Chapter 03

716 99 33
                                    




Happy Reading guys, maaf sebelumnya aku pernah nge hapus cerita ini karena ada satu kendala, semoga kalian masih terhibur sama cerita ini dan terimakasih yang sudah mau mampir, dan memberikan vote and komennya kalian membangun semangat di jiwa ini hehe.

















Jaeyun yang kesal langsung meninggalkan tempat, tidak mempedulikan tatapan-tatapan aneh dari rakyat.

Banyak bisikan yang Jaeyun dengar.

"Apakah dia bangsawan?"

"Aku tidak tau, baru pertama kali aku melihatnya."

"Dia pasti bangsawan, bagaimana mungkin dia berani berbicara seperti itu pada pangeran?"

"Kau benar, bahkan cara bicaranya bukan seperti rakyat biasa."

"Dan apa pangeran justru pergi begitu saja?"

"Kau benar bahkan prajuritnya ia bunuh, itu mengerikan."

Itulah perkataan yang Jaeyun dengar, mereka belum mengenalnya? Lebih tepatnya pada Jaeyun asli.

Sampai dimana dia melihat Karina yang melambaikan tangannya dan jangan lupakan raut khawatir gadis itu, oh no dia sepertinya akan mendapat semburan siraman rohani.

"Oh astaga, kau kemana saja? Aku hampir mati mencarimu."

"Aku bertemu dengan orang sinting." Jaeyun berjalan mendahului gadis itu dengan membantu Karina membawa beberapa barang.

"Orang sinting? Aku tadi mendengar keributan namun ada seorang bibi penjual toko yang menyuruhku diam didalam tokoh, apa kau yang berbuat keributan?"

"Tidak, aku hanya membantu seorang nenek-nenek yang malang."

"Lalu siapa orang sinting yang kau maksud?"

"Lupakan saja, aku malas mengingatnya."

Karina mengangguk dan tidak banyak berbicara lagi, terlihat wajah Jaeyun yang tampak kesal. Karina tadi hanya takut jika penyakit Jaeyun kambuh, tadinya.

"Karina, apa rakyat disini tidak mengenalku?"

Karina melirik kearah Jaeyun.

"Ah masalah itu, tentu saja belum. Lagipula jika mereka sudah tau kau adalah anak dari Raja dan Permaisuri, aku tidak akan bisa membawamu kepasar."

"Kenapa?"

"Jaeyun apa kamu lupa? Umurmu baru 18 tahun dan Minggu depan baru resmi acara pengenalanmu pada rakyat. Tepat saat kau berumur 19 tahun."

Jaeyun yang mendengarnya hampir saja tersedak, 18 tahun?

Astaga muda sekali, jika dibandingkan umurnya beda tiga tahun.

"Aku lupa, wajar saja otakku sedikit aneh setelah terjatuh dari jurang." Katanya tenang.

Karina mengangguk, wajar saja jurang saat itu sangatlah tinggi dan kebetulan kepala Jaeyun terbentur batu berukuran besar.

Karina juga dapat melihat perubahan besar yang dialami oleh Jaeyun sendiri.



🥀





Jaeyun berjalan ditengah kerajaan yang begitu megah, dia tadi dipanggil Permaisuri untuk bertemu dengannya.

Mengetuk pintu sebentar, lalu membukanya saat Permaisuri menjawab.

Dia melihat sosok perempuan cantik itu tengah merajut sebuah syal berwarna mint.

"Ada apa Permaisuri memanggil saya?"

Transmigration of Weak Characters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang