Susu Jahe [END]

SJ. 9

Tidak ada komunikasi via telfon selepas pertemuan mereka di resto waktu itu. Hingga esok harinya, seperti biasa Kana mendatangi rumah kucing sepulang sekolah.

Sedikit banyak Mew sudah mengerti bahasa Indonesia.

Ting!!!

"Kana dateeenngg..." teriaknya sambil membunyikan lonceng di pintu masuk.

Tanpa di perintah, semua kucing berlari mendekati Kana, karena mereka sudah hapal, omega imut ini pasti membawakan sesuatu untuk dimakan.

Mew sengaja berdiam diri di tempatnya karena sepertinya Kana belum menyadari keberadaan sang Alpha.

Tersenyum melihat betapa indahnya pria yang saat ini tengah tertawa dikerumuni kucing berebut makanan.

"Meoong.. Meong.."

"Woo... Woo... Woo... Slowly baby... Tenang-tenang, semua kabagian kok. Papa bawa banyak."

Mew mengernyit heran.

"Papa?" batinnya.

Kana terus memberi makan dengan binar bahagia jelas terpancar di matanya.

Hingga semua kucing itu tenang setelah kenyang, Kana melepas seragamnya helai demi helai karena merasa gerah, meski ruangan ini sudah full AC.

"Oh my God! Apa dia akan telanjang?"

Ini bukan hal yang baik bagi jiwa alpha, hingga ia segera keluar.

"Ehemmm..."

Kana terkejut dan menghentikan tangan yang sedang melucuti kancing kemeja.

"Eh om disini? Maaf kirain gak ada orang."

"Tidak apa-apa, ruang itu disana ada buat kamu baju ganti, saya buat bagi kamu."

Mencoba menggunakan bahasa lokal tapi itu sangat berantakan, hingga Kana terbahak.

"Ahahaha..."

"Mengapa adalah kamu laughing?"

"Ahahahaha... Udah om udah, Kana gak kuat. Ahahha..."

Mew memutar matanya kemudian kembali ke tempat duduk semula. Merasa kesal karena Kana menertawakan bahasa Indonesianya.

"Yaelah gitu aja ngambeg. Hahaha..."

Mew memilih abai, dan menyibukkan diri dengan kamus Indonesia- inggris.

Omega kecil berlari ke kamar untuk mengganti seragam dengan tawa masih terdengar sesekali.

Kemudian menyodorkan susu jahe kemasan saschet kepada om alpha.