prolog

786 49 1
                                    

Barisan air alami bumi yang dihasilkan alam kini membasahi pijakan insan dengan begitu deras, hingga membuat langit sore ini nampak menggelap dengan hawa dingin yang mampu menusuk lapisan paling luar tubuh para makhluk Tuhan dengan berbagai kegiatan menikmati suasana kini.

Tak terkecuali seonggok manusia mungil yang kini hanya bergelung nyaman dibawah selimut tebal-nya, mengabaikan sosok lain yang menatap nya jengah.

" Tidak menikmati hujan kali ini Koo~? " . Tanya yang lebih tua dengan kedua tangan bersedekap dada, masih berdiri menatap datar pada gumpalan di atas kasur king size tersebut.

Deheman purau sebagai jawaban yang ia dapat, lalu setelahnya memutuskan pergi tanpa melakukan apapun lagi, sebab telak paham bahwa manusia pemalas itu tak akan mendengarkan nya.

Hujan diluar sana semakin deras mengguyur bumi, pijakan yang awalnya tercium aroma Petrichor kini tenggelam oleh genangan air yang nampak sedikit menaik.

Dalam sebuah rumah mewah tersebut, sosok tampan yang beberapa waktu lalu mencoba membangunkan sang adik kini sedang menikmati acara menyeduh minuman hangat-nya, ia memutuskan untuk berleha santai sambil menikmati hujan didalam kamarnya.

Beberapa saat, gelungan selimut tersebut kini sudah tidak lagi ditempat-nya, pemuda yang tadinya nampak asyik bergelung mulai mengangkat tubuhnya sendiri untuk ia bawa beranjak, menatap sejenak keadaan luar melalui jendela kamar luasnya, senyum manis terpatri pada wajah cantiknya.

" Kupikir hujan hari ini akan lebih lama dari biasanya~ " Gumamnya dengan hati yang menghangat.

Si pemuda manis memang sangat menyukai hujan, menurutnya--- hujan adalah lambang kebersamaan yang akan membangun kenangan, susah senang yang akan dilalui bersama hingga menciptakan deretan warna-warna indah setelahnya, mampu membuktikan bahwa setiap kesulitan akan ada keindahan setelahnya.

Itulah alasan sang pemuda manis sangat menyukai rahmat alam tersebut.

Ia memutuskan beranjak dari kasur nya, lalu mendekati jendela yang nampak basah akibat tetesan-tetesan hujan yang mengenai benda transparan tersebut.

Senyum manis tak luntur dari wajah menawan nya, ia nampak begitu menikmati pemandangan diluar ruangan itu.

Setelah beberapa saat menatap ke luar, kini wajahnya nampak menoleh menatap sesuatu didekat ranjang-nya.

Kaki jenjang-nya melangkah dengan lebar namun pelan, hingga sampai pada nakas berukuran sedang disamping tempat tidur-nya , lalu mengambil sesuatu di atasnya, sebuah figura kecil dengan foto didalamnya, dua sosok pria kecil berbeda usia dengan si manis yang tersenyum bahagia menampakkan gigi kelinci-nya menatap pada pemuda yang lebih tinggi dengan senyuman kotak-nya.

Mengelus foto tersebut dengan jari mungilnya, seulas senyuman terpatri dibibir tipis tersebut lalu menggumamkan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaannya setiap kali dirinya selesai menatap air alami diluar sana, setelahnya beranjak untuk duduk dimeja belajarnya, mengambil sebuah pena dengan buku bersampul kulit antik, menulis beberapa kata pengungkap suasana hatinya.

Simanis tersenyum kala menyelesaikan rentetan kalimat dalam buku tersebut, lalu kembali menatap hujan diluar sana, ---kini tatapannya berbeda, nampak menyendu dan----

---Setitik cairan bening keluar dari mata indahnya.

' Aku masih disini?! Kapan kau akan kembali hyungie?? Aku sangat merindukanmu) '

➹➹➹➹➹➹➹➹➹➹➹➹➹➹➹

" Melakukan apa? "

Jeon Junghwa menatap sang adik manis yang sibuk berkutat dengan peralatan didapur-nya, matanya sedikit menelisik dengan alis yang berkerut karena sang adik tak kunjung menjawabnya.

Jeon Jungkook-- hanya tercengir gemas kala melihat raut wajah sang Hyung yang mengerutkan bibir-nya.

Jungkook mengedikkan bahunya acuh, lalu berlalu begitu saja membiarkan wajah kesal sang kakak yang mengikutinya menuju ruang santai di rumah mewahnya.

Terkikik kecil setelahnya fokus pada film action yang terpampang di Televisi mahalnya.

Junghwa semakin sebal dengan tingkah sang adik yang sangat senang menggoda-nya seperti itu, namun akhirnya dia hanya ikut mendudukkan dirinya disamping simanis dengan sesekali menggerutu, menonton tayangan dengan seksama sampai rentetan tulisan 'The end'  menjadi penutup film tersebut.

" Siap untuk hari esok, Koo? ", tanyanya sembari menatap ke samping yang terdapat sang adik yang juga menoleh ke arahnya.

Senyuman lembut Jungkook tunjukkan hingga membuat hati sang kakak menghangat menatapnya.

" Tentu saja Koo selalu siap Hyungie~ ",

Barisan gigi kelinci putihnya Jungkook tunjukkan, hingga membuat sang kakak gemas dan dengan cepat menarik kedua pipinya pelan.

" Aishh~, aku yakin akan banyak dari mereka yang menyukai mu, kau menggemaskan dan sangat cantik, adik hyungie ini pasti akan banyak teman ", kata Junghwa dengan sedikit mengusak rambut halus sang adik.

Jungkook sedikit merengut dengan tingkah sang kakak yang dilakukan padanya, namun akhirnya binar semangat menghiasi wajah cantiknya.

" Akan Koo lakukan dengan baik nanti, hyungie tak perlu khawatir, tidak akan ada yang bisa menolak pesona adik mu ini ", ucapnya percaya diri.

Junghwa hanya menatap malas sang adik, namun akhirnya mengangguk sedikit menyetujui ucapan bocah yang terlampau ia sayangi tersebut, lalu setelahnya tersenyum lembut menatap si manis.

" Ingat!, jika terjadi sesuatu segera hubungi hyungie, hyung tidak akan membiarkan siapapun mengganggu adik kesayangan hyungie ini " Ucap Junghwa dengan tulus.

Jungkook tersenyum mendengar perkataan sang Hyung, lalu menubrukkan tubuh mungilnya memeluk erat Hyung kesayangannya.

" Tentu hyungie, namun jangan lupakan adik mu ini bukan orang yang lemah ", ucap Jungkook sedikit teredam dalam pelukan.

Junghwa mengangguk lagi, dia terlampau tau bagaimana adiknya ini.

Setelahnya kedua sosok menawan tersebut pergi ke kamar masing-masing, menyiapkan kan diri untuk hari esok yang akan mereka jalani.

➹➹➹➹➹➹➹➹➹


Tbc.....

Selamat datang dicerita baru aku,, semoga suka,, bole kok kasih kritikan atau masukannya,,, jan lupa votemen

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang