1

743 26 0
                                    

seorang anak yang kini tengah merenung sendirian seharusnya diumur nya saat ini ia harus sekolah dan berteman dengan teman teman lain nya Nana yang masih mengingat trauma Nana mengalami depresi berat selama 4 tahun yang lalu tetapi depresi nya saat ini mulai berkurang dirinya masih ingat ketika dirinya di tampar di cabuk itu sangat menyakitkan Nana yang hanya terdiam di kamar hanya bibi san yang bisa masuk " hiks hiks hiks hiks j-jangan s-sakiti n-nana" tangis Nana menutupi telinga nya mengingat suara wanita itu beserta suara cabuk itu Nana berteriak histeris sambil melindungi diri nya " JANGAN SAKITI AKU JANGAN JANGAN AAA!!! JANGAN JANGAN H-HIKS H-HIKS " teriak histeris Nana membanting seluruh benda di kamar nya itu sedangkan bibi san yang tengah berberes diruang tamu mendengar suara pecahan di kamar sang majikan nya " astaga tuan Nana " panik bibi sambil menaiki tangga

bibi membuka pintu kamar Nana dan dirinya terkejut melihat tatapan kosong Nana dengan tangan dilumurin darah membuat bibi menghampiri Nana " ASTAGA NAK " panik bibi Nana mendongak kepala nya merasakan ada yang memanggil nya " b-bibi k-kau kh i-i-tu " tanya Nana dengan tatapan kosong bibi mengangguk kecil dan Nana mendapat itu tersenyum kecil tetapi ketika dirinys habis tersenyum kecil dirinya melihat luka ditangan nya dan " t-tidak t-tidak jangan sentuh aku JANGAN SENTUH AKU " teriak histeris Nana sambil memukul tangan nya untuk menghilangkan noda merah di tangan nya itu bibi saat itu langsung mengambil tangan sang anak dan " hei nak kau terluka jangan seperti ini " ucap bibi san Nana mendengar itu terdiam dan menundukkan kepala nya bibi san melihat itu mengambil dagu pemuda cantik ber usia 17 tahun itu " jangan seperti nak " tatap bibi san dengan lembut Nana menatap bibi san dengan tersenyum tipis" kita obati ne luka Nana hm " ucap bibi san mengambil kotak p3k

sementara Jeno dirinya yang kini masih dikantor mengetik di laptop nya itu dirinya tidak bisa fokus karna memikirkan bagaimana keadaan anak nya saat ini " ya tuhan semoga saja perasaan ku saat ini tidak terjadi " gumam Jeno menghela nafas disaat itu handphone dirinya berbunyi dirinya mengangkat panggilan itu mendengar tutur dari panggilan suara itu membuat Jeno menyuruh Lucas sahabat nya itu untuk hendle semua Jeno membawa laju mobil nya sangat laju sesampainya di rumah Jeno bertanyalah kepada sang bibi " bi bagaimana Nana bi? " Tanya Jeno khawatir dengan raut khawatir bibi melihat itu menceritakan hal yang terjadi tadi pagi selama bibi bercerita tatapan Jeno di buat sendu seharusnya dirinya tidak lalai untuk meninggalkan anak nya itu Jeno di buat bersalah kepada dirinya sendiri tapi bibi san " nak jangan menyalahkan diri sendiri coba lah kamu dekati Nana secara perlahan lahan hm" tutur bibi san mengusap rambut Jeno

Jeno mendekati sang kasur anak menatap wajah tidur sang anak yang kini tertidur dirinya melihat mata anak nya itu sangat bengkak " maafkan Daddy sayang Daddy lalau menjaga mu " ucap Jeno memeluk sang anak Jeno terbawa halut dan Jeno tertidur pulas sambil memeluk Nana

Nana membuka matanya dan melihat sekitar Nana bingung siapa yang memeluk nya? Nana melihat wajah tidur itu dan Nana menegang mata Jeno yang tertutup itu " hihihi lucuk sekali seperti Samoyed" tawa Nana Jeno merasa terganggu dengan sentuhan itu membuat Jeno membuka mata nya Nana kaget dan " m-maaf aku tidak bermaksud untuk menganggu mu " ucap Nana memalingkan pandangan Jeno tau saat ini Nana tidak ingin di sentuh Jeno sangat mengerti " ahh tidak papa sayang" ucap Jeno Menatap wajah Nana merasa di perhatikan Nana menundukkan kepalanya " tidak perlu takut aku Daddy mu " sahut Jeno dengan tersenyum membuat mata nya menghilang Nana melihat itu " wahh mata mu hilang saat tertawa dad? " Perkataan Nana membuat Jeno salah tingkah

TBC




DADDY LEE  ||NOMIN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang