Setiap tetes air mata yang terjatuh menggambarkan luka yang tak pernah sembuh.
_Chanara Amitha Nareswari_
***
HAPPY READING!!!"Gezha!"
Panggil seseorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Nara pacarnya.
"Nara? Ada apa? Kenapa kamu bisa ada di sini?," tanya Gezha penasaran, karena pacarnya ini sedang izin untuk tidak ikut ke makam karena ada urusan dengan keluarganya.
Tapi alangkah terkejutnya Gezha yang tiba-tiba melihat Nara datang dengan tubuh yang dipenuhi banyak sekali luka lebam.
"Gezha, ayo pulang!" ajak Nara tiba-tiba. Gezha yang mendengar itu pun bingung, ada apa dengan Nara? Apa yang sudah terjadi dengan Nara? Dan siapa yang berani melakukan ini?.
Dengan cepat Gezha berjalan menghampiri Nara, kebingungan ini bukan hanya Gezha yang merasakannya, namun mereka yang berada di sana pun dibuat bingung.
Ketika sudah berada di hadapan Nara pun kebingungannya masih tidak bisa ia cerna dengan otak yang normal.
Ada apa sebenarnya?.
Dari pada memikirkan kemungkinan yang tidak bisa ia pahami, Gezha lebih memilih memeluk tubuh Nara dengan erat. Karena ia tau betul pasti ada yang tidak beres dengan semua ini.
"It's okay sayang gak perlu takut, di sini ada aku. Ayo kita pulang, kamu bisa cerita semuanya di rumah," ajak Gezha. Nara yang mendengar itu pun hanya bisa mengangguk patuh.
Setelah sampai mobil, Nara sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, semuanya masih tergambar jelas. Bagaimana Papanya datang lalu dengan mudah mengacaukan semua nya.
"Aku gak mau pulang! Aku takut."
"Nara? I know you're not fine anymore. Kalo gitu kita ke kafe aja ya sayang?" ajak Gezha sambil berusaha menyalakan mesin mobilnya.
Melihat Nara yang masih diam, Gezha memilih melajukan mobilnya dengan tenang.
Diperjalanan pun tidak ada pembicaraan, seolah-olah lidah keduanya kelu. Sampai akhirnya mobil yang mereka tunggangi sudah terparkir rapih di sebuah kafe.
"Aku gak tau mau mulai cerita dari mana, intinya sekarang aku bingung."
"Gak apa-apa sayang, aku tau ini masalah pribadi kamu. Sekarang aku temenin kamu sampe tenang aja ya?" ucap Gezha disertai elusan di kedua tangan Nara.
"Aku hari ini ada jadwal jemput Bang Gabi di bandara. Tapi, waktu aku sama Mama mau keluar dan buka pintu rumah tiba-tiba ada Papa. Aku takut karena Papa langsung jambak rambut Mama, aku gak tau apa alasan Papa ke rumah, tapi di situ aku bener-bener takut," ucap Nara panjang lebar.
Pada sore hari sekitar pukul 16.38 PM ketika Nara dan Mamanya akan pergi menjemput Gabriel, tiba-tiba saja di depan rumah mereka sudah ada Bara dengan kilat marah di wajahnya.
Mereka berdua pun yang melihat itu dibuat kebingungan, sampai akhirnya Bara mendekat dan menjambak rambut mantan istrinya tanpa Nara tau apa alasan di balik semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narazha: Rain On The Clouds [On Going]
Roman pour Adolescents"Aku yang terluka, namun dia yang kau buat bahagia." *** Untuk kesekian kalinya aku terjatuh, terjatuh ke dalam lubang yang sama setiap kali aku melihatmu bersama dengan orang yang telah merebut kebahagiaan dalam mengambil alih perhatianmu. Kau angg...