9:10 am
Saturday, September 7th.Munchen, germany.
Pemakaman Alter Sudfriedhof
Ken Wasser, sang calon penerus dari si hebat Aaron Wasser. Sekarang ia sedang berlibur di Jerman bersama guru megumi, bukan berlibur sih... Tepatnya mereka akan mengunjungi kuburan sang almarhum Aaron Wasser di pemakaman Sudfriedhof. Perjalanan yang jauh dari Indonesia menuju jerman, perjalanan yang cukup melelahkan selama seharian. Awalnya hanya Ken yang ingin berkunjung untuk mendoakan ayahnya, tapi guru megumi bersungut-sungut ingin ikut dengan alasan ingin bertemu teman baiknya, padahal ia sudah tiada. Mungkin maksudnya ingin mengunjunginya di pemakaman.
Sampai di kota munchen, mereka berdua memesan 1 kamar hotel untuk tempat mereka beristirahat dan merajut bulu mata mereka.
(Ken POV)
"Ternyata hotel disini murah juga, kukira uangku bakal kurang disini." Celetuk kek megumi.
"Yap, sangat sangat murah! Sampai sampai aku ingin menekel kakimu itu sampai jatuh dari ketinggian lantai 11 ini. 587 euro (10.000.000 rupiah) untuk sehari menginap kau kata murah? Dunia ini benar benar sudah rusak, apakah kau tidak tau apa artinya hemat?"
"Makhluk apa itu? Aku tidak pernah mendengarnya, tapi sepertinya enak kalau digoreng."
"Huft... Orang tua ini memang sudah pikun stadium enam puluh enam, makin lama makin horor saja."
Bruk!!
Guru megumi menjatuhkan diri ke kasur putih besar didepannya, mengeluh seakan akan dia yang paling kelelahan, padahal saat diperjalanan dari bandara menuju hotel ini aku yang menggendongnya, ia mengaduh bahwa katanya ia sedang kurang enak badan dan demam, padahal itu hanya akal-akalannya ingin digendong agar tidak mengeluarkan tenaga, buktinya? Kalian ingin bukti? Dia membeli es krim cone rasa stroberi bertabur cokelat di tengah-tengah perjalanan, benar-benar cerdik.
"Hei Ken." Guru memanggil sambil berbaring di atas kasur.
"Ada apa?"
"Coba kesini, berbaringlah."
Aku tidak tau akal-akalannya sekarang, tapi aku lakukan saja, aku berbaring disampingnya.
"Bagaimana? Bukankah ini sangat nyaman dan hangat?" Aku tidak tau maksudnya, tapi ini benar, ini sangat nyaman dan hangat, sepertinya aku akan suka disini.
"Ini adalah hadiah, semua ini, aku sudah sering merepotkanmu selama perjalanan, anggap saja ini sebagai permintaan maaf dan terimakasih dariku, uang ini tidak ada artinya jika dibandingkan denganmu Ken, yah karena uangku masih banyak dirumah wkwkwk, tapi niatan utamaku adalah karena aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri, terimakasih karena selama ini sudah menemaniku Ken."
Keadaan hening sejenak, dari rasa benci sekarang berubah menjadi terharu.
"Baiklah, waktu istirahat selesai, ayo kita keluar, kita keliling keliling mungkin... Pumpung kita ada disini, manfaatkan waktu kita dan yang bisa kita lakukan disini." Kek Megumi mengajakku untuk keluar hotel, padahal baru saja berbaring, aku masih kelelahan, tapi bagaimanapun juga aku tetap harus menjaganya agar tidak kenapa-kenapa disini, ini negara luar, bukan di Indonesia lagi. Kek Megumi juga tidak bisa berbahasa Jerman, berbeda denganku yang sudah lihai berbahasa Jerman.
Disini memang negara asalku, aku menghabiskan masa kecilku disini sampai aku berumur 8 tahun. Yap, terakhir kali itu adalah saat peristiwa ayahku dibunuh dan aku diselamatkan oleh seorang pahlawan gagah berani bersenjata tongkat yang anggun, lebih tepatnya diculik oleh kakek kakek peot ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freedom From The Demons Season 1: Call Of The Night
Fantasíabercerita tentang seorang remaja bernama Arga Heavenlight yang hidup pada zaman invasi para iblis. ia harus melalui hari hari yang berat dan penuh dengan perjuangan. ia akan berpetualang, bertarung, belajar bersama teman temannya untuk memecahkan se...