Saat ini, seorang laki-laki berada di kamarnya, berbaring di atas futon yang dingin dan lembut, dengan lengannya menutupi kedua matanya seolah berusaha melindungi dirinya dari dunia.
"terimakasih karena telah menyukaiku, tapi maaf .. perasaanku berbeda dengan mu, sakura-kun."
kata itu, kata yang menyayat hati, terus terngiang-ngiang di telinganya. Itu adalah ucapan yang ia dengar saat mengungkapkan perasaannya kepada seseorang yang sangat ia cintai.
Sebuah penolakan yang begitu menyakitkan.
Suara itu, penolakan itu, seolah terpatri dalam ingatannya, mengusik setiap detik ketenangannya.
Penolakan itu menghantam hatinya seperti gelombang yang tak henti-hentinya memukul pantai, meninggalkan rasa perih dan hampa yang mendalam.
"sesakit ini, sialan." batin nya.
Dalam kesunyian yang ia dapatkan, saat hanya ada suara detak jam yang terdengar, dia bertanya-tanya dalam hati, apakah dirinya tidak pantas dicintai?
Perasaan ini membuat hatinya terasa begitu hampa dan dingin, seakan cinta yang ia harapkan telah menghilang, meninggalkan luka yang dalam dan tak tersembuhkan.
Dia terjebak dalam pikirannya sendiri, mencoba mencari jawaban di tengah kepedihan yang mendera, memikirkan apakah ada yang salah dengan dirinya atau apakah takdir memang tidak memihak padanya.
Di tengah kehampaan itu, tiba-tiba terdengar suara dering telepon dari handphone-nya. Suara itu memecah keheningan dan menariknya kembali ke realita.
Ia menoleh dan menatap handphone yang terletak di sampingnya. Dengan gerakan lambat, tangannya mengambil perangkat itu dan meletakkannya di telinganya.
Dari ujung lain, terdengar suara yang dikenalinya.
"halo? sakura-kun?"
Meski demikian, laki-laki itu tetap diam, membiarkan suara di seberang sana berbicara lebih dahulu.
"aku, nirei-kun, dan kaji-san ada di platform kereta sekarang, mengantar (name). Tachibana-san tidak bisa ikut mengantarnya dan itulah kenapa dia menyuruhku dan nirei-kun untuk ikut mengantar nya."
Sakura terus terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh seseorang di balik teleponnya, dia hanya terus mendengarnya.
".. terus?" satu kata lolos keluar dari mulut sakura, menjawab perkataan sang penelepon.
"kamu ngga ke-"
"aku ngga peduli."
sebelum kata-kata yang ingin diucapkan oleh seseorang di balik telepon itu, sang pemilik surai rambut putih-hitam itu langsung memotong ucapan itu dan mematikan telepon itu secara sepihak.
.
.
.
.
."bagaimana suo-san? sakura-san mau kesini?"
Pemuda yang memakai penutup mata hitam di sebelah mata kanan nya menoleh, menatap teman nya yang bertanya dengan diri nya.
Tangan nya kemudian bergerak menurunkan handphone nya dari telinga nya dan memasukkan nya ke dalam saku celana.
Suo menggelengkan kepala nya, dengan sebuah senyuman biasa di wajah nya. Laki-laki bersurai rambut kuning itu menghela nafas.
"haduh.. se-galau itukah dia nya." ujar nirei dalam hati.
Padahal, suo hanya ingin mengajak pemuda yang memiliki dua mata unik itu. Namun, belum sempat dia melanjutkan perkataannya, dia dikejutkan dengan telepon itu di putuskan secara sepihak.
"nee, suo-kun, nirei-kun."
Kedua pemuda itu menoleh ketika mendengar suara gadis memanggil mereka berdua, Nirei dan suo menatap gadis itu.
"maaf, ini salah ku.." ujar (name) sambil menundukkan wajah nya.
Kedua pemuda itu terdiam mendengar perkataan yang keluar dari mulut sang gadis, senyuman lembut menghiasi wajah mereka.
Laki-laki bersurai rambut kuning itu mendekati (name), dan memegang bahu sang gadis sambil menunjukkan senyuman lembut.
"tidak apa-apa (name)-san! sakura-san seperti nya hanya ingin menetralkan perasaan nya dulu." ujar nirei, sang gadis mendongkak dan menatap pemilik surai rambut kuning itu dan dia terdiam sejenak.
"itu benar! jangan terlalu di pikirkan." sahut suo.
Mata sang gadis terpaku menatap kedua pemuda itu, senyuman manis muncul di wajahnya. Dia tau dirinya bahwa dirinya salah. Namun, dirinya melakukan itu memiliki sebuah alasan.
Tatapan mata (name) kini tertuju ke arah seorang pemuda yang memakai headphone di kedua telinga nya dan sebuah permen tangkai di mulutnya. Dengan perlahan (name) melangkahkan kaki nya mendekati pemuda itu.
"kaji-kun." panggil (name), dan membuat sang empu menoleh ke arahnya dan menatap sang gadis yang berdiri di hadapan nya
Kedua tangan pemuda itu bergerak melepaskan headphone nya dan mengeluarkan permen tangkai dari mulut nya.
"baik-baik disana." ujar pemuda itu sambil mengalihkan pandangan nya ke arah lain, (name) tersenyum mendengar perkataannya.
(name) mengangguk kepalanya, "kaji-kun juga baik-baik disini ya." ucap (name).
Pandangan kaji teralihkan dan menatap gadis di hadapannya ini, dia mengulurkan tangan nya dan mengusap surai rambut (h/c) milik (name).
"kalau ada apa-apa, telepon aku." ujar pemuda itu dengan singkat, (name) terdiam ketika tangan pemuda itu mengusap lembut surai rambutnya.
"iyaa."
Kini, akhirnya, suara gemuruh yang ditunggu-tunggu itu terdengar di kejauhan, semakin lama semakin mendekat, hingga sosok kereta muncul, perlahan berhenti di hadapannya. Pintu kereta terbuka dengan suara mendesis.
(name) menghela, kemudian melangkahkan kaki nya berjalan memasuki kereta yang ada di hadapan nya. Sejenak, (name) menoleh ke belakang, memandang ketiga pemuda yang berniat hati untuk mengantarkannya.
Pemuda bersurai rambut kuning itu melambaikan tangannya ke arahnya, "sampai jumpa, (name)-san!"
Pemuda yang memakai penutup mata di sebelah kanan matanya hanya menampilkan senyuman lembut kepadanya, dan pemuda yang sedang mengisap permen tangkai itu menatap diam ke arahnya.
(name) tersenyum, tangan nya kemudian bergerak melambai ke arah mereka.
Tanpa ragu, gadis itu melangkahkan kakinya ke dalam gerbong, meninggalkan platform yang menjadi tempat menunggu nya. Pintu kereta menutup perlahan di belakangnya.
Dia mencari tempat duduk yang kosong dan segera duduk, merasakan bantalan kursi yang empuk di bawahnya.
Ketika kereta mulai bergerak perlahan, gadis itu sejenak menoleh ke belakang, memandang kota yang semakin menjauh. Dia mengamati gedung-gedung tinggi, jalanan yang ramai.
Dan, tanpa ia sadari ini lah terakhir kali nya dia bertemu dengan segala hal di kota ini.
───── ❝ Tbc ❞ ─────

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞𝐝 ; 𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐤𝐚 ✓
Literatura faktu「𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐤𝐚 𝐱 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫」 ⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰ 𝗦𝗮𝗸𝘂𝗿𝗮: ❝ i could never choose to love another.❞ 𝗬𝗼𝘂: ❝ maybe one day i can learn to love you too.❞ ⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰ 【fem! reader, ooc, alur tidak mengikuti...