04

140 30 0
                                    


Sooji hanya terdiam sembari menatap Chanyeol yang melangkah mendekat membawa buku tahunan. Lalu duduk disebelah Sooji yang tak bersuara.

"Kita memulai nya pelan pelan oke, kau sekolah di Taeyang kan? Aku juga bersekolah disana." Ucap Chanyeol.

Membuat Sooji sedikit tertarik. Sejauh ini ia tak pernah tau soal latar belakang Chanyeol karna ia tak begitu peduli. Percayalah, Sooji hanya bertemu sebentar dengan Chanyeol disaat pengenalan CEO baru, karna gadis itu pingsan tanpa alasan begitu melihat Chanyeol.

"Kau lupa bukan , kita sering bertemu, makannya aku mengenal mu tapi aku kecewa karna kau tak kunjung mengetahui siapa aku."

Lalu Chanyeol membuka buku tahunan nya, membuka bagian ekskul musik. Membuat Sooji kaget, karna disana ada diri nya dengan yang dengan seragam dan dibelakang nya ada Chanyeol beserta gadis yang ia tak tau siapa duduk di piano dengan saling menatap, seperti orang dimabuk cinta.

Mengantarkan sakit yang Sooji tak tau darimana.

"Itu aku, aku yang bodoh dan terlalu mabuk cinta , sementara itu kau disana , menatap ku dalam tatapan sendu." Jelas Chanyeol.

Chanyeol membuka lembaran lain, itu foto anak anak ekskul basket. Disana ada keduanya , Sooji memakai baju olah raga sedangkan Chanyeol dengan seragam basket nya, sembari memeluk pinggang gadis berbaju pemandu sorak , gadis yang sama .

Sooji berusaha memahami , kenapa tatapan nya sama sendu nya terlebih disana terlihat jelas ia melirik kearah Chanyeol dan gadis yang ia rasa kekasih Chanyeol itu.

Lagi hatinya terasa perih.

"Kau terus begitu, memperhatikan ku dari jauh dalam diam, sementara aku sibuk dengan gadis itu dan menganggap kau seperti angin."

"Lalu? Apa kau sedang pamer kalau sedari dulu aku selalu terluka karna mu? Pantas saja aku merasa bahwa aku perlu menjaga jarak dengan mu." Ucap Sooji lirih.

Chanyeol menghela nafas, teringat kalau ia tak boleh hilang kendali jika ia ingin Sooji mengingatnya, meskipun Sooji mengingat nya sebagai seorang penjahat sekalipun, yang terpenting Sooji mengenal serta mengetahui siapa dia.

"Bukan, tapi aku ingin menunjukkan seberapa menyesal nya aku sekarang dikarenakan sikap ku dulu." Ucap Chanyeol.

.

Sooji menangis dan dia tak tau kenapa, ia benci begini. Terlebih airmata nya terjatuh setelah Chanyeol memperlihatkan tentang hubungan masa lalu keduanya.

Miris , mungkin itu yang bisa ia katakan tentang dirinya di masa lalu yang mencintai kekasih orang lain. Terlebih orang itu adalah Park Chanyeol, orang yang sudah membuatnya merasa depresi karna tak bisa menggapai impiannya.

"Kau menyedihkan." Ucapnya pada dirinya sendiri.

Karna sekarang tangisan nya semakin pecah akibat merasa hidupnya dibuat laksana mainan oleh Chanyeol. Setelahnya ia termenung lalu mengambil gunting.

Namun belum sempat ia melakukan sesuatu Chanyeol masuk dan langsung merebut gunting dari Sooji.

"Apa kau benar benar ingin mati ? Apa kau sangat ingin melihat ku menderita Bae ?." Ucap Chanyeol memeluk Sooji erat erat.

"Ya." Jawab Sooji dengan nada datar dan air mata.

Setelah itu pingsan karna terlalu pusing.


.



"Apa lagi yang harus ku lakukan agar dia tak melukai dirinya sendiri lagi, kau tau dia ingin mati di depan ku tadi." Ucap Chanyeol dengan mata berkaca.

"Aku sudah menelpon Seokjin, kau tau kan dia psikiater , Ku rasa kau bisa meminta tolong padanya." Kata Baekhyun sembari memberikan teh hangat pada Chanyeol.

