anak-anak soalnya..." jawab Chika. "Kalau lu?"

"Anestesi. Di Jerman tapi bukan di Indonesia."

Chika terdiam. Dia ingat saat dulu Adel tiba-tiba berhenti kuliah dan kabarnya pindah ke Jerman. "Sorry nih, dulu gue denger gosip katanya lu berhenti kuliah gara-gara Ashel?"

"Iya. Bokapnya sih yang bikin gue diberhentiin."

"Terus sekarang gimana? Katanya Ashel udah nikah lagi sama pengusaha?" ucap Chika. Adel terkekeh. Iya, dia menikah lagi, di belakang Adel. Membohongi Adel habis-habisan.

"Iya katanya," jawab Adel sekenanya. "Lu gimana? Udah nikah?" tanya Adel spontan. Dia tidak mau tahu kondisi pribadi orang lain sebenarnya. Tapi entahlah dia hanya ingin mengalihkan pembicaraan dengan topik apapun.

Chika nampak lemas. Dia mengalihkan tatapannya dari Adel. Melihat itu, Adel agak menyesal sudah mempertanyakan pertanyaan tersebut pada Chika.

"Sorry," ucap Adel.

"No no. No need to be sorry. Aku cuma agak sedih aja..."

"Why?"

"Aku baru saja cerai siang ini. Haha..."

"Oh, sorry to hear that..."

"Dibilang gapapa. Gue gak nyesel cerai sama dia kok. Gue cuma nyesel kenapa dulu mau nikah sama dia, harusnya gue masih bisa menikmati hidup," ucapnya dengan sendu.

"Hmm. Okay..." Adel bingung mau merespon apa. Dia reflek menggenggam tangan Chika yang ada di atas meja bar lalu mengelus punggung tangannya dengan lembut. "Kadang, seseorang datang bukan untuk menetap, tetapi untuk memberikan pelajaran. Sabar ya?"

Not A Faithful RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang