P4 (gxb) pt2

1K 64 17
                                    

Hari ini aku kesiangan, sial sekali. Aku disuruh anak osis untuk membersihkan halaman belakang.

"Haish ini gara gara mimpi di nikahin sama Yerim ni makanya aku tidur lagi tadi buat lanjutin mimpinya" ucapku mendumel sambil membersihkan halaman belakang. Aku mencium bau sesuatu yang sangat ku benci. Bau rokok. Siapa yang merokok di pagi buta seperti ini. Apakah ia bosan hidup hingga merusak paru parunya di pagi hari.

"Anak kampung?" Terdengar suara anak laki laki di belakangku. Segera aku berbalik untuk memastikan jika yang memanggilku itu manusia.

Ternyata yang memanggilku adalah setan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata yang memanggilku adalah setan. Kenapa malah ketemu dia sih kenapa gak Yerim aja? Aku menatapnya sinis.
"Lo yang anak kampung" kataku cepat. Ia tertawa.

"Yang bener aja. Lo kemaren berani beraninya lempar muka gue pake sepatu murahan lo itu dan sekarang lo ngatain gue anak kampung? Lo gapapa kan? Siap siap aja kehidupan sekolah lu berantakan" ucapnya sambil menghembuskan asap rokoknya ke mukaku. Aku langsung menonjok perutnya membuatnya merunduk. Aku tersenyum menang, mampus kan lo gatau aja aku ini jago bela diri dari kecil. Ia menggaduh perutnya sakit.

"Bodoh, makanya jangan cari masalah sama gue!" Ucapku cepat lalu menginjak kakinya membuatnya kembali menggaduh. Setelah puas aku pergi meninggalkannya sendirian. Persetan dengan hukumanku. Lebih baik hukumanku ditambah daripada harus berlama lama disana bersama setan berwujud manusia atau manusia berwujud setan? Ntahlah intinya dia setan!.

Bener aja hukumanku di tambah. Aku dijemur di lapangan. Keringatku berjatuhan. Saat bel istirahat berbunyi aku berteriak kencang karena bisa meneduh di tepi lapangan.
"Wahh lelah sekali. Kurasa aku akan mati disini" ucapku.

"Jangan mati dong. Nih minum dulu" ucap seseorang. Aku mengambilnya tanpa peduli siapa yang kasih. Aku meminumnya dan ingin berterima kasih pada sang malaikat saat aku menoleh aku langsung menyeburkan minumanku ke mukanya. Membuat wajah tampannya basah.
"ASTAGA!" teriakku langsung mengelap wajahnya. Aih mati aku.

Aku benar benar akan mati di tangan Jaehyeong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku benar benar akan mati di tangan Jaehyeong. Tak lama dari ujung sana aku melihat Jaehyeong berjalan sambil melompat lompat, aku membulatkan mataku. Aku harus melarikan diri agar hidupku sedikit panjang. Aku berlari meninggalkan Jaeun yang sedang sibuk mengelap wajahnya sendiri, sepertinya ia bingung mengapa aku meninggalkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sooji ShipperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang