Chapter 02

808 108 23
                                    


Happy Reading.


aeyun mengerjakan maniknya saat sinar matahari langsung menerpa wajahnya.

Dia melihat Karina yang sedang sibuk membuka jendela agar udara sejuk masuk.

"Pangeran Jaeyun bangunlah, aku sudah menyiapkan air hangat."

"Dan pakaianmu sudah kupilihkan, jika sudah selesai panggil aku."

Jaeyun hanya mengangkat tangannya membentuk jempol.

"Ayolah cepat Jaeyun, aku yakin saat aku keluar kau akan tertidur lagi."

"Dan yah, kau akan terlambat sarapan bersama."

"Permaisuri-"

"Baiklah baiklah, nonna Karina yang terhormat aku sudah terbangun." Katanya dan bangkit.

''Bagus, dan aku punya kabar baik."

"Hari ini jadwal bulananku untuk berbelanja, kau ingin ikut aku kepasar?"

Manik Jaeyun langsung berbinar.

"Benarkah?"

"Yah jika kau tak terlambat pukul-"

''Baiklah-baiklah aku akan segera bersiap, kau dari tadi terus mengancam." Jaeyun memutus perkataan Karina lagi, dan langsung berlari kekamar mandi.

Jaeyun menatap dirinya dicermin, dia akan mengikuti alur ini berjalan sendiri mengingat dia hanya tokoh figuran didalam novel.

"Oke Jaeyun, jalani sesuai alur. Besok baru hari dimana kau harus hati-hati."

Besok adalah hari pertama kalinya ia bertemu dengan mc didalam novel.

Sedikit penasaran dengan rupa dan wujud mereka.

Di novel menceritakan ada sepasang kakak adik. Pangeran mahkota adalah Lee Sunghoon yang besok akan pengangkatan sebagai raja.

Pangeran pertama adalah Lee Heeseung. Orang yang memenggal kepalanya.

Mengingat ingat adegan itu membuat Jaeyun kesal bukan main.

Banyak yang bertanya pasti, kenapa pangeran Sunghoon yang menjadi raja seharusnya pangeran Heeseung selaku pangeran pertama.

Pangeran Heeseung diasingkan dari kerajaan Barat, bukan oleh keluarganya hanya saja rakyat disana sangat tidak menginginkan kan kehadiran pangeran pertama.

Membuat Heeseung memilih mengasingkan diri dari Kerajaan dan memilih hidup di kekaisaran barat yang jauh dari pemukiman rakyat.

Dalam novel sepertinya pangeran Heeseung adalah MC utamanya karena lebih sering diceritakan dibanding pangeran Sunghoon.

Sayang sekali Jaeyun belum selesai membaca kelanjutannya, dia tidak tau sebab pangeran Heeseung diasingkan rakyat.

Yang dia tau pangeran Heeseung dikenal memiliki kutukan dari ia lahir.

"Yak! Kau sudah siap belum?"

Jaeyun tersadar dari lamunannya tak lama setelah teriakan nyaring Karina terdengar.

"Aku tak tuli Karina, tidak perlu berteriak." Jaeyun menatap Karina malas yang ditatap hanya tersenyum kuda.

"Ayo, semuanya sudah lengkap diruang makan. Hanya kau yang belum datang."

Jaeyun mengangguk mengikuti Karina.

'Ck, gw males tinggal disini. Lain kali gw bakal kabur, eh tapi permaisuri?'

Jaeyun berdecak permaisuri disini juga adalah pihak yang disakiti.

'Gw bawa aja kali? Terus ni orang cerewet gimana.'

Transmigration of Weak Characters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang