06

869 91 3
                                    

Maaf baru up, baru ngisi kuota.
Selamat membaca~














Lelah dan haus...

Itulah yang Velron rasakan sekarang setelah berjalan dari sekolah sampai mansion. Tepat didepan gerbang besar mansion nya dia berdiri, sayangnya ini baru sampai gerbang area mansion, dia harus berjalan lagi ke mansion.

"Gila... Punya rumah diujung Sono tapi naro gerbang nya disini..." Ucap Velron yang berasa cosplay jadi kakek-kakek

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, dia berjalan selama 2 jam dari sekolah. Tapi kayaknya dia harus berjalan sejam lagi untuk sampai pintu depan mansion.

Keringat yang membasahi seluruh muka dan punggung nya, tidak lupa ketiak nya.
Wajahnya yang sudah terlihat pucat serta bibir nya yang kering karena tidak minum.

"Gwenchana Yo...teneneng.... gwenchana...ku menahan rasa sakitt rasa sakitt"

Velron menatap langit, matahari sudah tepat berada diatas kepala nya. Pandangan nya sudah memburam juga telinganya yang mendengung daritadi, rasanya mau pingsan aja

Sebuah mobil hitam berhenti tepat disampingnya, kaca jendela perlahan terbuka menunjukkan wajah Xaveno yang terlihat khawatir.

Xaveno segera membuka pintu mobilnya dan keluar menghampiri sang anak yang terlihat sekarat- maksudnya kelelahan.

"Velron kenapa kamu disini? Tadi kamu kesekolah ya?" Tanya nya pada velron

"Ayah, kenapa tidak membangunkan ku tadi pagi?" Tanya velron balik

"Ayah ga tega bangunin kamu tadi pagi, jadinya ayah tidak membangunkan mu" jawab xaveno

"Hmm, berarti ini salah ayah" gumam Velron

"Salah ayah? Emang nya ayah salah apa velron?"

Tanpa menjawab velron membuka pintu mobil belakang lalu masuk dan berbaring dibangku tengah.

Xaveno yang melihat itu pun langsung mengecek keadaan velron, badannya berkeringat dingin seperti orang yang habis lari maraton.

"Velron kamu sehabis apa? Kenapa bisa berkeringat dingin seperti itu?" Tanya Xaveno yang sudah duduk dibangku mengemudi.

"Jalan" jawab Velron singkat sebelum menutup matanya dan tertidur.

"Kamu jalan dari sekolah?! Velron?"

Xaveno melirik kearah bangku belakang dan melihat velron yang sudah tertidur. Dia memilih untuk fokus menyetir.

Sesampainya di mansion, xaveno mengangkat velron dan mengendong nya ke kamar lalu membaringkan nya dikasur dan melepas sepatu serta kaos kaki anak itu, lalu mengecup kening sang anak sebelum pergi keluar kamar. Duda idaman







"Ayo abang kejar adek hahaha"  suara anak kecil terdengar bergema diruangan.

Anak itu berlari sambil tertawa senang, diikuti dengan anak yang sedikit lebih besar darinya.

"Tungguin Abang dek, jangan lari nanti jatuh!" Ucap sang abang sambil mengejar anak kecil itu.

Itu adalah velron dan seorang anak kecil, tapi kenapa wajah nya buram?

Velron berhenti mengejar dan mengatur nafasnya. Anak kecil itu pun berhenti berlari ketika melihat velron berhenti mengejar nya. Anak kecil itu berjalan menghampiri velron.

Aron to Velron [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang