I: I Don't Remember Your Face or Name, but I Remember Your Card's Passcode

913 64 0
                                    

Yoon Jeonghan baru saja menghabiskan semangkuk bibimbap saat seniornya di Public Safety Bureau menghubunginya. Jeonghan bahkan tidak sempat menyeruput sup rumput lautnya, kini ia hanya bisa menghela napas dan mengangkat panggilan di teleponnya.

"Dengan Yoon Jeonghan di sini–"

"Jeonghan! Apakah kau masih berada di wilayah SMA Lokal?"

Beberapa detik, Jeonghan melihat ke luar jendela rumah makan yang ia singgahi, "ya, saya masih berada di sekitar sini."

Sebuah hela napas lega terdengar di seberang sana dan dapat terdengar dengan jelas di telinga Jeonghan. "Syukurlah! Apakah kau dapat membantuku sebentar? Tolong kembalilah ke SMA Lokal dan temui Pak Wakil Kepala Sekolah Gu. Pihak sekolah baru saja menghubungi tim dan mereka bersedia untuk memberikan informasi tentang siswa-siswanya."

Bagian ujung mata kanannya berdenyut, Jeonghan menahan napas beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "maafkan saya, Senior Park, tetapi saya tidak memiliki wewenang untuk melakukan wawancara dalam kasus ini. Tapi, saya dapat membantumu untuk menghubungi Senior Jeong–"

"Kau berani menolak tugas yang kuberikan? Tugas yang diberikan langsung oleh Superintendent General?! Jeonghan, bagaimana kau akan meningkatkan performamu dan mendapatkan promosi jika kau bahkan tidak memberi kontribusi apapun untuk timmu?" Suara di seberang terdengar menggerutu. Jeonghan dapat membayangkan bagaimana pria yang sudah berada di usia empat puluh tujuh tahun itu menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk dan menyebut Jeonghan tidak kompeten. Lagi, Jeonghan hanya bisa menghela napas dan menatap pada semangkuk kecil sup rumput laut di atas meja.

"Maafkan saya, Senior Park. Saya akan kembali ke sekolah sekarang juga."

Yoon Jeonghan, seorang polisi biasa yang belum mendapatkan promosi apapun setelah hampir lima tahun pengabdiannya di Public Safety Bureau Seoul dan ditempatkan di Distrik Gangseo. Yoon Jeonghan, seorang pria yang tinggal sendirian di kota metropolitan, meninggalkan ayah dan ibunya di Busan dan berjuang untuk melanjutkan hidup demi menghidupi kedua orang tua dan satu adik perempuannya. Yoon Jeonghan yang tidak memiliki siapapun di kota ini, ia hanya memiliki dirinya sendiri.

Bahkan, ia telah kehilangan haknya untuk menikmati istirahat siang dan sekadar menyantap bibimbap dengan sup rumput laut. Seolah seluruh dunia menaruh mata-mata di sekitarnya, Jeonghan tidak dapat beristirahat barang sejenak.


Tidak ingin membuang-buang waktu terlalu lama, setelah membayar makanannya Jeonghan langsung menuju ke SMA Lokal. Sebenarnya, pagi hari tadi ia telah mengunjungi SMA tersebut untuk menyerahkan surat permohonan pemeriksaan sekaligus berkeliling sekolah dengan salah seorang guru yang dikenalnya. Selanjutnya, setelah makan siang, Jeonghan berencana untuk kembali ke kantor dan menyerahkan hasil diskusinya dengan jajaran guru dan komite di SMA untuk berikutnya memberikan laporan penyalahgunaan narkoba yang diterimanya kepada tim Inspektor Jeong. Tetapi, belum sempat ia menata ulang berkas yang dibawanya, ia telah ditugaskan untuk kembali ke SMA Lokal dan menemui wakil kepala sekolah. Sebenarnya, bukan Jeonghan tidak ingin melakukan tugasnya sebagai polisi yakni untuk menyelidiki kasus yang terjadi di SMA Lokal, hanya saja untuk melakukan wawancara dan tindakan lebih lanjut akan kasus ini bukanlah wewenangnya. Hal ini adalah tugas dari tim Inspektur Jeong.

Akan tetapi, sekali lagi, apa hak Jeonghan untuk protes, menolak, atau sekadar mengeluh? Tidak ada. Ia hanyalah polisi biasa yang sudah menghabiskan lima tahun yang membosankan di Public Safety Bureau. Tidak ada yang bisa Jeonghan lakukan, pun ia tidak dapat meminta tolong pada rekannya yang lain karena masing-masing dari mereka telah memiliki pos penjagaan dan tugas harian.

Sebelum memasuki ruang wakil kepala sekolah, Jeonghan menundukkan kepalanya seolah menyiapkan diri untuk mengajukan satu atau dua pertanyaan. Setelahnya, ia mengetuk pintu ruangan tersebut. Mendengar suara pria dari dalam ruangan yang memintanya untuk masuk, Jeonghan segera mendorong pintu kayu di depannya dan melihat seorang pria dengan rambut palsu yang benar-benar terlihat palsu menempel di kepalanya. Jeonghan tersenyum kecil, ia lalu menjabat tangan pria itu. "Perkenalkan, saya perwakilan dari Public Safety Bureau, Yoon Jeonghan. Saya ditugaskan oleh Senior Inspektor Park untuk melakukan wawancara terkait laporan kasus yang kami terima."

The Time Between Dog and WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang