Part 1 (6)

378 68 16
                                    

"Aku tidak tau kenapa pria sangat terobsesi dengan kekerasan,apa untungnya menyakiti satu sama lain,tidak bisakah kita hidup damai" remaja yang kini telah beranjak usia 22 tahun itu menggerutu sembari memainkan rumput rumput di sekitar kakinya.

Dia kesal

Dia sebal

Dia kesepian...

Di dunia itu dia hanya memiliki Aldrian,lalu jika pria itu hampir setiap hari bercanda dengan malaikat maut,bagaimana kalau yang awalnya bercanda jadi kenyataan?

"Awas saja kalau-" kalimat Meta tergantung ketika dia merasakan sesuatu menyelimuti punggungnya.

Hangat

"Sudah selesai menggerutunya? Ayo masuk,ini sudah mau hujan" ucapan pria itu begitu datar.

"Aku tidak mau" tolak Meta,masih bertahan dengan wajah masam nya.

"Aku tidak menerima penolakan,ini perintah" ucapnya begitu mengintimidasi.

"Terserah" Meta masih bersikeras menolak.

"Siapa yang mengajarimu memberontak seperti ini hah? Bibi Jae? Baiklah kalau begitu siap siap saja kepala-"

"Stop,oke oke aku masuk,jangan apa apa kan Bibi Jae"

Selalu seperti itu,Aldrian akan memaksa Meta semau dia dengan ancaman orang orang terdekat Meta.

"Good boy" Aldrian lalu menggiring Meta untuk menuju kamar mereka kembali.

Tentu saja dengan wajah Meta yang bersungut marah.

"Awas saja,aku akan menggigitmu,saat menciumku nanti,awas saja" gerutu Meta sepanjang jalan,namun tentu saja tidak digubris oleh Abian.

Sudah hal yang biasa Meta menggerutu seperti itu,nanti juga berhenti sendiri.

....

Tidak tau sejak kapan,Aldrian yang awalnya hanya menganggap Meta sebagai targetnya,lambat laun merasakan hal yang tak seharusnya dia rasakan.

Yaitu,jatuh ke pesona remaja itu.

Aldrian merawat Meta dengan keras,menangis adalah larangan,jika Aldrian tau Meta mengeluarkan air mata maka Aldrian sendiri yang mendorong tangan Meta untuk melenyapkan apapun yang menggangunya.

"Berhenti menangis Meta! Ambil pistol ini dan tembakkan ke dia yang telah menyakitimu"

Dan karena perintah itulah,Meta yang saat itu masih berusia 8 tahun telah membuat salah satu temannya mengalami cacat seumur hidup.

Sejak saat itu Meta tidak akan berani menangis lagi di depan Aldrian.

Yang lemah akan ditindas,itu adalah hukum alam,dan itulah yang menjadikan Aldrian terus menambah kekuatannya agar supaya apa yang terjadi pada keluarganya tidak terjadi pada dirinya.

Jahat?

Tidak ada orang jahat di dunia itu,mereka hanya tidak percaya pada kebaikan lagi.

...

Aldrian terbangun saat tengah malam,dilihatnya wajah kecil mungil dengan mulut sedikit terbuka itu.

Cantik...

Kekasihnya memang cantik...

Puas memandangi wajah itu,Aldrian mulai beranjak dari tempat tidur.

Memakai kemeja serta celana kerjanya.

Dia akan...

Pergi lagi...

Mau bagaimana lagi,dia harus mempertahankan posisinya,dia sudah terlanjur memiliki banyak musuh,sekali saja dia lemah maka taruhannya bukan lagi nyawa sendiri,tapi juga nyawa keluarganya.

My Prince Beloved (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang