(Name) tengah berjalan pulang menuju kerumahnya Setelah menghabiskan waktu di cafe favoritnya. Matahari memancarkan sinarnya dengan hangat, membuat bayangannya terlukis dengan jelas di jalan yang ia pijak.
Jalanan ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang, masing-masing tenggelam dalam aktivitas dan tujuan mereka.
Ia melewati deretan toko yang sudah buka, memamerkan berbagai barang dagangan di etalase yang berkilauan. Ada aroma roti segar dari toko roti di sudut jalan, wangi bunga dari kios bunga yang baru saja menata rangkaian baru.
Saat (name) sudah separuh jalan menuju kerumahnya, ketenangan yang ia rasakan tiba-tiba berubah menjadi ketegangan ketika sekelompok pemuda menghalangi jalan (name) dan mulai mengerumuni (name).
(name) berhenti sejenak, jantungnya berdegup kencang, mencoba mencari cara untuk melewati mereka. Suasana menjadi lebih tegang saat salah satu sekelompok pemuda itu melangkahkan kakinya mendekati (name).
"Apa yang kalian inginkan?" ujar (name), berusaha agar rasa takut tidak memenuhi dirinya. Pemuda yang berada di depan (name) kini tersenyum miring.
"tidak ada yang kita inginkan tuh." jawab pemuda itu.
"Kalau begitu, jangan menghalangiku." (name) melangkahkan kakinya berjalan menghindari pemuda itu. Namun, belum sempat dua langkah ia berjalan, sebuah tangan memegang lengannya dengan kuat.
"hei! itu sakit." (name) meringis sambil menatap pemuda itu dengan tajam.
"sebelum kau pergi tidak bisakah kamu menikmati waktu bersama kami semua? kau tampak begitu cantik, nona." ujar pemuda itu, senyuman miring itu masih tetap bertahan di wajah brengsek nya.
"benar! bermainlah bersama kami semua, nona!" seru salah satu pemuda yang berada di sekelompok itu.
Namun, sebelum pemuda itu sempat melakukan lebih jauh, sebuah tangan besar dan kuat mencengkeram pundaknya dengan keras.
"Melihat tingkah busukmu, membuatku mual."
Pemuda itu terkejut dan menoleh dengan cepat, hanya untuk bertemu dengan tatapan tajam dari seorang laki-laki.
Bugh!
Tanpa sepatah kata pun, dia melayangkan pukulan telak ke wajah pemuda itu, membuatnya terjatuh ke tanah.
Segerombolan pemuda yang lain ketika melihat ketua mereka di hajar begitu mudah merasa tidak terima dan marah, mereka lalu mulai menghajar laki-laki itu, namun satu per satu mereka dihajarnya dengan pukulan keras dan tendangan yang mematahkan perlawanan mereka.
Setelah puas menghajar sekelompok pemuda itu, laki-laki itu berhenti sejenak, memandang mereka dengan tatapan penuh peringatan.
Segerombolan pemuda itu yang kini terbaring kesakitan di tanah saling pandang dengan wajah pucat dan gemetar, merasakan nyeri yang menjalar di seluruh tubuh mereka.
Tak butuh waktu lama, mereka segera bangkit dengan terburu-buru, ketakutan terlihat jelas di mata mereka. Tanpa berkata apa-apa, mereka lari terbirit-birit meninggalkan tempat kejadian, tidak berani menoleh ke belakang.
(name) yang sedari tadi mematung kini kembali sadar, ia melihat laki-laki yang menyelamatkan nya telah melenggang pergi.
(name) lalu melangkahkan kaki nya mengejar laki-laki itu, "hei! tunggu!" seru (name) namun percuma, lelaki itu tidak menggubrisnya.
tanpa ragu, (name) lalu memegang lengannya, dan membuatnya terdiam di tempat, "terimakasih banyak karena telah menyelamatkan ku." ujar (name) kepada laki-laki itu.
ia lantas menolehkan kepalanya ke belakang, melihat gadis yang baru saja berterimakasih kepadanya, sepasang mata heterochromia bertemu dengan mata (e/c) milik (name).
"eh?"
mata (name) melebar, rasa keterkejutan muncul di dirinya. Ia sangat familiar dengan mata hitam-kuning keemasan itu, dan juga rambut yang berwarna putih-hitam, ia merasa pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya.
Ia lalu mengalihkan wajahnya kembali, memutus kontak mata itu, "A-aku tidak bermaksud menyelamatkanmu, aku hanya merasa kesal dengan mereka." ujarnya, (name) bisa mengetahui dengan mudah bahwa laki-laki yang di depannya sedang tersipu.
(name) lalu melepaskan tangannya yang sedari tadi memegang lengannya untuk menahan lelaki itu agar tidak pergi, merasa sebuah tangan telah terlepas dari lengannya, laki-laki itu lalu melangkahkan kakinya, mulai melenggang pergi meninggalkan nya.
"Sakura Haruka."
Sakura langsung berhenti ketika sebuah suara memanggil nama lengkapnya, ia lalu berbalik, menatap gadis yang baru saja memanggilnya. Ekspresi keterkejutan terpampang di wajah nya.
"kamu Sakura Haruka, bukan? orang yang menarikku dari keputusasaan saat itu?"
Sakura terdiam, tidak menjawab pertanyaan gadis itu. Ternyata firasatnya bukan semata-mata bualan, ia benar benar pernah bertemu dengan perempuan di hadapannya saat ini.
Saat ia melihat seorang perempuan yang ingin mengakhiri hidupnya dengan tragis, ia mengulurkan tangannya, menarik perempuan itu seolah menariknya menjauhi kegelapan.
Sakura masih ingat jelas dengan kejadian itu. Dia tidak menyangka bahwa perempuan yang dimaksud itu adalah perempuan yang berada di depannya saat ini.
ia merasa orang yang berada didepannya membutuhkan jawaban yang pasti, ia lalu menganggukkan kepalanya.
(name) menghela nafas lega, sebuah senyuman manis terpampang di wajahnya. "Akhirnya, kita bertemu lagi ya.."
Sakura berdiri terpaku, seolah waktu berhenti di sekitarnya. Di depannya, seorang gadis dengan wajah penuh cahaya menyunggingkan senyuman.
lekuk senyuman itu, dari kerutan halus di sudut matanya hingga pancaran kebahagiaan yang murni, membuat sakura merasakan debaran yang kian tak terkendali.
Sakura ingin mengetahui hal lebih banyak tentang gadis yang mendebarkan hatinya saat ini.
───── ❝ Tbc ❞ ─────
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞𝐝 ; 𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐤𝐚 ✓
No Ficción「𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐤𝐚 𝐱 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫」 ⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰ 𝗦𝗮𝗸𝘂𝗿𝗮: ❝ i could never choose to love another.❞ 𝗬𝗼𝘂: ❝ maybe one day i can learn to love you too.❞ ⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰ 【fem! reader, ooc, alur tidak mengikuti...