sejujurnya dionra dia bingung sama dirinya sendiri karenaa dalam hatinya sebenarnya kalo ada sedikit perasaan terhadap istrinya sendiri.
" hmmm semenjak melahirkan anak laki-laki kami, pikiran gw tidak bisa luput dari yunia," ucap pelan Dionra didengar sama Pasha dan sagara
sebenarnya yang membuat pasha heran umur dirinya udah 15 tahun, dan adiknya 13 tahun tapi ayah, dan bundanya belum bilang mencintai satu sama lain otomatis mereka udah menikah selama 16 tahun.
disisi lain yunia lagi mengontrol penyakit karena selama ini sengaja dia sembunyikan, ya karena alasannya ingin membuat dionra senang makanya dia sengaja sembunyikan penyakit mematikan didalam suaminya.
" gimana dok penyakit saya ?," tanya Yunia kepada dokter langganan dirinya
"seperti biasanya bu yunia ga ada perkembangan bahkan semakin memburuk, karena saat itu anda memaksakan melahirkan putra anda di dunia," jelas dokter
" tidak masalah jika umur ku tinggal sebentar karena mau bagimanapun putraku harus tumbuh sebagai laki-laki tampan sepertinya ayah nanti," kata Yunia tapi malah ke bulol
" dasar bucin sekali anda," ujar dokterya gimana tidak mirip suaminya karena putranya memang teriplek mirip dionra, bahkan yunia hanya dapat hikmah saja ibarat nya cuma numpang di rahimnya yunia.
" yaudah saya mau pulang dulu," pamit Yunia, kepada dokter
" baiklah hati-hati dan ini obat anda tolong di minum jangan ada alasan lagi untuk tidak meminumnny, kek kemarin katanya hilang apa tidak boleh karena bagaimanapun kamu harus bertahan ga demi suami anda demi anak," nasihat saran dari dokter
" iyaaa Doktel bawel," ejek Yunia tersenyum
" ishh dikasih tau gabisa nurut banget," ucap dokter kesel sama Yunia.yunia pulang dari rumah sakit ingin kerumah tapi sayangnya, dirinya harus melihat suami bersama kekasihnya disitu diaa udah bulatkan tepatnya untuk mengakhiri hidup dengan perlahan, karena dirinya tidak mauu terus menerus sakit hati izinkan pergi selamanya dari dunia umur putrinya baru 15 tahun sedangkan putra nya baru 13 tahun.
disisi dionra dan senna mereka mengobrol
" sayang kamu kapan nikahin aku, kita udah pacaran hampir 17 tahun loh ?," tanya Senna kepada Dionra, padahalkan dirinya udah nikah diam-diamdionra yang udah cape ditanya seperti itu hanya bisa diem seribu bahasa karena percuma sajaa dia jawab, kekasihnya ini begitu menyebalkan dalam hati dionra, " maaf yaa gw cuma mau sama yunita, jangan ganggu hubungan kami," lagi asik melamun dionra melihat istrinya tapi disaat menghampiri yunia tangannya di tarik sang kekasihnya.
yunia yang melihat ituu hanya bisa tersenyum karenaa udah gadaa tenaga lagi untuk merasakan cemburu, karena dia pikir percuma cemburu umur diaa udah ga lama lagi dia pun memutuskan pulang, disaat baru pulang dia udah di sambut sama putra dan putri nyaa, sebenarnya yunia termasuk lama bertahan sama penyakit mematikan itu, bahkan usia putrinya udah 15 tahun dan putranya udah 13 tahun jadi ga heran yunia, udah ga kuat lagi di dunia semenjak penyakitnya makin parah yunia sering mimisan.
" bunda dari mana aja, kok adik sama kakak gak ajak ?," tanya Sagara cemberut, karena Yunia tidak pernah kasih tau apa yang terjadi
" lahh iyaa jugaa sebenarnya bunda jarang dirumah kemana ?," ucap Pasha bertanya kepada bundanya
" ouh mamah cuma ke pasar aja tadi, tapi barang yang mamah mau beli ga ada," jelas yunia berbohong kepada anaknya, tapi sayangnya anaknya dah ga percaya sama bundanya, karenaa dah terlalu sering di bohongin.
" yaudah deh kalo gitu mending bunda masuk aja aku udahh masakin makan malam," perintah Pasha, karena percuma nanya sama mamanya dijawab lain
" emang nya kamu bisa masak ?," tanya Yunia kepada putri sulungnya.
" lah iya juga terakhir kali, kakak pasha masak ayam goreng hitam semuanya, ejek Sagara ke kakaknya" heheheh sebenarnya aku goput sih ga masak sendiri, bunda besok ajarin kakak masak yaa," balas Pasha
" oke, tapi kok tumben kamu mau masak ?," tanya yunia heran karena anaknya ini paling males urusan dapur.
" gatau pengen aja mamah ku sayang" balas Pasha" yaudah deh masuk aja mamah mau mandi," pamit Yania kepada anaknya
"Kakak kalo di liat-liat muka mamah makin pucat ya?, adik takut kalo mamah ada sembunyikan penyakit," ucap Sagara khawatir
" sepertinya ada soalnya kakak dulu sering liat mamah mimisan,sekarang keknya masih tapi mamah pintar sembunyikan" balas Pasha minta tolong sama bundanya
" kira-kira mamah sakit apa ya ?," tanya Sagara sama kakaknya" gatauu dah yuk masuk kakak mau siapkan makanannya," lirih Pasha khawatir sama keadaan mamanya
" ayah kemana ya ?," tanya Sagara
" tumben kamu nyariin sih bangsat itu?, paling sibuk pacaran lagian dia dari kita kecil cuma nanam benih aja sama bunda, setelah jadi kita di anggurin bahkan selama mengandung kamu bunda selalu kena siksa ngapain tiba-tiba tanya keberadaan dia ?," tanya Pasha sudah kesel sama kelakuan ayahnya." ga cuma mau nanya penyakit bunda saja sama dia," ucap Sagara setelah itu pergi dari untuk mencari ayahnya
" ga mungkin tau dia aja pulang 2 hari sekali mungkin malam ini ga pulang," balas Pasha udah kelewatan geram sama ayahnyatanpa sadar dari tadi dionra menguping pembicaraan putra dan putri dia, awalnya dia mau marah dibilang bangsat sama, putrinya tapi dipikir-pikir dia emang bangsat karena
pulang selalu nanam benih setelah itu yunia sering kena KDRT sama dia suami macam apa." hmm katanya bunda kalian punya penyakit ?," tanya Dionra langsung kepada anaknya
" gatau paling cuma penyakit biasa, tumben peduli ?," tanya pasha dengan muka judesnya
" ya karena saya suaminya," ucap Dionra kepada putri sulungnya" suami tapi ga pernah tau kesehatan istrinya mana istri ga boleh cemburu, dia jalan sama cewe lain serasa babu bukan istri," sindir Sagara setelah itu dia masuk Rumah.
pasha yang malas sama ayahnya dia langsung masuk rumah walaupun tangannya sempat di tahan sama dionra tapi berhasil lepas.
halooo semua nyaa author balik lagi Jangan lupaaa vote sama komen yaa chae_na_11 gimana apakah endingnya sad atau happy yaaa cocoknyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hargai Dia
Romance" ternyata cinta bisa datang kapan saja namun disaat terlambat dirinya udah pergi aku baru menyadari bahwa benar-benar mencintainya," Dionra