(O7) Pria dipersimpangan

9 1 0
                                    

Happy Reading guys! 💐

Jafia masih memperhatikan punggung pria itu, pria yang sedikit menarik perhatiannya di persimpangan jalan tadi. Ya, Jafia tak salah melihat, tapi sedang apa dia di rumah sakit ini bukannya tadi sedang membacakan cerita kepada anak-anak jalanan? Secepat itu dia kemari?

Ashraf Zuhair—Pria yang Jafia lihat di persimpangan jalan pun dengan yang tak sengaja ia tabrak. Ashraf bukan tanpa alasan di Rumah sakit ini, ketika sedang asik bercerita bersama anak-anak jalanan Ashraf mendapatkan kabar bahwa adik sepupunya mengalami kecelakaan motor.

"Apa kau baik-baik saja Amir?"

"Hei! Apa kau tak melihat kakiku diperban, dan siapa pula yang habis kecelakaan tertabrak mobil baik-baik saja Ashraf?"

Ashraf sedikit terkekeh dengan jawaban adik sepupunya itu, sementara Tante dan Pamannya baru saja masuk ke dalam ruangan.

"Amir baik-baik aja kan, Nak!" Dengan rasa khawatir sang Ibu mengecek seluruh badan Amir secara tergesa-gesa.

"Ibu, ternyata sama saja seperti Ashraf! Aku sakit, Bu," ungkap Amir.

"Kata Dokter tidak ada luka yang dalam, hanya sedikit cedera di bagian kaki, tangan, dan juga kepala," papar Ashraf.

"Baiklah terimakasih, Ashraf. Bagaimana kabar Ibumu?"

"Dia lebih bahagia sekarang, sedikit demi sedikit sudah dapat menerima kepergian Ayah."

"Syukurlah."

Tasya, Nura dan Aluna sudah berada di ruangan Affar sedangkan Jafia masih berada di luar, menatap ke arah perginya pria tadi. Ada apa dengan Jafia?

"Fia, ayok masuk sini, lagi ngeliat apa?" Ucap Tasya.

"Eh, e-enggak, Kak."

"Yaudah ayok masuk, kenapa masih berdiri di luar?

"Hhe ini mau masuk, Kak."

Jafia masuk bersamaan dengan Tasya, Affar masih terbaring di bed hospitalnya sepertinya ia sudah sedikit membaik. Namun, Dokter masih belum mengizinkannya untuk pulang ke rumah sebelum ia benar-benar pulih.

Affar yang sedang makan pun sedikit heran dengan Jafia, kali ini ia terlihat sedikit pendiam dari biasanya.

"Fia kenapa?"

"Gakpapa, Kak. Gimana Kak Affar udah mendingan kan?

"Iya, cuma belum boleh pulang aja, paling kayaknya lusa bisa pulanpulang."

"Syukur deh, ini Fia ada buah buat kak Affar simpen sini, ya."

"Iya."

"Yok guys poto dulu kitaa sebelum pulang!" Cetus Nura.

Seusai selesai berpoto ria mereka segera berpamitan kepada Affar dan juga Tante Desi yang baru saja datang dari luar. Dengan membawa plastik makanan mungkin untuk stok nanti malam agar tak kluar lagi.

Saat di pintu kluar mereka bertemu dengan Firman dan juga Haikal yang baru saja sampai.

"Eh, kalian ke sini juga?" Tanya Firman.

"Iya, Kak, tapi ini kita mau pulang lagi," jawab Jafia.

"Oh, gitu yaudah kita masuk dulu, ya."

"Iya, Kak."

"Fia kita pulang gimana? Mau pesen taxi lagi?" Tanya Aluna.

"Iya, pesen taxi online aja."

"Oke deh."

Sesampainya mereka di rumah masing-masing, langsung disibukkan dengan aktivitasnya, begitupun dengan Jafia yang sedang pokus membaca buku Karya dari Ashraf Zuhair. Ia salah satu penulis yang bisa dibilang cukup terkenal. Ashraf salah satu penulis yang sudah membukukan 4 judul buku.

𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘨𝘰𝘳𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘬𝘢 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘢, 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘭𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘳𝘢.

~𝘈𝘴𝘩𝘳𝘢𝘧 𝘡𝘶𝘩𝘢𝘪𝘳

Salah satu quote yang ada dalam karyanya Ashraf, Ashraf juga kerap kali dipanggil Zuhair atau Air. Jafia tak sengaja menemukan bukunya di salah satu rak Grandmedia.

Ketika ia sedang asik memilih atau mencari buku yang menurutnya menarik.

Primeiro AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang