Angkasa keluar dari sebuah ruangan bertuliskan ruangan BK bersama seorang laki laki paruh baya yang mengekor di belakangnya. Usai pertemuan singkat antara Angkasa dan lekaki tadi dengan guru BK di sekolah Angkasa, mereka pun keluar.
Angkasa terus berjalan tanpa suara sejak keluarnya dari ruangan hingga sampai di koridor yang tampak sepi barulah ia berbalik menghadap laki laki di belakangnya yang setia mengekor.
"Nih buat bapak. Makasih udah bantuin saya," ucap Angkasa seraya memberikan beberapa lembar uang yang diambilnya dari dompet.
"Sama-sama Mas, makasih juga ini," balas si bapak tadi yang ternyata adalah wali bayaran yang sengaja Angkasa minta untuk memenuhi panggilan sekolah dan berpura-pura menjadi orangtua Angkasa. Sebut saja Pak Bari.
Angkasa mengangguk, " Iya. Lain kali bantu saya lagi kalau saya dipanggil lagi ya."
Pak Bari tertawa pelan. Ia sih senang senang saja kalau diminta menjadi wali pura-pura untuk Angkasa. Toh, dia hanya duduk sambil mendengarkan ceramahan guru BK Angkasa kemudian sudah, setelah itu dapat bayaran pula dari Angkasa. Kebetulan juga bisa jadi uang seseran diluar pekerjaannya yang hanya seorang driver ojol.
"Boleh, Mas. Tapi alangkah baiknya jangan sih, Mas. Sekolah yang rajin, biar pinter dan jadi orang sukses nanti," balas Pak Bari sembari terselip ceramah kecil pada kalimatnya.
Angkasa hanya tersenyum tipis melalui sudut bibirnya. "Makasih, Pak."
"Emang orangtua sampean dimana kok sampean minta saya pura-pura jadi walinya," tanya Pak Bari lanjut kepo.
"Makasih bantuannya, saya harus ke kelas, bapak bisa pergi sekarang," balas Angkasa tanpa menanggapi pertanyaan kepo Pak Bari. Angkasa tidak terlalu menyukai saat ada yang bertanya tentang kehidupan pribadinya.
"Oh, yasudah Mas kalau gitu saya pergi dulu. Sekali lagi makasih ini bayarannya mas."
Tanpa mendapat balasan dari Angkasa Pak Bari pun pergi meninggalkan Angkasa yang masih berdiri dengan ekspresi datar di wajahnya.
Ia menghela napas setelah kepergian Pak Bari. Entah sudah berapa kali Angkasa mendapat surat panggilan orangtua ke sekolahnya, tetapi ini adalah baru ketiga kalinya Angkasa memenuhi panggilan sekolah dan membawa wali untuk menghadap ke gurunya. Lantaran tak ada wali yang akan memenuhi panggilan sekolah, akhirnya Angkasa meminta bapak bapak random tadi untuk diminta berpura-pura menjadi walinya.
Bukan tanpa alasan Angkasa melakukan hal itu. Itu karena Angkasa hanya memiliki seorang ayah yang hidupnya habis di meja kerja tanpa memiliki waktu sedikitpun untuk Angkasa, sedangkan sang ibu telah meninggal saat melahirkan Angkasa.
🍂🍂🍂
✨Angkasa Mikael Maheswara✨
Hidup itu untuk apa sih?
Apa tujuannya?
Mati, kan?🍂🍂🍂