Chapter 3: Si Penggemar Rasa Sakit

116 4 0
                                    

Nona, apakah luka yang ku beri terlalu dalam, sehingga kau enggan untuk menyapa ku lagi?

_Gezha El Fariel Atharrazqa_

***
HAPPY READING!!!

Keesokan harinya Gezha dibuat bingung dengan Nara yang tidak menjawab panggilan maupun pesan yang laki-laki itu berikan.

Ada apa dengan Nara? Tidak biasanya Nara seperti ini pikir Gezha kala itu.

Pagi ini riuh terdengar menggelegar di kelas IPA 1, naasnya hanya Gezha yang tidak menikmati suasana itu. Pasalnya dia baru sadar akan kebodohannya kemarin, pantas saja Nara tidak peduli dengan kabarnya hari ini.

Saat sedang berfikir, tiba-tiba saja punggungnya di tepuk oleh anak Dajjal keluaran Amerika berkulit putih. Siapa lagi kalau bukan Reygan Bagaskara.

Dia playboy tongkrongan yang suka sekali mengoleksi perempuan cantik, selain mengoleksi perempuan, Reygan juga suka mengoleksi sempak-sempak bergambar kartun, karakter yang disukainya adalah Spongebob. Kerap kali di sebut playboy kelas kakap, tobat kalo cintanya dibalas Khalisa.

"Lo lagi mikirin apa si bro? Ayo lah ke rooftop anak-anak udah nunggu kita di sana," ajak Reygan sambil menarik tangan Gezha untuk mengikutinya.

"Gue bisa jalan sendiri ya anjing, gak perlu lo seret-seret kaya gembel gini!"

"Abisnya lo ngelamun, gue takut deh lo kesambet wewe gombel makannya tadi gue tepuk sambil gue bacain ayat kursi," jawabnya dengan santai tanpa beban sedikit pun. "LO KRISTEN! NGAPAIN BACAIN GUE GITUAN? WEWE JUGA KAGAK TAKUT REY."

"Dipatahkan dengan kenyataan pahit, pantes Khalisa gak mau sama gue," sedih, mengingat orang yang dicintai tak kunjung membalas cintanya.

"Lo sendiri kenapa ngelamun kaya tadi? Nahan berak lo?" tanya Reygan tanpa berfikir panjang tentang perkataannya barusan.

Satu pukulan Gezha layangkan tepat di kepala Reygan dengan aman dan pas, "Banyak bacot lo!" umpat Gezha dengan sinis, hal ini membuat Reygan diam seribu bahasa.

Setelah sampai di rooftop mereka langsung bergabung dengan anak inti Black VeNoM lainnya.

Namun, Gezha masih tetap terlihat murung. Hal ini di notice langsung oleh Kafka.

"Gezha kenapa Rey? Gak biasanya dia murung gitu," tanya Kafka heran, siapa yang tidak heran melihat seorang Gezha murung?. "Kesambet wewe gombel waktu di kelas," celetuk Reygan dengan entengnya.

"Buset, keren amat," jawab Kafka spontan.

"Kalian berdua berisik! Urusin aja percintaan kalian yang krusial itu!" marah Gezha pada keduanya. Dua manusia yang tadi bersuara, kini berdiam diri karena hatinya baru saja dihantam kenyataan pahit bahwa keduanya telah gagal dalam hal mencintai seseorang.

"Weladalah, dipukul kenyataan memang menyakitkan kawan. Makannya, jadi orang bener biar bener!" ledek Adit dengan lapang dada.

"Udah lah Adit Sopo Jarwo jangan memperumit hati kami!" pinta Reygan. "What? Kami? Lo aja kali Rey!" bantah Kafka.

"Uhuy," sorak spontan dari anggota inti Black VeNoM kecuali Reygan dan Gezha yang masih terlihat murung dan tidak minat dengan candaan mereka.

Narazha: Rain On The Clouds [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang