Satu

697 64 7
                                    




23:30

Angkasa melepas helemnya usai balapan taruhan bersama lawannya malam ini yang merupakan anak sekolah sebelah. Seperti biasa, Angkasa tak pernah kalah dalam hal seperti itu, entah kemampuan darimana ia selalu bisa mengungguli lawannya. Padahal Angkasa pun melakukan hal itu semata mata hanya untuk menghibur dirinya, tidak terlalu berharap menang karena Angkasa tidak butuh. Hasil taruhan yang dilakukan pun selalu akan berakhir untuk teman temannya bersenang senang.

"Lo emang selalu keren, Sa!" Puji salah satu temannya, Luqi.

Angkasa hanya mendengus sombong merasa tak tersanjung sedikitpun sebab baginya itu bukan sebuah pencapaian yang patut dibanggakan.

"Menang lagi. Traktiran lagi nih," kode sang teman lainnya, Julian.

"Hadiah taruhannya," ucap seorang pemuda menghampirinya sambil Angkasa dan memberikan segepok uang taruhan tadi.

Angkasa menerimanya kemudian. "Thanks."

Pemuda itu langsung pergi lagi tanpa basa basi.

"Abis ini lo mau kemana?" Tanya Julian kepada Angkasa.

Angkasa mengangkat sebelah alisnya. "Apa lagi? Ajak yang lain ke cafe, pake tuh duit buat seneng seneng," jawab Angkasa.

"Wiiiih.. Serius?"

"Lo yang minta tadi."

"Hehe padahal cuma becanda sih" Julian menggaruk kepalanya malu.

"Ajak mereka juga noh," Angkasa mengendikan dagunya ke arah rombongan lawan balapannya tadi.

Julian menoleh ke arah segerombolan itu dan kembali menatap Angkasa tak yakin.

"Lo serius? Kan mereka lawan lo tadi njir."

"Ck."

Tanpa menunggu lama Angkasa sendiri yang menghampiri gerombolan itu dan mengajak mereka ikut bergabung menikmati hasil balapan tadi.

"Oi," ucap Angkasa kepada lima pemuda yang salah satunya adalah rivalnya tadi.

Mereka langsung menoleh kepada Angkasa dengan pandangan heran.

"Kenapa? Udah pas kan uang taruhannya tadi," ujar salah satunya.

Angkasa mengangguk, "Gue kesini mau ngajak kalian gabung sama kita," ajak Angkasa.

"Gabung?"

"Gue traktir."

Kelima pemuda itu tampak bingung karena tiba tiba Angkasa mengajaknya padahal seharusnya mereka rival karena habis tanding balap tadi.

Angkasa terkekeh geli melihat ekspresi mereka. "Santai aja. Bukan karena balapan tadi kita jadi musuh kan? Lagian gue tanding bukan buat menang atau ngalahin lo tapi gue cuma mau seneng seneng aja," ujar Angkasa menjelaskan.

Mereka masih tampak saling pandang satu sama lain seakan meyakinkan. Mereka hanya takut Angkasa hanya akan mempermalukan gerombolannya karena kalah balapan tadi.

"Gue Angkasa, dari SMA Cakrawala kelas 12-b kalo lo mau cari gue," ucap Angkasa mengulurkan tangannya sambil membeberkan identitas sekolahnya melihat keraguan para pemuda itu.

Setelah mendengar itu akhirnya mereka percaya dan yakin. Salah satunya pun menerima uluran tangan Angkasa untuk berkenalan.

"Naka, dari SMA Merpati."

Angkasa mengangguk kemudian memindahkan padangannya kepada emoat pemuda lainnya agar ikut memperkenalkan diri.

"Gue Rain."

Angkasa (dihati) LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang