; Seseorang menutup mulut serta hidung Moen dengan erat, Moen segera melihat ke arah belakang untuk memastikan siapa orang yang melakukan hal tersebut.
Tak di sangka sangka, ternyata itu adalah Mefelz. Ia kira ia sedang akan di culik oleh orang yang tak dikenal. Terlepas dari itu, Mefelz memunculkan smirk di wajahnya lalu melepaskan tangannya dari mulut dan hidung Moen.
"Moen, kamu mau kemana?" tanya Mefelz dengan nada ciri khasnya.
"Mau ke ruang OSIS, nemuin kak [Name]." jawab Moen dengan santai sambil mengatur nafasnya akibat di tutup oleh Mefelz.
"Kamu ngapain nutupin hidung sama mulutku sih, Felz?" tanya Moen yang kini nafasnya kembali normal.
"Ga ada sih, aku cuma mau nakut nakutin kamu doang." ucap Mefelz.
"Serem tau, Felz." kesal Moen.
"Hehe ya maaf." nyengir Mefelz yang merasa tak bersalah.
Moen mengabaikan permintaan maaf dari Mefelz, ia lebih memilih untuk berjalan pergi ke ruang OSIS.
"Hei Moen, tunggu aku!" teriak Mefelz.
"Ga mau, kamu ngeselin!" balas Moen dengan teriakan juga.
Mereka kemudian berkelahi dengan cara teriak teriak seperti anak kecil, [Name] yang mendengar teriakkan itu dari ruang OSIS pun segera keluar.
"Hei, bisa tidak jangan ribut disini?" kata [Name] yang melihat kedua adik kelasnya.
"Kak [Name]?!" ucap kedua lelaki tersebut dengan wajah yang ketakutan.
[Name] dikenal sebagai perempuan yang menakutkan jika sedang marah, maka dari itu sebagian siswa lebih memilih menjauh jika melihat [Name] marah. Apakah ini kekuatan seorang MC?
Setelah puas menceramahi kedua adik kelas tersebut, [Name] melihat ke arah jam di tangannya. Jam tersebut menunjukkan pukul 16.23 yang berarti sudah saatnya pulang.
"Kalian kenapa belum pulang?"
Sebuah kalimat keluar dari mulut [Name], membuat kedua adik kelasnya yang tadi menunduk sekarang melihat ke arah [Name].
Tanpa ragu Moen menjawab "Mau nungguin kak [Name]."
Pipi [Name] berubah menjadi sedikit merah akibat perkataan adik kelasnya— ralat, kekasihnya. Ia segera merubah ekspresi wajahnya agar tidak ketahuan bahwa ia sedang malu malu.
Namun sayangnya Mefelz malah menghancurkan rencana [Name], tanpa bersalah Mefelz mengucapkan "Kak [Name] wajahnya merah tuh~"
Sebuah pukulan jatuh pada kepala Mefelz, ia dipukul oleh [Name] karna sudah menghancurkan rencana [Name].
Moen yang melihat Mefelz dipukul hanya bisa berpura pura khawatir padahal di dalam dirinya, ia sedang tersenyum lebar.
'Aku salah apa..' Batin Mefelz sambil mengusap usap kepalanya.
"Mendingan kalian pulang aja, adik kelas seperti kalian ga boleh pulang jam segini."
Mefelz dan Moen segera melihat ke arah [Name] lagi. Kali ini hanya melihat saja, tidak berbicara sepatah kata pun. Mungkin mereka takut akan dipukul? Terutama Mefelz.
"Jangan diem aja, kalian punya mulut kan?" ketus [Name] yang kesal karna tidak diberi respon.
Lagi dan lagi mereka hanya diam mengangguk.
"Ya ampun, kalian ini."
"Pulangnya bareng aku aja deh." lanjut [Name].
TBC, terima kasih sudah membaca.
Don't forget to vote and comment.- Cleo .
KAMU SEDANG MEMBACA
MALESUB [MoenD x Reader]
Ficțiune adolescenți"Lihat aja, aku pasti lebih tinggi dari Kak [Name]!" "Haha, siap bocil valo." - Menceritakan tentang dua orang yang kini memiliki status sebagai 'pasangan', mereka di kenal dengan sebutan 'couple ter-favorite' di sekolah mereka. Memangnya siapakah...