08

530 59 8
                                    

Maaf Baru Up yaa guys...

Mending langsung aja ya, Selamat membaca.


















Tetesan air mengalir terjun dari dedaunan, embun pagi menempel pada jendela kamar seorang remaja yang masih tertidur pulas. Ruangan yang gelap perlahan disinari cahaya matahari yang masuk lewat dari jendela setelah seseorang membuka tirai jendela tersebut.

Xaveno menghampiri kearah tempat tidur setelah membuka tirai. Perlahan ia menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh putranya, lalu melipat nya. Dengan lembut pria paruh baya tersebut menepuk pipi putranya yang tengah tidur.

"Velron, ayo bangun sudah pagi.." ucap nya pelan sambil menepuk pipi sang putra.

Velron yang merasakan tepukan dipipi nya, membalikkan badannya kesamping dan memeluk guling nya dengan erat.
Xaveno memijat pangkal hidung nya, dia menengok ke arah jam di dinding.
"Velron, ini sudah jam 06.14 nanti kamu bisa telat masuk sekolah, ayo bangun"

Velron yang sebenarnya sudah bangun tapi memilih untuk tetap dikasur pun membuka mata nya, melirik ke arah jam di dinding. Dia kemudian terbangun dan melakukan peregangan (stretching).
Velron menguap sebentar, ngumpulin nyawa dulu.

"Ayo bangun, trus mandi dan kebawah.. kita sarapan bareng-bareng ya" Ucap Xaveno sembari mengusap kepala Velron. "Ayah kebawah duluan ya" Xaveno menepuk bahu Velron sebelum berjalan kearah pintu dan menutup nya.

Velron yang masih mengumpulkan nyawanya, tersentak ketika ada udara dingin disampingnya. Dia mengusap leher nya merasakan bulu kuduk nya berdiri. "Perasaan tadi panas...kok jadi dingin yak"

"Oi"

Velron meloncat dari atas kasur ketika ia mendengar suara ditelinga nya. "HUAGH NENEK TAPASYA!....ehh" Velron mengelus dadanya.

"Bisa mati muda gue lama-lama, Ro!" Velron menatap sinis si pelaku, Roro Jonggrang eh maksudnya Roro si hantu yang malah cengengesan, mana muka nya ga merasa bersalah.

"Yaudah sih... Lebay deh"

"Lebay! Lebay! Gue tarik juga tuh moncong lu" Velron berdecak, menaruh tangannya dipinggang, pose emak-emak yang siap marahin anaknya.

"Tarik nehh tarik kalo bisa mah" Roro balas, dengan nada mengejek.

"Yeuhh nantangin lu Roro Jonggrang? Sini lu! Gue males jalan kesananya"

Suara ketukan pintu membuat mereka terdiam, Velron melirik ke arah pintu tersebut lalu berjalan menghampiri. Velron menempelkan telinga nya dipintu untuk mendengar siapa yng ada dibalik pintu. "Siap- aduh!"

Velron terdorong kebelakang ketika pintu itu tiba-tiba terbuka. (Itu pintu nya kalo dari luar didorong, Kalo dari dalam ditarik kalo mau dibuka, ngerti kan?). Velron meringis sembari mengelus dahi nya, mata nya berair sedikit.

"Velron?!" Terdengar suara shock (sisanya Shik shak shok) dari arah luar. Orang itu mendorong pintu nya lagi ketika tidak merasakan ada yang menghalangi dari belakang. Orang itu, Valno membuka pintu dan mendapati Velron yang tengah mengusap dahi nya yang sedikit memerah.

"Velron? Dahi kamu kenapa kok bisa merah- eh jangan-jangan kamu abis dicium Wewe gombel?!" Valno terus mengoceh sembari mengusap dahi velron, ia meringis melihat dahi yang mulai benjol itu.

"Iya, abang tuh Wewe gombel nya" ucap Velron dengan sarkas.

"Loh kok bisa?eh engga, maksudnya kok Abang yang jadi Wewe gombel nya?" Valno mengerutkan keningnya, dia menarik velron dan menyuruh nya duduk, lalu valno mengambil kotak P3K di laci samping tempat tidur.

Aron to Velron [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang