Chapter 1 ( Keindahan Malam )

20 1 0
                                    

Nampak seorang pemuda sedang melamun menatap kaca jendela nya, pemuda itu tampak lesu dan kurang semangat, wajahnya juga pucat.

Segala beberapa menit lamanya dia melamun , terdengar suara ketukan pintu di kamar nya

Tok... tok...

Dia membukanya dan nampak wanita yang tampak lebih tua darinya dan wanita itu mulai angkat bicara

"Nak... Ayo makan nanti kamu tambah sakit loh" Ujar wanita tersebut

Dia Ibunya dan pemuda tersebut bernama Devan.

(Lagi) ibunya bernama sofia

"Ga bu.. Aku ga laper.. " Jawab lirih Devan.

"Kamu makan apaan?? Jangan ngeyel deh kamu udah dari pagi ga makan.."

Ibunya tampak kesal akan jawab yang di lontarkan anaknya, dia khawatir penyakit anak nya akan memburuk.

Walau begitu nampak dari wajah Devan sudah tidak ada keinginan untuk hidup

"Untuk apa bu? Aku tetap tidak akan sembuh walau aku makan dan rutin minum obat serta jika kau membawa ku ke luar negri pun, mungkin hanya takdir Tuhan yang bisa menyembuhkan ku... "

Suara nya nampak lemah, lemas dan kalimat yang dia lontarkan membuat ibunya kaget dan seketika dia mematung.

Devan tampak sedikit merasa lelah karena ibunya tidak akan keluar sebelum dia mau makan, pada akhirnya devan menurut dan memakan bubur yang dibawakan ibunya.

***

Setelah ibunya pergi dia langsung kembali ke posisinya, menatap jendela , merenung, melamun dan meratapi nasib nya.

'Ya Tuhan apakah aku benar benar harus mendapatkan takdir yang menyedihkan ini...? ' Batin Devan dan melanjutkan aktivitas tak jelas nya ini

***

23.32

Ini sudah melewati jam tidur Devan, entah mengapa malam ini tidak seperti malam pada biasanya.

Dia masih merenung dan terus menatap langit malam dari jendela.

Tiba tiba dia melihat gadis sedang berdiri tegak tak jauh dari pandangan nya dia mencoba melihat dengan seksama dan mencoba membuka kaca jendela nya.

Slikngg

( Aut gatau cara nulis nya kek mana jadi di maklumkan )

.

Dolo : eh kok gitu 🗿
Aut : gak tau tanya pak ganjar
Dolo : lah au anj-

( end )

Lanjut bangh

.

.

.

Devan mencoba memanggilnya namun suaranya kurang untuk memanggil gadis yang jaraknya cukup jauh dengan nya.

Sebelum dia sempat untuk memanggil nya, di sudah berbalik dan menatap devan dan mencoba mendekat.

Saat gadis itu tepat di depan jendela kamar devan dia tampak berbicara

"Hai... Kenapa.. Kau.. Belum.. Tidur..? "

Dia seperti anak kecil yang baru belajar berbicara.

"Belum" Balas singkat Devan

"Kenapa... Kau sendirian..?" Tanya gadis itu

"Tidak apa apa , aku tidak suka di kelilingi banyak orang"

"Apa kau sakit...? "

Devan tidak terlalu kaget karena memang semua orang juga akan tau jika melihat wajahnya yang pucat.

"Ya... " Jawab devan

"Apa kau kesepian...." Gadis itu terus bertanya, devan sudah lama tidak berkomunikasi dengan orang lain , karena memang dia menghabiskan masa muda nya di rumah sakit dan di kamar nya.

"Aku memang kesepian... Tapi aku suka"
Jawab Devan.

Mereka tetap berada di posisi devan di dalam kamar nya dan gadis itu di luar, tepat di tengah mereka adalah dinding dan berbincang melalui jendela.

"Siapa nama mu??" Tanya devan pada gadis itu, yaa,,, sebenarnya walau devan dan gadis itu sudah berbincang tentang banyak hal dan banyak hal juga yang devan sukai, gadis itu juga menyukai nya.

"Lise, namaku Lise.. " Jawab Lise

"Dan nama ku devan" Devan kembali

Saat saat seperti ini devan merasa cocok dengan nya, banyak hal sama yang kami sukai dan banyak kecocokan antara kita, devan merenung sebentar, dan di kejutkan oleh tangan Lise yang menyapu pandangan nya.

"Apa yang sedang kau pikirkan? " Tanya Lise

"Tidak apa apa, aku tidak memikirkan apa apa"

Lise kesal , tampak dia tau kalau Devan sedang berbohong.

Kemudian Lise menyipitkan matanya dan mencoba membuat Devan berbicara lagi, namun apalah daya ,bukannya Devan yang berbicara malah kesabaran Lise yang di uji.

"HMPH~! " Lise mengembung kan pipinya terlihat sangat imut

'Seperti anak kecil saja... '

Batin Devan sekarang.

"Ahh~ aku sepertinya harus pergi~/" Kata Lise

Devan bingung

'Huh..?? "

Dia melihat jam di tangan nya

00.03

Tanpa sadar dia sudh terlalu lama dan sepertinya dia harus istirahat sekarang.

"Baiklah , aku juga harus istirahat ,, omong omong, kau tinggal dimana?? " Sebelum menyudahi pembicaraan mereka Devan bertanya satu hal lagi

"Eummm... Dimana yah?? Entah lah aku tidak bisa memberitahu mu, rumahku dekat dengan daerah sini" Jawab Lise

Pasa akhirnya devan yah aslinya masih bingung tetap mengiyakan dan Lise pun pergi sampai tak terlihat lagi oleh devan

Sekarang devan sangat bingung akan melakukan apa, dia belum mengantuk.

Dia menutup kaca jendela dan tirai nya, lalu berbaring di kasur sembari mencoba tidur, pada akhirnya devan tidur dengan lelap.

Bersambung~/

Tbc

Kalo ada kesalahan ya,, di maklumi lahh, aut kan masih belajar nulis kek ginian.

Bisanya juga nulis dear sehari2 aut doang.

Bdw itu si dolo aut di isekai ya brohj

Papay

*jngn lupa vote*

Love under the moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang