Orang-orang hidup dengan opini mereka sendiri. Jadi, jangan berusaha terlihat baik di depan mereka.
_Gilang Dewa Pranata_
***
HAPPY READING!!!Menikmati suasana sore ditemani senja yang indah, kini Nara sedang duduk di balkon kamarnya.
Melihat bagaimana matahari masuk ke dalam cakrawala, hingga aramnya benar-benar hilang digantikan dengan gelapnya malam.
Kata orang, hanya senja lah yang tau cara berpamitan dengan indah, namun yang sebenarnya terjadi adalah bagaimana kita bereaksi atas kepergian tersebut.
Sejauh ini belum ada kepergian yang indah di mata Nara, baginya semua bentuk kehilangan itu menyakitkan.
Tapi, ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan, yaitu ketika kita melihat orang yang kita cintai lebih memilih pergi bersama orang lain.
Itu lah yang Nara rasakan sekarang.
Mulut boleh diam, tapi nyatanya banyak sekali yang Nara pikirkan.
Saat sedang memeriksa handphonenya, Nara dikejutkan dengan notifikasi dari Gezha, begini kira-kira.
Boyfieෆ╹ .̮ ╹ෆ
Sayang?
Maaf aku baru ngabarin, hp aku tadi mati.
It's okay.
Setelah Nara mengetik itu, Gezha langsung menelponnya. Mau tidak mau Nara harus mengangkatnya.
"Ra, maafin aku. Hp aku bener-bener mati," kata Gezha di sebrang sana.
Mendengar itu pun Nara langsung teringat dengan kejadian di Mall sore tadi. Bagaimana Gezha tertawa bersama Stella sambil mendorong troli belanjaan mereka. Namun, Nara harus tetap tenang. "Iya."
"Kamu lagi ngapain sih? Aku ada salah ya, Ra?" tanya Gezha yang merasa ada yang berbeda dengan Nara.
"Kenapa hp kamu bisa mati? Dan seharian ini kamu kemana?" tanya Nara balik. Ternyata tenang saja tidak cukup jika pikirannya sedang diporak poranda.
"Batre hp aku habis, Ra. Maaf, sore tadi aku nemenin Stella ke supermarket sambil beli charger baru, charger ku yang lama tiba-tiba rusak, sekali lagi maafin aku Ra," jelas Gezha panjang kali lebar.
Ternyata memberikan kesempatan kedua tidak semudah itu. Kadang kala kita masih merasakan sakit ketika kejadian yang sama terulang kembali.
"Aku tutup! Mama manggil aku," ucap Nara sambil mematikan sambungan teleponnya sepihak.
Nara buru-buru turun untuk menghampiri Mamanya. Saat sudah sampai ruang tamu, Nara dikejutkan dengan kehadiran Kavin.
Nara duduk dengan perasaan bingung, sebenarnya ada apa ini?
"Kamu kok gak bilang-bilang Mama kalo pernah ketemu Nak Kavin di tempat mang Oleh? Ternyata oh ternyata dia juga tetangga kita, benar kan Kavin?"
"Iya tante Rere, ah sepertinya Nara lupa ngasih tau tante, apalagi itu karena gak sengaja ketemu," ujar Kavin sambil menatap Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narazha: Rain On The Clouds [On Going]
Fiksi Remaja"Aku yang terluka, namun dia yang kau buat bahagia." *** Untuk kesekian kalinya aku terjatuh, terjatuh ke dalam lubang yang sama setiap kali aku melihatmu bersama dengan orang yang telah merebut kebahagiaan dalam mengambil alih perhatianmu. Kau angg...