Seorang wanita muda berambut pendek berwarna merah muda nampak berjalan menuju suatu tempat. Tujuannya adalah kamar salah satu muridnya yang sudah tidak masuk selama beberapa hari ini.
Di depan kamar sang murid, dia lalu memanggil namanya. "Stella Despedia, apa kau ada di dalam?"
Tidak ada jawaban. Dia mencoba memanggilnya kembali, tapi kemudian dia mendengar lebih dulu suatu suara dari dalam.
"Kenapa tidak berhasil!?"
Sebuah kemarahan. Dia kemudian tanpa ragu membuka pintu kamar itu dan masuk ke dalamnya.
Kamar Stella sangatlah sederhana. Dia tidak membawa apa-apa dari luar dan hanya hidup dengan apa yang sudah ada di kamar itu, seperti kasur, lemari pakaian sederhana, juga meja belajar.
Gadis itu tidak pernah mengurusi penampakan kamarnya. Tapi apa yang terlihat saat itu sungguh berbeda.
Lemari baju yang memang sedari dulu kosong itu nampak telah terbelah dua, dengan hanya satu potongan yang terlihat ada. Jendela yang berada di samping kasur juga hilang, dan nampak banyak bekas cakaran hitam raksasa di dinding, lantai, juga atap.
Dan gadis yang dicari nampak berada di depan meja belajar dengan buku yang menumpuk. Seperti biasa, dia hanya menggunakan seragam putih dan celana dalam hitam.
"Kenapa tidak berhasil!?" ulang gadis itu.
"Stella. Apa kau baik-baik saja?" tanya Sakura.
"Jangan ganggu aku!" teriak Stella sambil menatap ke arah sang guru.
Sakura sangat terkejut hingga terdiam beberapa saat. Dia merasa jika wajah Stella tadi sangat menyeramkan, dengan mata yang semuanya hitam, dan mulut yang dipenuhi oleh taring.
Refresh
Stella menggunakan sihir penenang kepada dirinya sendiri. Meyakinkan dirinya jika yang dia lihat tadi tidak nyata.
Dia lalu mencoba kembali bicara dengan sang murid.
"Ini aku, Sakura, gurumu di kelas 1 standar. Apa kau lupa?"
Stella terdiam sejenak. Lalu dia menoleh ke arah Sakura. Sang guru sempat gugup jika wajah sang murid benar-benar seperti yang dia bayangkan tadi.
"Sensei?" ucap Stella. Wajahnya tidak seperti yang dibayangkan oleh sang guru. Walau nampak jelas kantong hitam di bawah kedua matanya, tanda jika dia belum tidur selama beberapa hari itu.
"Ayo bicara. Mungkin aku bisa membantumu."
Stella dan Sakura lalu duduk saling berhadapan, dengan Stella duduk di kasur, dan Sakura duduk di bangku belajar. Sakura telah menggunakan Refresh beberapa kali kepada Stella, walau nampak tidak berefek.
"Apa yang coba kau lakukan?" tanya Sakura dengan lembut.
Sakura memiliki sebuah skill pasif bernama Angelic Voice. Skill itu akan membuat suara Sakura terdengar menenangkan dan tidak mengancam. Skill ini tidak akan aktif jika Sakura berniat untuk memarahi atau menegur.
"Aku ingin mencoba melakukan Shadow Binding versiku sendiri. Tapi tidak berhasil."
"Shadow Binding? Bukankah itu tehnik dari keluarga Blackshadow? Tentu saja kau tidak bisa, itu adalah sihir kuno yang hanya diajarkan kepada anggota Blackshadow yang berpotensi."
"Tapi aku harus berhasil."
"Kenapa?"
"Karena aku menginginkan sihir seperti itu."
"Apa itu sangat penting?"
"Sensei. Aku tidak pernah sangat menginginkan sesuatu hingga aku melihat sihir itu. Dan semakin lama aku tidak bisa mendapatkannya, emosiku semakin tidak terkendali. Dan itu bukan hal yang baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare In Ultima Academy
FantasyWalaupun memiliki reputasi buruk yang diberikan kepadanya. Penyihir muda itu tetap memutuskan untuk bersekolah di sekolah sihir paling elit yang ada di dunia. Dan walaupun pihak sekolah juga mengetahui reputasi buruk tentang gadis itu, mereka dengan...