Seminggu telah berlalu di semester awal Akademi Sihir Ultima. Stella Despedia, gadis misterius dengan rumor mengerikan, kini akhirnya bisa menjalani kehidupan sekolahnya seperti yang dia inginkan.
Sebelumnya, di hari pertamanya masuk kelas. Stella melakukan sesuatu yang membuat semua orang menjadi takut dan menganggapnya gila. Hal itu dengan cepat menyebar, dan kini semua orang yang melihat Stella akan menjauh dan tidak ada yang berani membicarakannya lagi saat dia masih terlihat.
Tentunya hal itu hanya berlaku bagi kelas satu dan sebagian kelas dua, dan sedikit dari kelas bangsawan.
Tapi Stella cukup senang dengan itu. Walaupun ekspresinya kembali seperti orang yang sedang bosan, dia sebenarnya cukup nyaman saat tidak ada yang mencoba mendekati atau membicarakannya.
Dia mungkin belum memiliki teman, tapi dia memiliki hobi yang tidak lama ini dia tekuni, membaca buku. Dan selama ini, dia selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan hingga menjelang sore.
Tapi hari itu sedikit berbeda. Jalan yang biasa Stella lewati untuk pergi ke perpustakaan tiba-tiba saja dipenuhi orang-orang. Dia berulang kali menyuruh mereka untuk minggir, tapi tidak ada yang mendengarnya. Semuanya fokus dengan sesuatu yang ada di depan.
Jadi Stella menciptakan tornado kecil di sekeliling tubuhnya. Saat dia berjalan dan tornado itu menyentuh seseorang, orang itu akan secara otomatis terlempar tanpa tahu apa yang membuatnya terbang.
Stella kembali berjalan seperti biasa, menerbangkan setiap orang yang berjalan menghalangi jalannya. Hingga kemudian dia tiba di pusat perhatian semua orang.
Terlihat dua orang serba putih, baju, celana, jubah, dan rambut putih sedang memarahi seorang gadis yang juga mirip dengan mereka dan sedang duduk di lantai.
"Kau tidak seharusnya berada di sini!" teriak pemuda berambut putih itu kepada gadis berambut putih panjang. "Kau itu hanya aib bagi keluarga Wintersnight!"
Gadis yang dimarahi hanya diam menunduk.
"Oi. Apa kalian tahu kalau menghalangi jalan itu tidak sopan? Cepat minggir." Tanpa peduli siapa mereka, Stella tanpa ragu menegurnya.
"Hah!? Ini urusan bangsawan! Jangan ikut campur!" balas pemuda berambut putih itu.
"Kakak, dia itu si Penyihir Gila," ucap perempuan berambut putih pendek di sebelahnya.
"Hm." Kini perhatian pemuda itu teralihkan kepada Stella. "Jadi kau si Penyihir Gila itu. Orang yang bikin heboh akhir-akhir ini. Bagus-bagus. Aku sudah punya rencana untukmu. Siapa sangka kau sendiri yang datang menemuiku."
Pemuda itu lalu melihat sekitarnya. Dia bisa melihat jika masih banyak yang menyaksikan mereka, walau orang-orang yang berada di dekat Stella sudah pergi menjauh.
"Bagus. Jumlah penontonnya cukup. Ayo bertarung! Aku akan menunjukkan pada mereka jika kau bukanlah seseorang yang harus ditakuti."
"Kau hanya akan menyakiti dirimu," jawab Stella.
"Hah. Bisakah kau katakan itu lagi setelah melihat ini?" Pemuda itu menarik sebelah tangannya ke belakang. Lingkaran sihir berwarna biru lalu muncul di atas telapak tangannya, serbuk es mulai keluar dan perlahan membuat sesuatu.
Stella merasa bosan menunggunya, tapi dia tidak bisa menyerang orang itu lebih dulu. Lalu, akhirnya sesuatu terbentuk. Sebuah tangan raksasa yang terbuat dari es.
Ice Devil Claw!
"Dengan ini, aku bisa merobek tubuhmu langsung. Tapi karena aku tidak sekejam itu, aku hanya akan memelukmu dengan tangan ini dan membuatmu terasa seperti diselimuti oleh es. Aku akan membuatmu berteriak dan menangis sekeras mungkin hingga semua orang bisa mendengar bahwa kau itu hanyalah pembual, penyihir pengecut yang meninggalkan teman-temannya mati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare In Ultima Academy
FantasyWalaupun memiliki reputasi buruk yang diberikan kepadanya. Penyihir muda itu tetap memutuskan untuk bersekolah di sekolah sihir paling elit yang ada di dunia. Dan walaupun pihak sekolah juga mengetahui reputasi buruk tentang gadis itu, mereka dengan...