"Tapi dia bukan orang gila atau punya sakit kejiwaan , dia hanya amnesia."

"Bukankah dulu kau pernah menyewa psikiater untuknya? Juga tak harus gila untuk menemui psikiater. Bahkan orang seperti mu pun harus lekas diperiksa." Cibir Baekhyun.

"Ya dan tak berhasil karna ternyata mereka hanya memakan gaji buta dan terlebih lagi Sooji sulit untuk dibujuk kesana bahkan oleh noona."

"Tapi kau tetap memerlukan nya, Ku rasa ia begini karnaterlalu frustasi, tentu kau lah penyebab, jadi biarkan Seokjin yang membantu."

"Kenapa dengan Seokjin oppa ? Kenapa aku harus di tolong?."

Itu suara Sooji , membuat kedua nya kaget. Karena gadis itu tampak sangat lelap tadi.

"Ji."

"Dan kenapa aku harus disini ? Kenapa baru sekarang kau bersikap baik padaku ? Bukan kah dulu aku kau anggap hama penganggu?." Sambung Sooji.

Sepertinya gadis itu mengingat Chanyeol lagi.


.


6 tahun lalu, sebelum pernyataan cinta Sooji.
Penerimaan anggota baru untuk club musik,

Sooji memegang formulir pendaftaran ekskul, ia memutuskan untuk jadi anggota club musik karna jadwal nya tak serumit ekskul lain, meski sebenarnya ia sendiri tak memiliki bakat, menurutnya.

Begitu ia memasuki ruang musik ia disambut nyanyian yang diiringi oleh piano, happy milik Pharrel William. Membuat Sooji penasaran lalu dengan lancang kaki nya mengikuti darimana nada itu berasal.

Lalu terpaku disana, menatap pria yang menyanyikan lagu Happy dengan mata penuh kesedihan, ironis.

"Hai, kau pasti calon anggota kami." Sapa pria itu setelah selesai dengan permainan piano nya sembari tersenyum.

"Ya." Jawab Sooji yang terkagum , sesuatu di dalam hatinya meledak. .

Karna ia merasakan rasa cinta untuk pertama kalinya.



.



Hari ini, apartemen Chanyeol.

Sooji menatap datar Chanyeol berusaha mengintimidasi laki laki di depannya. Sementara Baekhyun pamit terlebih dahulu karna istri nya menelpon.

"Apa kau ingat siapa aku ?." Tanya pria jangkung itu pada Sooji.

"Entahlah , kau tau sekarang aku menyesal karna mengingat siapa dirimu, lebih baik amnesia bertahun tahun dari pada harus mengingat mu lagi." Ucap gadis itu dengan tegas.

Sooji yang ini memang persis seperti Sooji yang ia kenal dulu, sebelum kecelakaan. Tegas dan kuat, setidaknya didepan Chanyeol.

"Apakah aku benar benar seperti wanita yang mudah ? Hingga kau bisa mempermainkan perasaan ku begini ? Kenapa waktu itu tak kau biarkan aku ? Apa kau merasa kasihan dengan ku." Sambung Sooji lagi.

"Tidak, semua yang ku lakukan bukan karna aku kasian." Jawab Chanyeol berusaha menahan diri agar tak terbawa dengan keadaan.

"Lantas ? Apa ini sebagai penembusan salah ? Kau bahkan memberikan pekerjaan ke unnie ku."

"Ya begitulah awalnya."

"Kalau seperti itu hanya hentikan semua ini, karna ini hanya akan menjadi beban baik untuk mu maupun untuk ku."

"Tidak , tidak akan."

"Hanya hentikan karna semua ini percuma, semua ini cukup untuk menembus rasa bersalah dan terima kasih mu karna aku sudah menyelamatkan mu."

"Kau belum tau semua Bae."

"Apalagi yang belum ku ketahui ?."

"Semua ini lebih dari itu Bae, karna sekarang aku adalah bagian dari dirimu dan percayalah kau tak akan bisa lari kemana pun."

Sooji menatap Chanyeol bingung , dibalas dengan senyum hangat dari lelaki itu dan Sooji benci melihatnya karna hanya akan mengingatkan Sooji pada hari dimana ia jatuh cinta dengan laki laki itu.

Awal dari semua rasa sakit 

Karma {PCY x BSZ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang