; Bulan Juni, di mana bulan yang di tunggu tunggu oleh seluruh siswa SANS. Karna sekarang liburan maka MoenD dan teman temannya berinisiatif untuk ngeliatin OSIS yang lagi di hajar deadline.
[Name] yang tau kalau MoenD dateng sih cukup seneng tapi sama aja, ga membantu.. Mau marah ga bisa, mau nangis juga ga bisa. Akhirnya pasrah aja deh.
Hari ini adalah hari pertama [Name] latihan buat nyambut adek adek mpls, [Name] mendapatkan bagian untuk mengajak dan memperkenalkan sekolah ke adek adeknya. Ga gitu sulit dan ga gitu gampang.
Sebenarnya [Name] sudah hafal seluruh penjuru sekolah, termasuk tempat tempat yang jarang di ketahui oleh siswa maupun guru di sana.
'Jadi curiga kalo [Name] yang bangun ini sekolah..'
Daripada mikirin hal hal yang ga jelas mendingan kita lihat keadaan MoenD dan teman temannya yang sedang asik ngeliatin OSIS latihan sambil mamam cimol - cilok.
"Ih MoenD, minta cimolnya dikit!" Ucap Mefelz yang dari tadi maksa MoenD.
"Ga mau ih, Felz!" Tolak MoenD secara mentah mentah.
Abisnya si Mefelz minta mulu, padahal tadikan juga udah beli tapi punya dia habis duluan..
"MoenD jahat ih, aduin ke kak [Name] nih!" Ancam Mefelz.
"Dih dih, bocah ngaduan!" Jawab MoenD dengan masang muka judesnya.
[Name] yang sembari tadi melihat kertas kertas dokumen mulai mendengar keributan yang berada di lapangan sekolah. Ia menghela nafas, segera berjalan menuju arah suara. Masalah apa yang akan menimpanya di hari suram ini.
Ketika sampai [Name] langsung mencubit keras pipi MoenD dan Mefelz dengan tangannya secara tiba tiba dan bersamaan. Sontak kedua lelaki itu terkejut dan langsung melihat ke asal usul yang mencubit mereka.
"Kak [Name] lepasin, sakit ih!" Teriak mereka berdua yang mulai kesakitan.
"Kalian ngapain hah? Berisik banget tau ga sih, ganggu." Jawab judes [Name] kemudian melepaskan kedua tangannya dari pipi mereka.
[Name] segera melipat kedua tangannya di depan dada, serta menatap tajam ke arah MoenD dan Mefelz yang menjadi takut dan gemetar.
"Si MoenD tuh kak, masa aku minta cimol malah ga di bolehin?!"
"Dih, kamunya maksa. Jelas aku ga mau ngasih dong?!"
Bukannya menjelaskan apa yang sedang terjadi, mereka malah semakin ribut. Lebih rusuh daripada yang tadi.
'Kayaknya aku harus kurang kurangin ketemu sama dua bocah ini, bikin darah tinggi aja.' Batin [Name] dengan muka datarnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka berhenti berdebat dan memilih untuk melemparkan tatapan tatapan tajam.
"Kenapa diem? Emangnya gua suruh berhenti?" Sarkas [Name].
Mereka menunduk dan terdiam sejenak, kayaknya otaknya lagi ngelag dah? Semoga aja ngelagnya lama biar ga ribut, pusing soalnya. Kemudian masing masing segera menatap satu sama lain dan..
"Felz, maafin aku ya.."
"Moen, maafin aku ya.."
'Lah kok gini? Perasaan tadi gelud deh..' Batin [Name] kembali dengan nada bingungnya.
TBC, terima kasih sudah membaca.
Don't forget to vote and comment.— Cleo .
KAMU SEDANG MEMBACA
MALESUB [MoenD x Reader]
Teen Fiction"Lihat aja, aku pasti lebih tinggi dari Kak [Name]!" "Haha, siap bocil valo." - Menceritakan tentang dua orang yang kini memiliki status sebagai 'pasangan', mereka di kenal dengan sebutan 'couple ter-favorite' di sekolah mereka. Memangnya siapakah...