Setelah menunggu kurang lebih satu jam akhirnya Ndoroku datang .
Aku dan Mbak Yayuk diantar ke dalam tepatnya di ruang tv , saat aku memasuki ke dalam ruangan ,lagi lagi aku terpukau dengan keadaan di dalamnya.
Kami harus melewati dapur bersih yang sangat mewah dengan lemari es dua pintu yang sangat besar dan juga alat alat elektronik lainnya ,yang baru pertama kali aku lihat seumur hidupku , akupun belum tau apa namanya alat ituLalu kami melewati ruang makan di sebelahnya yang terkesan menyatu dengan dapur bersih.
Ada satu meja kayu jati besar berwarna coklat tua dihiasi lampu gantung mewah di atasnya.
Di sampingnya terdapat lemari kaca besar berisi hiasan kristal dan guci kecil terbuat dari porselen .terdapat juga sebuah foto keluarga yang besar menempel di tembokSampailah kami di ruang tv yang di tuju , di sana terdapat telivisi layar datar yang sangat besar terletak di atas rak besi mengkilap berwarna emas dialasi kaca tebal di bawahnya terdapat benda benda elektronik yang juga belum aku tau namanya .
Disamping sampingnya terdapat foto foto dan hiasan hiasan keramik dan patung dan rangkaian bunga mawar putih yang indahKemudian Ndoroku mempersilakan Kami duduk di sofa ,tapi mbak Yayuk justru duduk di bawah, tepatnya di karpet bulu bulu tebal berwarna abu abu depan sofa Aku pun mengikuti mbak Yayuk dan duduk di sebelah nya kemudian setelah mengantar kami ,mbok Narsih pamit ke belakang .
Bu Arumi nama ndoroku ,mbok Narsih yang memberitahuku .
Beliau terlihat sangat cantik dengan rambut sebahu kulitnya putih rambutnya hitam bergelombang dengan riasan tipis tapi terlihat anggun .
Tutur bahasanya halus dan berwibawa aku hanya bisa mengangguk angguk saat beliau memberikan arahan arahan dan wejangan kepadaku .
Dan tidak terlalu lama aku di interview beliau karena sudah mempercayakan segala sesuatunya kepada mbok Narsih untuk mengajariku nanti .Kemudian aku di persilahkan ke belakang untuk beristirahat dulu karena aku baru datang dan baru besok aku mulai bekerja
**
Mbak Yayuk masih berbincang bincang dengan Bu Arumi lumayan lama sampai akhirnya mendatangiku untuk pamit padaku, sambil berpesan agar aku giat rajin bekerja dan Jujur jangan sampai membuat Mbak Yayuk malu .
*Keesokan harinya akupun sudah mulai bekerja.
Mula mula aku menyapu dan mengelap perabotan di ruang dalam yang begitu luas, kemudian mengepel lantai rasanya pinggangku mau patah , .untungnya mengepel hanya dua hari sekali tetapi setiap hari harus di sapu .
Rumah ini ada 4 kamar dua di bawah dan dua di lantai atas ,di belakang ada kolam renang dan taman yang sangat luas hanya ditanami rumput yang tertata rapi ,di hiasi batu batu kecil berwarna putih dan di pinggir tembok belakang yang sangat tinggi terdapat pohon palem dan pohon hias yang ranting dan daunnya menjuntai kebawah dan untungnya tanaman ini tidak merontokkan daunnya setiap hari, jadi halaman terlihat rapi dan bersih .
Ada sebagian tembok yang ditempelkan tanaman anggrek beraneka ragam sehingga terlihat sangat estetik .
Di samping kolam renang ada semacam gazebo yang terbuat dari kayu jati,di atasnya tertata bantal bantal yang di peruntukkan untuk rebah rebah manjaah sambil berbincang santai .
Lampu taman juga tak kalah indah saat malam tiba membuat suasana temaran tampak romantis ..hehe ..
Dan semua itu terlihat dari ruangan tv dan ruang makan karena jendela dan pintu kacanya besar terbuat dari kaca sangat indah dan asri.**
Ritme hidupku mulai berubah setelah mulai bekerja ,aku harus bisa mengatur waktu pagi pagi setelah sholat subuh aku bergegas menyapu dan mengepel lantai. Membersihkan halaman , kemudian mencuci baju menggunakan mesin .
Setelah selesai baru aku mulai membantu mbok Narsih untuk memasak , aku banyak diajarkan menu menu masakan oleh mbok Narsih .
Dari menu tradisional, cina sampai. Masakan eropa beliau dengan telaten dan sabar memberikan ilmunya kepadaku aku,yang sudah di anggap seperti cucunya sendiri , beliau bilang aku anak yang penurut dan rajin sehingga mbok Narsih sayang padaku .Mbok Narsih bercerita bahwa dia juga seorang janda sama seperti ku .
Dia. Mempunyai dua orang anak ,satu laki laki dan perempuan mereka tinggal di desa. mereka di tinggal mbok Narsih merantau ke kota saat masih sekolah SMP dan SD sepeninggal suaminya karena sakit .Saat merantau pun , banyak suka duka yang di alaminya . Sudah sering mbok Narsih berpindah pindah pekerjaan sebelum akhirnya beliau merasa sreg untuk bekerja di keluarga pak Hariadi sampai sekarang . Sudah hampir 25 tahun lamanya mbok Narsih mengabdi .
***
6 bulan kemudian.
Aku sudah merasa nyaman bekerja di sini, pak Hariadi dan Bu Rumi orang yang sangat baik , tidak cerewet dan belum pernah memarahiku , mungkin karena aku juga berusaha bekerja dengan baik .
Bu Rumi orang yang ramah dan menyenangkan sementara Pak Hariadi cenderung pendiam dan berwibawa
Beliau sangat sibuk ,hanya beberapa hari saja berada di rumah , lebih sering berdinas ke luar kota karena mempunyai beberapa perusahaan .Oh iya Pak Hariadi mempunyai putri dua , masing masing sudah berkeluarga.
Mbak Dina sudah married dan tinggal di Belanda mengikuti suaminya yang bertugas di sana dan sudah di karuniai satu putra .
Dan yang kedua Mbak Laras juga sudah married dan juga bersuami orang bule. Tepatnya orang inggris beliau masih pengantin baru dan belum mempunyai putra .Jadi sehari hari kami hanya bertiga di rumah yang besar ini , sebenarnya ada juga pak Marno. Yang bekerja sebagai supir. Tapi tidak setiap hari datang. Karena hanya datang saat di telpon saja saat ada bapak .
Atau saat ini mau pergi jauh karena ibu juga bisa mengendarai mobil sendiri .Ada juga pak Radi beliau tukang taman yang datang seminggu dua kali untuk mengurus taman dan hal hal kecil lainnya yang di suruh ibu , kebetulan rumah pak Radi dekat dengan perumahan di Sini .
Menurut cerita mbok Narsih pak Radi di belikan rumah oleh pak Hariadi karena sudah bekerja sangat lama , jauh sebelum pak Hariadi menikah dengan Bu Rumi . Dahulu pak Radi bekerja di rumah orang tuanya .
***
3 bulan kemudian.
Suasana rumah sangat sepi . Hanya ada aku dan mbok Narsih .
Bu Rumi Ndoroku sudah hampir dua Minggu berada di Singapura , mengantarkan Pak Hariadi ndoro kakungku alias suami Bu Rumi untuk berobat dalam rangka pemulihan setelah terkena stroke . Ini yang ketiga setelah itu baru Bapak baru akan menjalani pengobatan dan fisioterapi di jakarta supaya lebih dekat dengan kota kami begitu kata Bu Rumi sebelum berangkat ke Singapura.
KAMU SEDANG MEMBACA
kISAH WINA JANDA Dari DESA
Non-Fictionkisah Wina seorang janda lugu dari desa yang menjadi saksi perselingkuhan majikan nya. *Harap bijak dalam membaca banyak adegan dewasa . Bocil dilarang membaca !!