03

1.2K 117 10
                                    

Double up, sorry kalo gaje...
Selamat membaca!

Suara lift terdengar membuat dua orang yang berada dimeja makan langsung mengarah ke arah pintu lift itu.

Mereka terkejut melihat seseorang dibelakang Valno yang berjalan mengikutinya kearah meja makan, siapa lagi kalau bukan si mayad hidup? //Canda. Velron berjalan dibelakang Valno.

Valley tersenyum saat melihat sang adik yang akhirnya keluar dari kamar, Begitu juga dengan Xaveno.

°

°

°

Sekarang ini Velron sedang duduk diantara kedua abangnya. Dia tadi menyetujui untuk ikut makan bersama dan itu membuat kedua abangnya serta ayah nya senang, lihat saja sekarang mereka bertiga senyam senyum sendiri seperti orang gila.

"Ayok dek dimakan nasi nya" ucap Valno.

Velron hanya diam menatap datar makanan diatas meja itu. "Gilaa ini makanan asli kan ya? No tipu-tipu?" Namun berbeda dengan batin nya...

"Kamu ga suka yah, sama makanannya? Mau diganti?" Ucap Xaveno.

"Mau disuapin?" Tawar Valley.

Velron yang dari tadi bengong karena melihat makanan didepan nya ini langsung melirik kearah Valley lalu menggelengkan kepalanya. Valley yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum, Dia mengambil piring  lalu menaruhnya didepan Velron.

"Mau pakai lauk apa dek?" Tanya Valley lembut.

"....." Velron hanya menunjuk kearah nasi goreng. Valley pun dengan cepat menyendok nasi goreng itu ke piring sang adik lalu menaruh nya didepan valren.

"Udah lama ga makan nasi goreng, terakhir kali makan ini kapan ya? Ah ga tau deh yang penting sekarang gue bisa makan sepuasnya!"

Lelah memikirkan hal yang sudah tak penting, Velron pun memulai acara makan nya. Dia menyuapkan sesendok nasi goreng itu ke dalam mulutnya lalu menguyah nya pelan.

"Anjir enak bat!"

Melihat Velron yang makan dengan lahap itu membuat ketiga orang lainnya tersenyum lega.

°

°

°

Velron sudah menyelesaikan acara makannya, sekarang dia hanya diam duduk menatap jenuh ke arah depan. Karena jenuh menunggu kedua abangnya dan ayahnya selesai makan, Velron bangkit dari duduknya.
Hal itu membuat semua atensi mengarah padanya.

"Vel mau pergi kemana, hm?" Tanya Xaveno pada Velron.

"Taman" jawab Velron singkat, padat, jelas.

"Pake nanya" batin velron.

"Bareng sama Abang aja ya dek?" ucap valno yang buru-buru menghabiskan makanannya.

Velron menggelengkan kepalanya.
"Sendiri saja" ucap nya pelan namun masih bisa didengar oleh yang lain.

"Tapi-"

"Yasudah, tapi hati-hati yah..." Ucapan Valno dipotong oleh Xaveno yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari valno dan valley.

Velron langsung pergi meninggalkan ruang makan itu dan berjalan kearah taman didepan mansion.

"Akhirnya gue bisa ngehirup udara segar!"

"Tapi dingin juga ya..."

"Ah btw, enak nya ngapain ya?"

Valley melihat sekitar dan tatapannya berhenti disebuah danau didekat taman itu. Lalu sebuah ide muncul dibenak Velron.

"Hehehe"

°

°

°

Sementara itu

"Ayah! Kenapa ayah membiarkan Velron pergi sendirian? Gimana kalau terjadi sesuatu sama Vel?" Protes Valno.

"Tenanglah Val, memangnya kamu pikir ayah tidak khawatir juga? Ayah terpaksa, ayah tidak mau Velron akan semakin nekat kalau kita terlalu mengekang nya terus" Ucap Xaveno

"Sudahlah, lebih baik kita menyusul Velron" ucap valley yang berjalan kearah taman diikuti oleh Valno dan Xaveno.

Mereka berjalan kearah taman depan mansion, mereka bertiga melirik kanan dan kiri mencari sosok makhluk putih eh-, maksudnya mencari Velron.

Valno menajamkan penglihatan saat melihat sosok yang dikenalinya didekat danau. Mata nya membulat saat membayangkan apa yang akan dilakukan orang itu. Dengan cepat Valno berlari seperti Naruto ke arah orang tersebut.

"Vel!"

Melihat Valno yang berlari kearah danau, kedua manusia yang lain nya pun langsung melihat kearah yang ditujunya. Mereka menatap horor pandangan itu, dengan cepat mereka berlari mengikuti valno.

°

°

°

"Ooh, jadi mba ini diputusin sama doi?" Tanya seseorang, siapa lagi kalau bukan Velron. Dia tadi melihat perempuan berambut panjang dan memakai daster putih sedang berdiri didekat danau.

"Iya dek, HIHIHIHI" jawabnya.

"Mbak ketawa apa nangis sih" Velron heran dengan setan yang satu ini, sejauh ini, ini yang paling jauh sih.

"Nge-rap, pake nanya" jawab si setan dengan nada julid.

"Yaudah sih-" belum selesai berbicara, suara keras nan cempreng mengganggu Indra pendengaran Velron.

"Vel!"

Aron to Velron [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang