R5

287 46 7
                                    

"Bagaimana Tuan Kim? Kau setuju dengan ajuan saya? ",

" Tentu saja Tuan Park, mari kita bekerja sama untuk pengembangan usaha ini! ".

Minhoo menjawab dengan tenang, lalu sedikit membersihkan mulutnya dengan tissue khusus, melirik istrinya yang juga baru menyelesaikan makannya.

" Tapi— Tuan Kim bagaimana dengan perjodohan yang saya bicarakan? ".

Kedua sosok Kim saling menatap, lalu dengan tenang Minhoo sedikit membenarkan posisinya dan kembali menatap Tuan Park dengan serius.

" Untuk hal itu, Kami mohon maaf, Tuan Park! Kami tidak ada hak untuk mencampuri hal ini dengan Taehyung! ". Ucap Minhoo tak enak.

" Kenapa begitu, Minhoo? ", kali ini Nyonya Park angkat bicara.

Yoona hanya terdiam menatap sang suami, ia hanya akan menyerahkan segalanya pada suaminya itu.

" Taehyung memanglah putra kami, namun kami bukan lah orang tua kandung Taehyung, mendiang kedua orang tuanya menitipkan dia pada kami agar bisa mengelola perusahaan-nya sendiri suatu saat nanti, dan sekarang bahkan ia terlampau cepat melakukan tanggung-jawab nya sendiri dengan sangat memuaskan, untuk itu kami sama sekali tidak ada urusan apapun lagi apalagi berhubungan dengan hal yang begitu pribadi seperti ini! ".

Minhoo menjelaskan dengan panjang lebar, memberi sebuah pengertian pada keluarga Park tersebut agar tidak memaksakan sesuatu yang bukan kehendaknya.

Tuan Park menghela napas, lalu tersenyum tipis pada Tuan Kim.

" Tapi bukankah mereka sangat dekat, Tuan Kim? ". Park Jihyo kembali bersuara.

" Ya, tapi kita tidak bisa menjamin mereka saling mencintai bukan? ".

Dan akhirnya makan malam singkat itupun berakhir dengan kecanggungan.

_    _   _

Kim Taehyung dan Jeon Jungkook melewati koridor dengan tangan saling mengenggam, mengayun dengan indah menjadi pemandangan yang begitu membuat iri, setiap siswa lain melihatnya dengan decak tak percaya, Tuan Muda Kim yang dingin begitu hangat dengan si pemuda manis idola mereka.

" Apa hyungie tak apa jika bermesraan seperti ini dengan Koo? ".

Jungkook menatap Taehyung penasaran.

" Apa yang perlu di permasalahkan, Bunny? ".

Jungkook memerah, dari sekian banyaknya panggilan hanya inilah yang membuatnya sukses salah tingkah.

Taehyung terkekeh gemas, sangat suka melihat wajah manis itu menguarkan rona kemerahan yang nampak sangat lucu dipipi si manis.

" Mm~ Koo hanya tidak enak jika Ji—

" Sshhtt~, tidak ada yang perlu dikhawatirkan sayang! Aku dengan nya tidak ada hubungan apapun! ".

Taehyung menatap netra bulat itu dengan hangat, tidak ada candaan disana, Taehyung mengatakan dengan jujur.

" Jangan pikirkan apapun! ".

Jungkook mengangguk, lalu tersenyum manis setelahnya.

Namun kemanisan itu tidak bertahan lama, kala Jimin tiba-tiba menghadang jalan mereka dengan tatapan intimidasi.

Taehyung menatap heran dengan alis yang terangkat sebelah.

" Apa-apaan ini Taehyung, kenapa kau malah bersama dengan Jungkook? ".

Jimin dengan penekanan secara tidak langsung meminta penjelasan pada Taehyung yang kini hanya menatap nya datar.

" Bukan urusan mu! ", tukas Taehyung tak berminat.

Jungkook yang melihat keduanya kini hanya terdiam dengan tenang, menonton dengan sikap acuh tak acuhnya, walau dalam hati ia menggerutu pada sikap hyung mungilnya itu.

Bagaimana pun Jungkook menyayangi JiMin seperti hyung-nya sendiri.

" Jungkook! Bisakah kau jauhi Taehyung? Apa kau tak ingat bahwa Taehyung adalah tunangan ku? ".

" CUKUP JIMIN! "

Taehyung menyentak keras hingga membuat pemuda manis dan Jimin tersentak.

Sedangkan siswa-siswi lain tak berani ikut campur, jika mereka ketahuan menguping sedikit saja maka mereka akan habis oleh amukan sang penguasa Kim.

" Taehyung? ", Jimin tergugup takut, dirinya tidak menyangka pemuda tampan itu berani berteriak padanya demi pemuda yang tidak ia sukai itu.

" Kau harus tahu, bahwa kita tidak pernah berhubungan lebih dari sepasang sahabat! "

Taehyung berbicara dengan penuh penekanan, namun jelas pemuda Park tak terima hal itu.

" Tapi tae, bukankan—

" DIAM! ".

Taehyung menatap Jimin dengan tatapan dinginnya, ia benar-benar sedang menahan sekuat mungkin sisi iblisnya.

" Sudah cukup kau mengusik dan memanfaatkan hal itu, Jimin! ".

Taehyung mengepal tangannya kuat, ia sungguh lelah, bagaimana pun kejadian dimana Jimin bertindak seenaknya membuatnya hampir kehilangan jiwanya.

Jimin menggeleng kan kepala pelan, air mata sudah berlomba untuk keluar dari netra sabitnya itu, mengabaikan tatapan pemuda manis yang melihatnya iba.

" Ini semua karena mu, Jungkook! "

" Lihat saja, aku akan benar-benar melenyapkan mu suatu saat nanti! ".

" PARK JIMIN! ".

Mengabaikan teriakan pemuda Kim, Jimin berlalu pergi dengan amarah yang ingin sekali membuncah, namun ia tetap memepertahankan diri, dan akan bergerak saat semuanya telah siap.

" Lihat saja Jungkook, kehancuran mu akan segera datang, bersiaplah! ".

" Hyungie~ kau tidak seharusnya seperti itu! ".

Jungkook merasa sakit kala melihat salah satu hyungnya berderai air mata, dan itu karena dirinya.

" Aku tak peduli, karena gara-gara dia aku hampir kehilangan dunia ku! ".

Taehyung menarik Jungkook hingga masuk dalam dekapan erat nya.

" Tapi yang kau lakukan tidak benar, hyung! ".

Taehyung menggeleng, menurutnya tindakan tersebut sudah benar.

" Kau harus bersiap untuk nanti malam sayang! Pergilah ke ruanganmu, jam berikutnya sebentar lagi dimulai ".

Jungkook tak ada pilihan lain, dengan perlahan mengangguk memilih menurut pada Taehyung.

Taehyung tersenyum, ini yang sangat ia suka dari Jungkook sifatnya yang tidak akan membantah dirinya.

" Baik, hyungie! "

Sebelum berlalu dirinya sempat mengecup sang pemuda tampan, lalu setelahnya membiarkan simanis pergi meninggalkan nya.

" Tunggu saja Park Jimin, akan kubalas semua yang kau lakukan padaku! ".

_  _  _

Tbc....

Sikit2 yaa?,, aku takut kalian bosen soalnya kalo kepanjangan.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang