05 Sumpah di Depan Bulan Purnama

24 7 2
                                    

Stella dan Suisei telah berada di Hutan Putih untuk berlatih. Suisei cukup tegang, tapi juga bersemangat karena akhirnya ada seseorang yang mau mengajarinya mengendalikan kekuatannya.

Stella mengambil sebuah ranting yang tidak terlalu panjang.

"Hari ini kau akan belajar mempelajari sihir Freezing Breath sampai sempurna. Ini adalah sihir yang umumnya diajarkan pada anak-anak."

Stella menghadap ke sebuah pohon. Dia lalu memegang ranting, lurus di depan mulutnya.

"Pertama. Rasakan mana yang ada dalam dirimu. Di tubuhmu, juga di mulutmu. Jika kau sudah merasakannya, cobalah selaraskan mana itu dengan nafasmu, dan saat kau siap. Kau hanya perlu menghembuskannya dengan perlahan."

Stella meniup ranting itu dengan perlahan. Hembusan udara yang dikeluarkan oleh Stella terlihat berwarna putih. Ranting itu lalu terlihat mulai membeku secara perlahan.

Stella lalu menjentik ranting itu dan seketika pecah semua, termasuk ranting yang ada di dalamnya. Membuktikan jika itu adalah pembekuan yang sempurna.

"Sekarang giliranmu."

"Baik."

Suisei mengikuti semua petunjuk yang telah diberikan oleh Stella, dan kemudian, dia mulai menghembuskan nafasnya ke ranting.

"Berhenti." Stella menghentikan Suisei saat gadis itu baru beberapa saat mulai.

"Ada apa, Stella? Apa aku melakukan kesalahan?"

"Lihat saja sendiri."

Suisei melihat jika ranting di tangannya sudah membeku. Lalu dia juga melihat jika pohon yang berada di depannya juga terlihat sedikit membeku.

"Kau melakukannya lagi. Mana dan nafasmu tidak selaras. Kau mengeluarkan mana yang lebih besar dari yang diperlukan. Ulangi lagi."

"Baik."

"Tapi kali ini, cobalah mengatur nafasmu masuk dan keluar sebelum melakukannya. Lakukan berulang kali sampai kau benar-benar siap."

"Aku mengerti."

Suisei melakukan 7 tarikan nafas sebelum akhirnya melakukan Nafas Beku.

Kali ini dia nampak lebih tenang, dan udara beku yang dia keluarkan juga hanya fokus untuk membekukan ranting. Pada akhirnya, ranting di tangannya telah menjadi es dan tidak ada hal lain yang ikut membeku.

Stella menjentik ranting es itu dan ranting itu terbelah dua. Berbeda dengan yang dia tunjukkan sebelumnya dimana ranting itu bisa hancur sepenuhnya.

"Apa aku gagal?" tanya Suisei.

"Tidak sempurna, tapi tidak masalah. Ulangi lagi sampai kau hanya perlu satu tarikan nafas."

"Baik."

Suisei kembali melakukan Nafas Beku ke ranting. Jumlah tarikan nafas yang dia butuhkan-pun semakin berkurang seiring jumlah ranting yang berhasil ia bekukan. Lalu di percobaan ke-10, Suisei melakukannya hanya dengan satu tarikan nafas.

Suisei menunjukkan hasilnya kepada Stella. Dia kembali menjentik ranting dan kali ini, ranting es itu hancur seluruhnya. Suisei telah melakukan pembekuan sempurna.

"Itu cukup lama. Tapi kau berhasil. Kita akan lakukan yang lebih sulit lagi."

"Siap."

Stella berdiri di depan sebuah pohon tanpa memegang apa-apa. Dia lalu mengangkat tangannya ke depan pohon.

"Kali ini, kau harus bisa membekukan pohon hingga cukup menghancurkannya."

"Menghancurkan!?" Suisei merasa jika level-nya jadi naik terlalu jauh.

Nightmare In Ultima AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang