WHEN I SEE YOU AGAIN

390 26 0
                                    






Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!




















Sehari setelah pemakaman Mesha...

Banyak dari kolega, kerabat, juga teman-teman Mesha yang masih datang untuk sekedar mengucapkan rasa bela sungkawa pada kami sekeluarga. Ini sudah sehari sejak pemakaman Mesha diadakan, kepergiannya yang begitu mendadak meninggalkan luka terdalam bagi kami semua terutama Mahesh. Aku sebagai anak sulung hanya bisa mencoba untuk tetap tegar, sulit memang.

Saat mendapatkan kabar tentang kecelakaan yang akhirnya merenggut nyawa Mesha, itu saat di mana Aida serta Neena yang datang mengunjungiku. Itu juga berarti, Mesha mengalami kecelakaan tak lama setelah kepulangannya dari Bali.

Aku yang tentu saja shock, sempat tak sadarkan diri setelah menerima panggilan dari ayah tentang kondisi Mesha. Untung Aida dan Neena masih di sana menemaniku. Segera setelah menguatkan diri, aku beserta Aida juga Neena kembali ke Jakarta. Begitu sampai, yang kulihat adalah bunda yang menangis histeris juga ayah yang terduduk tak berdaya di depan kamar mayat.

Menurut kronologi dari pihak berwajib, semua murni kecelakaan tunggal, pun ada bukti CCTV. Padahal ia terlihat melajukan motornya dengan kecepatan sedang, tapi kenapa dia bisa oleng yang lantas membuat motornya menabrak pembatas jalan.

Dia bukan orang yang ceroboh, dia selalu teratur menjalani hidupnya. Dia menjadikan Wilsa sebagai tauladan di hidupnya, hidup dengan aturan. Dia juga tidak akan mungkin dengan sengaja merusak motor kesayangan Wilsa.

Lalu, kenapa ini bisa terjadi?

Apa yang menyebabkan Mesha melakukan kecerobohan yang menyebabkan kematiannya sendiri?




















Sandekala menjelang, beberapa telah pamit pulang, hanya orang terdekat yang masih bertahan. Di hari pemakaman kemarin, Aida dan Neena datang bersama keluarga mereka, ada Janu bersama kekasihnya, Julia. Bahkan tante Tanisha menginap di rumah sejak kemarin, tapi Wilsa... aku bahkan tak melihat batang hidungnya.

Apakah dirinya enggan untuk datang? Bukankah Mesha sudah dianggap adik sendiri? Bodohnya aku yang masih memikirkannya di saat aku kehilangan adikku. Kalau dia sudah tak peduli, kenapa juga aku harus memikirkannya?

Ibu dan anak Huxley itu belum juga meninggalkan kediaman kami. Hanni senantiasa berada di sebelah Mahesh, mungkin dia berusaha membuat Mahesh lebih tabah. Sedangkan tante Fanny sejak tadi berada di sebelah tante Tanisha, aku juga baru tahu kalau ternyata tante Fanny bekerja di perusahaan milik keluarga Kanaya.

"Kak..." ayah menghampiriku yang duduk sendiri di ruang makan. "Ada hal yang mau ayah bicarain sama Kamu", ia mengusap lenganku, lantas duduk di bangku kosong sebelah kiriku.

"Ini tentang Mesha..." ayah melanjutkan, "waktu itu, sebelum dia bilang mau mengunjungimu. Dia mendatangi ayah."

Apa jangan-jangan...

"Ayah gak tau gimana cara menyampaikannya, juga gimana reaksimu nanti setelah kuberi tau..." ayah terlihat ragu.

Ayah menegakan badannya tapi tatapannya masih terkunci pada jemarinya yang saling bertautan.

"Mesha... dia memberanikan diri pada ayah dan bilang bahwa dia suka sama temen ceweknya. Dia bilang sukanya itu cinta pada seorang terkasih."

Akhirnya Mesha benar-benar memberanikan diri, membicarakan orientasi seksualnya pada ayah.

BROKEN HEART (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang