Chapter 8

338 44 4
                                    

Happy Reading.






Ntahlah sudah berapa orang yang telah kena amukan Sunghoon, Raja dari kerajaan barat itu akhir-akhir ini sangat sensitif, ibarat nya senggol bacok.

"Apa kau sudah gila?" Tanya pria yang sendari tadi melihat Sunghoon melempari barang-barang miliknya.

Sunghoon tidak menjawab, labium emosinya serasa di aduk-aduk membuatnya tidak dapat mengendalikan diri.

"Ingat kau sudah menjadi Raja."

"Jika perlakuan mu tidak dapat ku tangani mungkin rakyat dan seluruh penjuru kerajaan akan mengecap mu buruk." Katanya dengan tenang, ia baru saja kembali setelah menerima laporan dari Jungwon kekasihnya ketika Sunghoon yang ntah mengapa seolah berubah menjadi iblis.

"Kau pikir mudah huh?" Ucap Sunghoon dengan tertawa pelan.

"Aku tau."

"Tapi tidak seperti ini, citra mu yang sudah kau bangun selama ini akan hancur begitu saja jika kau terus melakukan hal bodoh itu."

Sunghoon menarik nafas pelan, benar dia tidak boleh menghancurkan citra nya dihadapan publiks.

Mendudukan dirinya kembali dengan memejamkan kan manik nya jujur saja kepalanya pening sekali akibat memikirkan banyak masalah yang sepertinya sangat menyukai Sunghoon.

"Bagaimana perkembangan nya."

"Kau seharusnya tau. Kau sudah jauh kalah telak olehnya."

Sunghoon mengepalkan tangannya sembari mengeraskan rahangnya.

"Tapi tenang saja."

"Kita tidak perlu terlalu memiliki kannya karena dia pasti akan berada dalam genggaman mu."

"Sebaiknya kau urus wanita kesayangan ibu mu itu, dia sungguh mengacau. Pekerjaan ku harus bertambah ketika dia terus saja mengirimkan sihir hitam pada-nya aku sangat muak."

"Apa yang Heeseung lakukan padanya hingga gadis itu berhenti mengejarnya?"

Sunghoon mengedikan bahu kupingnya terasa gatal saat nama kakak nya itu disebut.

"Aku akan mengurusnya, kau jaga dia terus jika dia terluka sejengkal jari tak segan-segan ku bunuh kekasih mu."

"Sialan, jangan membawanya dalam masalah mu bastard."






🥀






Jungwon memeluk pria yang baru saja menghampirinya.

"Akhirnya kamu kembali, aku sangat merindukanmu."

Pria itu tersenyum dengan mengelus punggung kekasihnya dengan lembut.

"Maaf."

Jungwon hanya diam sebenarnya dia sedikit berat rasanya ketika harus ditinggalkan kekasihnya itu apalagi tidak dua atau satu minggu.

Kekasihnya bahkan bisa saja dua tahun tidak kembali hanya untuk melakukan pekerjaan nya.

"Kita tunggu waktu itu tiba, setelahnya aku janji akan menikahi mu."

"Jangan membuat janji, dasar anak kecil."

"Kenapa?"

Jungwon mendongak kan kepalanya menatap pria jakun yang lebih tinggi darinya itu.

"Karena jika kamu berjanji pasti itu tidak akan terjadi." Kata Jungwon walau dia tersenyum tapi ada rasa pilu yang terselip pada nada nya.

Transmigration of Weak Characters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang