Diperjalanan Oliver terlihat kebingungan dan syok setelah kejadian tersebut,ia sekarang sedang di atas motor yg lagi di kendarai oleh Lydia,jgn lupa Lydia kan ngajak Oliver untuk menemani dia untuk membeli peralatan untuk tugas prakarya.
Oliver merasakan angin berhembus kencang di wajahnya, meskipun dia terlindung di balik helm. Lydia tampak fokus mengendarai motornya dengan kecepatan yang cukup stabil, namun ekspresinya tetap tenang dan konsentrasi.
Mereka akhirnya tiba di sebuah toko peralatan prakarya. Lydia mematikan mesin motor dan melepaskan helmnya. "Yuk, kita masuk. Gua kan butuh beberapa peralatan untuk tugas prakarya gua, sekalian Lo beli peralatan yg lu butuhin jg".
Kedua remaja itu masuk ke toko dengan hati-hati memilih peralatan yang mereka butuhkan. Di dalam toko, suasana yang tenang membuat Oliver merasa lebih baik. Mereka berdua memilih kayu, cat, kuas, dan berbagai alat lainnya yang diperlukan untuk tugas mereka.
Saat mereka keluar dari toko dengan tas penuh peralatan, Oliver merasa sedikit lebih baik. Meski masih terbayang kejadian tadi.
"Thx ya udah mau nemenin gua" ujar Lydia sambil menaikkan helmnya kembali. "Ayo, gua antar kamu pulang."Oliver mengangguk,Mereka berdua kemudian melanjutkan perjalanan dengan motor, menuju ke rumah Oliver.
Saat di perjalanan Oliver membuka suara
"Lu yakin lu gakpapa, Lydia?" tanya Oliver. Dia masih tidak bisa menghilangkan gambar Lydia yang berdiri tegar melawan tantangan fisik.
Lydia mengangguk, tersenyum lebar "Aku gapapa kok,kan Itu bukan pertama kalinya gua harus menghadapi situasi kek itu. Tapi makasih udh khawatir ke gua."Mereka berhenti di lampu merah, dan Lydia menoleh ke arah Oliver yg di belakangnya. "Lain kali, kalo gua ngajak lu keluar trs tiba-tiba ada yg ngajak by one ke gua,lu diem kayak tadi aja ya,tunggu gua sampe selesai." Oliver hanya bisa mengangguk.
Mereka tiba saat langit sudah mulai gelap, sinar matahari terakhir menghilang di balik gedung-gedung kota. Lydia mematikan mesin motornya di depan pagar kost Oliver.
"Makasih udah ganter gua pulang, Lyd," ucap Oliver sambil membawa peralatan prakarya yg tadi ia beli.
"Sans,gara gara gua jg kan sepeda lu jadi harus di sekolah gara gara harus nemenin gua td, pas pagi nanti gua bakal anter lu ke sekolah kan sepeda lu gk ada kan?" Ucap Lydia sambil tersenyum. "Oh iyaya,oke deh kalo gitu" Oliver menerima permintaan Lydia tersebut.
"Dah ya gua pulang"
"Oke hati-hati"Lydia pun menyalakan mesin motornya dan meninggalkan kost Oliver,Oliver menonton sampai Lydia benar-benar menghilang dari pandanganya sebelum masuk ke dalam kostnya.
Oliver memasuki kostnya. Dia meletakkan tas peralatan prakarya di sudut kamarnya, lalu duduk di ranjang, merenung sejenak. Sambil menatap langit-langit, dia mencoba memproses semua yang terjadi hari ini. Setelah itu Oliver bangkit dari ranjangnya untuk membersihkan diri sebelum tidur, setelah membersihkan diri, Oliver tidak menutup gordenya.
Oliver kembali ke ranjang dan mematikan lampu, membiarkan bulan menjadi satu-satunya sumber cahaya di kamarnya. Dalam kegelapan, Oliver memejamkan mata dan segera terlelap dalam tidurnya.
Berharap keesokan harinya akan baik-baik saja.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Can fate explain all this confusion?
Любовные романыKisah seorang cwe yg gemar sekali membuat onar disekolah nya,dan seorang cwo yg baru saja pindah sekolah. "Kita kan cuman tmn?" -oliver "Pala lu" -Lydia Original calldillie? ⚠️ -kata-kata kasar -semuanya murni hasil pikiran calldillie! -typo! -ketik...