VII: I Take It Nice and Slow

258 38 2
                                    

Jeonghan baru saja menyelesaikan laporan pengawasan yang akan dikirimkan kepada Senior Park saat ia mendengar ada keributan dari lorong kantor. Merasa penasaran dengan perdebatan yang tak kunjung usai, Jeonghan lalu keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ke lorong. Di sana, ia melihat Senior Park dan salah satu polisi general tengah beradu mulut.

"Laporan ini sudah masuk dari kemarin dan kau baru memberikannya kepadaku?!"

"Ma-maafkan saya, Senior Park. Laporan ini berada di kotak pos paling belakang, jadi tidak ada yang mengambilnya saat kami melakukan pemeriksaan harian." Petugas itu terlihat ketakutan, ia terus menunduk dan membungkukkan badannya. Bahunya bergetar penuh rasa takut, lagipula siapa yang akan berani berhadapan dengan Senior Park apalagi saat beliau mengamuk? Bahkan, Jeonghan yang sudah mengabdi selama lima tahun saja masih belum dapat menghilangkan rasa takutnya akan pria itu.

Senior Park meremat sebuah map berwarna cokelat di tangannya, baru saja ia hendak melayangkan pukulan dengan map tersebut ke kepala petugas di depannya, Jeonghan sudah lebih cepat berjalan dan memegang tangan Senior Park. "Senior Park, apakah ada yang bisa saya bantu?" Jeonghan tersenyum, menatap Senior Park dengan tatapan memohon seolah memberi isyarat 'Tolong, jangan bertindak gegabah. Pikirkan posisimu, Senior Park.'

Melihat Jeonghan yang menunjukkan raut tenang, Senior Park langsung menarik tangannya dan berjalan meninggalkan petugas yang tadi. Ia menuju ke ruang kerja milik Jeonghan dan Mingyu, kemudian melempar map cokelat tersebut di atas meja milik Jeonghan. "Petugas tadi terlambat mengambil laporan. Di dalam laporan itu, terdapat informasi tambahan terkait orang tua yang melapor terkait penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh anak-anaknya. Kali ini, tidak lagi berlokasi di SMA Lokal, tapi sudah masuk ke ranah Universitas Lokal. Jeonghan, kita harus bergerak secepat mungkin. Jeong Shin-Eui sudah menjual narkoba ke hampir seperempat mahasiswa di Fakultas Teknik, Fakultas Seni, dan Fakultas Olahraga."

Mendengar penuturan Senior Park, Jeonghan hanya bisa memikirkan satu hal.

"Senior Park, apakah Inspektur Jeong masih belum kembali? Kita harus melakukan operasi tangkap tangan. Namun, untuk melangsungkan hal tersebut, kita memerlukan Inspektur Jeong sebagai pimpinan kasus."

Senior Park menghela napas. "Jeonghan, Inspektur Jeong... sebentar lagi, ia akan mendapatkan promosi untuk menjadi Senior Inspektur. Sepertinya, Inspektur Jeong ingin mengincar posisi Superintendent. Oleh karena itu, ia tidak akan memiliki waktu untuk mengurus penyelidikan kecil seperti peredaran narkoba di kota tak terkenal seperti Gangseo." Senior Park mengepalkan tangannya, ia lalu menatap Jeonghan seolah memohon agar Jeonghan bersedia untuk membantunya dalam menangani kasus ini. "Jeonghan, kita harus menangkap Jeong Shin-Eui. Aku percaya, kau tidak ingin anak-anak di Gangseo harus terjebak jerat narkoba."

Jeonghan ingin berlari ke arah Senior Park dan mencengkram kerah baju lelaki itu, kemudian melayangkan tinju di pipi kanannya. Namun, siapalah Jeonghan, ia hanya polisi biasa yang bebas diperintah oleh para senior dan orang-orang dengan posisi yang lebih tinggi darinya.

"Jadi, ada berapa orang tua mahasiswa Universitas Lokal yang melapor?" Jeonghan mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin membahas tentang Inspektur Jeong lebih jauh.

"Saat ini, ada enam orang tua yang melapor. Dua orang tua dari mahasiswa Fakultas Teknik, satu dari Fakultas Olahraga, dan tiga dari Fakultas Seni."

Jeonghan mengambil buku catatan kecilnya yang tersimpan di laci meja. Ia lalu menuliskan informasi yang telah diutarakan oleh Senior Park. "Berdasarkan pengawasan terakhir, Jeong Shin-Eui telah melakukan transaksi dengan salah satu daftar siswa dari SMA Lokal. Maka, besar kemungkinan jika yang terjadi di Universitas Lokal memiliki linimasa yang bersamaan. Entah mereka mendapatkan obat-obatan langsung dari Jeong Shin-Eui atau melalui para siswa SMA Lokal."

The Time Between Dog and WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang