「𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐤𝐚 𝐱 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫」
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
𝗦𝗮𝗸𝘂𝗿𝗮: ❝ i could never choose to love another.❞
𝗬𝗼𝘂: ❝ maybe one day i can learn to love you too.❞
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
【fem! reader, ooc,
alur tidak mengikuti...
Dengan langkah kecil dan penuh semangat, seorang anak perempuan yang polos dan penuh keceriaan menghampiri tempat tidur di rumah sakit.
Tempat ibunya berbaring, dengan tatapan polosnya yang penuh keingintahuan, dia duduk di samping ranjang rumah sakit di mana ibunya terduduk dengan keadaan lemah.
Dengan suara pelan, ia bertanya kepada ibunya yang terlihat lelah dan rapuh, "Ibu, apa ibu tau apa arti kehidupan?"
Orang tua itu tersenyum lemah mendengar pertanyaan anak nya, wajahnya menunjukkan kekuatan meskipun tubuhnya telah lelah oleh penyakit yang ia derita.
"Artinya banyak hal yang berbeda bagi setiap orang. Bagi ibu, kehidupan adalah tentang cinta, tentang bagaimana kita mencintai dan dicintai, tentang bagaimana kita memberi dan menerima kasih sayang." jawabnya dengan suara rapuh namun penuh kasih sayang.
Mata anak itu berbinar-binar, mencerna kata-kata ibunya dengan penuh perhatian. "Jadi, hidup ini seperti permainan?" tanyanya lagi, mencoba memahami dengan polosnya.
Sang ibu tersenyum, menyapu lembut rambut putri kecilnya. "Bisa dibilang begitu, sayang. Seperti permainan yang penuh petualangan, penuh tantangan dan kebahagiaan. Yang penting, kita mengisi setiap momen dengan kebaikan dan cinta."
Namun, tiba-tiba, ibu terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca, lalu dengan penuh keberanian, ia menatap anaknya.
"tolong ingat kata ibu, meskipun terkadang hidup melelahkan dirimu, teruslah tetap hidup (name)."
゚•┈୨♡୧┈•゚
"aku tidak bisa, ibu."
Di tengah kesunyian malam, di atap sebuah gedung tua yang tak lagi terurus, seorang gadis bernama (name) berdiri di tepi, memandangi kegelapan yang menyelimuti kota di bawahnya.
Bulan purnama menggantung di langit, memberikan cahaya lembut yang memperjelas siluet tubuhnya yang gemetar.
Angin malam yang dingin menusuk tulang, namun rasa sakit di hatinya jauh lebih menyiksa. Seluruh dunia terasa begitu sunyi, seolah hanya ada dirinya dan kesedihan yang menyesakkan dada.
Setiap ingatan tentang penderitaan dan kegagalan datang menghantam seperti ombak, membuatnya semakin mantap dengan keputusan tragis yang akan diambil.
Angin itu menyapu rambut indahnya yang panjang. Segala sesuatu dalam hidupnya terasa begitu berat, tak tertahankan, hingga keputusasaan merayap ke setiap sudut pikirannya.
Ia mengingat kembali setiap luka dan kegagalan, setiap harapan yang hancur dan janji yang tak terpenuhi.
Ia merasakan air mata hangat mengalir di pipi nya.
"Maafkan aku."
Ia menutup matanya sejenak, menghirup udara dingin dengan dalam, mencoba mengumpulkan keberanian untuk langkah terakhirnya.
Tanpa berpikir panjang lagi, (name) membuka matanya, menatap langit yang gelap seakan mencari pengampunan terakhir. Menyerahkan dirinya kepada sang yang maha kuasa.
Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, sebuah tangan tiba-tiba menarik lengannya dengan kasar, memaksa dia untuk berbalik.
"Apa yang kau lakukan sialan?!" Teriak suara yang penuh kemarahan, memecah kesunyian malam.
(name) menoleh dan terkejut melihat seorang laki-laki yang menariknya dan menatap (name) dengan tatapan tajam.
"Le-lepaskan aku!" seru (name) dengan suara yang gemetar, mencoba menahan air mata yang hendak tumpah.
"Kamu sudah gila, ya?! apakah kamu punya akal sehat? memangnya kamu pikir bahwa melompat dari sini akan menyelesaikan semua masalahmu, hah?!"
(Name) masih terpaku, tak mampu menanggapi kata-kata kasar yang dilontarkan laki laki itu. Sebelum dia sempat menjawab, tiba-tiba rasa pusing melanda dirinya, dunia di sekitarnya berputar cepat, dan segalanya menjadi kabur. Tubuhnya terasa lemah.
Laki-laki itu langsung menangkap tubuhnya yang terjatuh, (name) masih bisa menangkap siluet orang itu yang menatap dirinya dengan raut wajah khawatir.
Laki-laki itu memiliki rambut yang unik, campuran warna putih dan hitam yang tampak kontras di bawah cahaya bulan. Matanya yang berwarna kuning keemasan dan hitam menatapnya dengan ekspresi kekhawatiran.
"O-oi! kamu baik baik saja?!" tanyanya dengan nada cemas, namun setelah beberapa detik yang hening, dia menghela nafas panjang.
"merepotkan sekali." gumamnya.
゚•┈୨♡୧┈•゚
(name) perlahan membuka matanya, disambut oleh sinar matahari pagi yang cerah menembus jendela kamarnya.
Dengan kepala yang masih terasa sedikit berat, Dia mengerjapkan mata, mencoba mengingat apa yang terjadi.
Hatinya berdebar saat kesadaran mulai menyergapnya-semalam dia pingsan di tepi gedung.
Namun sekarang, dia terbaring di tempat tidurnya sendiri, selimutnya rapi menutupi tubuhnya. Kebingungan lantas muncul di dirinya.
(name) duduk perlahan, mencoba merangkai kejadian yang membawanya kembali ke kamarnya.
saat pandangannya menyapu sekeliling kamar, matanya tertuju pada sebuah kertas yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya. Perlahan, dia meraih kertas itu dan membaca nya. Tulisan tangan yang cukup rapi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan perasaan yang campur aduk, (name) membaca tulisan di kertas itu.
Senyuman perlahan muncul di wajahnya dan menyebar ke seluruh wajahnya saat dia mencerna kata-kata yang tertulis di kertas itu.