SJ. 15

872 191 95
                                    

Kana beserta empat kakaknya tiba di Kalimantan pukul 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kana beserta empat kakaknya tiba di Kalimantan pukul 10.00 Wita. Mereka langsung mengantar sang adik ke tempat dimana Kana akan belajar privat.

Mereka melewati hutan dengan pohon besar yang dilindungi dan sangat terawat. Tidak akan ada perasaan takutbsaat kau melewatinya.

Jika ada pilihan, empat pria beta itu akan memilih mendatangkan gurunya saja ke rumah mereka, tapi itu tak mungkin terjadi karena udara Jakarta tidak akan membuat gurunya nyaman.

Setelah beberapa menit berkendara dengan hati berkecambuk, akhirnya mereka sampai di gerbang menjulang. Siapa sangka di tengah hutan ada bangunan semegah dan seluas ini.

Udara nyaman yang amat sangat cocok dengan hawa tubuhnya, tak mampu membuat Kana berhenti khawatir.

Mereka disambut security dan dibimbing menuju ruangan luas yang di isi dengan segala macam alat peraga, gambar, poster, layar monitor juga buku-buku yang mendukung semua kebutuhan pembelajaran.

Ruangan sebesar ini hanya akan di isi oleh satu orang murid dan satu orang guru. Sudah dapat dipastikan biayanya juga tidaklah murah.

Kana selalu merasa hawa tubuhnya berbeda tiap kali menghirup udara Kalimantan, rasanya seperti mendapat energi baru dan terbebas dari belenggu panasnya kota jakarta.

Tapi dia terus menggenggam ujung baju Mile dengan tangan kanan dan ujung baju Zee di tangan kiri saat kedua kakanya itu tengah berbicara dengan gurunya.

Kana tidak ingin di tinggal.

"Maaf, Tuan. Dia tidak akan bisa belajar dengan baik jika kalian juga berada di dalam sini." tolak Omega wanita 45 tahun yang akan menjadi guru Kana.

"Kami tidak akan mengganggu." Sahut Mile.

"Hanya sampai Kana terbiasa, Bu." Timpa Zee.

Sementara Bibel dan Jeff mengangguk setuju.

Tapi Bu Reyna menolak secara halus dengan senyum tak lekang dari bibirnya.

"Saya tau kalian mencintainya, tapi dia sudah hampir mencapai usia matang sebagai seorang Omega, kalian harus membiarkannya belajar mengenali dirinya sendiri."

Kana memelas menatap Bibel dan Jeff, berharap mendapat pembelaan. Tapi mau tak mau dia harus pasrah ketika harus di tinggalkan disana.

"Gapapa ya sayang? Kita bakalan nunggu di luar sampe kamu selesai." Jeff mengusap surai hitam yang akhirnya mengangguk.

Hanya tersisa Kana dan Bu Reyna, omega   paruh baya itu melangkah membuka semua tirai dan jendela di ruangan ini.

"Kemarilah, Kana."

Dengan langkah ragu, omega remaja mendekat. Bu Reyna memegang bahu Kana, mengajaknya berdiri di depan jendela lebar, membiarkan tubuh mereka di belai angin.

Susu Jahe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang