#0.2 Ke rumah MoenD

209 17 0
                                    

; Keesokan harinya yaitu hari Selasa, dimana hari ini [Name] tidak bertemu dengan kekasihnya di sekolah. [Name] merasakan perbedaan jika tidak ada Moen di sekolah, ia yang biasanya makan bersama Moen ketika jam istirahat tiba, sekarang [Name] hanya makan bersama teman temannya.

Ketika bell pulang berbunyi, [Name] bergegas merapikan barang barang di mejanya dan segera berlari menuju keluar sekolah. Ia berencana untuk menjenguk Moen ke rumahnya, tetapi ia tiba tiba di hentikan oleh suara yang memanggil namanya.

"Kak [Name], tunggu!" kata siswa yang memanggil [Name] dari belakang.

Ketika [Name] melihat ke arah sumber suara, ternyata itu adalah Mefelz. Ia terlihat kehabisan nafas akibat berlari mengejar [Name] dari lorong sekolah.

"Loh, Mefelz?" sahut [Name].

"Kak [Name] mau ke rumah Moen, kan? Mefelz ikut ya!" izin Mefelz tanpa menunggu jawaban dari [Name].

Bagaimana Mefelz bisa tau bahwa [Name] akan pergi ke rumah Moen?

"Kok kamu bisa tau kalau aku mau ke rumah Moen? Nguping ya?" goda [Name] yang ingin mengetahui jawaban dari Mefelz.

"Hehe, iya kak."

"Eh tapi bukan berarti Mefelz ga ikut upacara ya!" lanjut Mefelz, wajahnya tiba tiba berubah menjadi panik.

"Ah yang bener kamu Mefelz?" tanya [Name] dengan seringai di wajahnya.

"Anu hehe... M-Mendingan kita langsung aja ke rumah Moen deh, Kak!" ujar Mefelz, mencoba agar kakak kelasnya tidak memarahinya di tempat umum.

"Huh... Yaudah deh, ayo." jawab [Name].

Mereka berdua berjalan ke arah rumah Moen, rumah Moen tidak jauh dari sekolah SANS. Jadi mereka hanya memerlukan beberapa menit untuk berjalan.

- Skip ketika sampai di rumah Moen.

Tok.. Tok.. Tok..

[Name] mengetuk pintu rumah Moen sambil mengucapkan salam. Sedangkan Mefelz? Ia malah langsung masuk ke rumah Moen, mentang mentang ia di anggap 'saudara' oleh keluarga Moen.

"Felz, ga sopan ih!" tegur [Name] yang menarik lengan Mefelz keluar rumah.

"Aduh! Gapapa tau kak, aku udah setiap hari kesini!" sahut Mefelz.

"Tetep aja, Felz—"

Ucapan [Name] terpotong dikarenakan adanya suara dari dalam rumah secara tiba tiba, suara itu.. tidak asing di telinga mereka.

"Loh kalian?"

Ternyata itu adalah Moen, ia baru saja keluar dari kamar mandi. Terlihat rambutnya yang basah, mungkin ia habis keramas?

"LOH MOEN? KAMU MANDI?" tanya kedua orang tersebut dengan wajah yang kaget.

"Hah?" Moen hanya bisa memasangkan wajah polosnya.

Memang susah jika punya seseorang yang terlalu polos, tetapi kalau terlalu sesad juga tidak baik..

Setelah mereka diizinkan untuk masuk dan duduk di dalam rumah Moen, mereka segera mengintrogasi atau bisa dibilang memberikan sedikit pertanyaan untuk Moen.

"Moen, kamu bukannya lagi sakit? Kok mandi sih, mana keramas.." tanya Mefelz yang masih kaget dengan yang ia lihat tadi.

"Loh? Kalau aku ga mandi nanti aku jadi bau dong." jawab Moen dengan polos.

"Ya aku juga tau, tapi kan—"

"Kamu mandi pakai air hangat kan?" potong [Name].

"Nah iya, pakai air hangat kan?" tanya Mefelz, sekali lagi.

Moen yang melihat teman dan kekasihnya yang terus menerus melemparkan pertanyaan pun menjadi panik, apakah ia salah jika mandi saat sakit?

"Kalian kenapa.. Memangnya salah ya jika mandi saat sakit?"

Moen mencoba memberanikan diri untuk bertanya hal yang JELAS sudah ada jawabannya.

"Astaga Moen.. Ya jelas salah!" bentak [Name] yang tetap mencoba sabar dengan kelakuan pacar polosnya.

"ORANG MANA YANG MANDI WAKTU SAKIT, MOEN?" teriak Mefelz yang kini mengeluarkan uneg-unegnya.

"Aku, Felz..?" jawab Moen dengan ragu.

Seketika Mefelz menundukkan kepalanya ke arah lantai sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Ya ampun, Moen..!" gumam Mefelz yang sudah capek dengan keadaannya.

"Tapi perasaanmu sekarang gimana? Udah enakan belom?" tanya [Name] yang mencoba mengganti suasana.

"Udah kok Kak! Moen kemarin sudah di kasih obat sama dokter." jawab Moen semangat.

"Syukurlah, banyakin istirahat dan mamamnya ya." pinta [Name].

"Huum, siap kakak!" respon Moen sambil mengangguk kepalanya sejenak.

Tiba tiba terdengar suara dengkuran dari rumah Moen. Tak lain dan tak bukan itu adalah Mefelz, ia tertidur ketika sedang menunduk.

"Loh, ketiduran toh?"

"Udah biasa kak, Mefelz ngantukan."

"Ngantukan kek bocil." ejek [Name].

TBC, terima kasih sudah membaca.
Don't forget to vote and comment.

- Cleo .




MALESUB [MoenD x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang