05. Banyak aksara yang disuarakan.

48 9 0
                                    

Dihari berikutnya, pagi ini Hanin berangkat lebih cepat dari biasanya, karena Haidar memaksanya untuk pergi bersamanya, memang adiknya itu selalu berangkat pagi-pagi buta. Kini Hanin yang hanya sendirian di kelasnya sudah merasa bosan, karena tak ada yang bisa ia lakukan selain memainkan handphone nya. Akhirnya ia memutuskan untuk berlatih menyanyikan lagu Nadin Amizah yang berjudul Menangis di jalan pulang.

"Lagu dan serapah, Terdengar~~ di mobil mu~~"

"Saling mencekik, mencerna~~ kata makian~"

"Jangan~ jangan~ ucap kata itu lagi~~"

"Jangan~ lupa, kita saling mencintai~~"

Meskipun ia bernyanyi tanpa iringan musik apapun, namun dengan suaranya yang lembut dan indah terdengar seperti alunan musik mengikutinya. Dengan hembusan angin yang melilitnya, dan sinar matahari yang terbit di pagi hari, mampu membuat dunia menutup matanya dan menikmati irama yang berjalan.

"Dan senayan~~ menjadi saksi~~"

"Bodoh dan sayang~~ hancur, lebur, kita terjadi~~"

"Kita menangis~~ diperjalanan~ pulang~~"

"Mencari jalan~~ tak pernah-"

"hanin?!" ia dikagetkan oleh seseorang yang meneriaki namanya, yang ternyata itu Lia.

"Lu nyanyi?!" Lia bingung dengan temannya ini, sejak kapan Hanin bisa bernyanyi? Dengan suara semerdu itu, mengapa Hanin tak pernah menunjukkannya pada dunia?

Hanin yang merasa kesal telah diganggu, ia berdecak kecil dan memberikan tatapan sinis pada Lia. Ia heran dengan manusia yang satu ini, mengapa reaksinya begitu berlebihan?

"Ya emang napa si kalo gue nyanyi?"

"Lu- Tadi suara lu tuh baaaguuusss buaangeett!!"

Perasaan apa ini? Hanya dengan beberapa kata yang diucapkan Lia, Hanin merasakan sesuatu yang menggebu-gebu, tapi apa?

"Sumpah! Kaya.. Gue ga expect suara lo kalo nyanyi merdu banget! Kaya penyanyi aslinya tau!"

Hanin terus memperhatikan wajah Lia, ia mengerti bahwa temannya sedang memujinya, ia tahu bahwa ia sedang merasa senang, tapi ini berbeda. Entah kenapa, rasanya melebihi suara ombak dilaut, perasaan yang tidak bisa dimengerti oleh dirinya sendiri.

"Hanin?!"

"Eh, apa?"

"Kok ngelamun sih?"

"Engga, gapapa"

Lia mendekatkan wajahnya pada Hanin, ia menyipitkan matanya dan mengerutkan alisnya untuk menganalisis temannya.

"Bohong, lo bohong. Jangan bohong, cerita ke gue!"

Hanin menghela napasnya kasar, ia tahu temannya itu sangat peka terhadap apapun, terkadang Hanin merasa frustasi karena kepekaannya.

"Engga, gue cuma keinget dulu aja"

"Dulu? Emang kenapa dulu?"

"Ya.. Dulu gue sempet suka nyanyi, bahkan gue suka ikutan lomba"

"Sumpah?!"

Lia sangat terkejut sehingga matanya membulat sempurna, padahal selama ia duduk di bangku SMA, Lia tak pernah sekalipun mendengar Hanin bernyanyi.

"Kok bisa?"

Dunia selalu punya kejutan untuk kita. || Ning Ning [Aespa] w/ Jaemin [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang