4. Penyelidikan Misteri pusat Sihir

2 2 0
                                    


---

Seraphina dan Elara berada di dalam ruangan kecil, tersembunyi di sudut terpencil Pusat Sihir yang terlantar. Seraphina mengunci pintu dari dalam, memberi kami kesempatan untuk mengevaluasi situasi dengan lebih baik.

"Aku harus mencari tahu apa yang sedang terjadi di sini," ucap Seraphina dengan serius, dengan hatinya memancarkan tekad yang kuat.

Elara mengangguk setuju. "Tapi bagaimana kita bisa melawan kekuatan gelap ini?"

Seraphina berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kita harus mencari petunjuk dan mencari tahu asal muasal kekuatan gelap ini. Mungkin ada bukti atau informasi yang bisa membantu kita memahami situasi ini."

Mereka mulai menyelidiki ruangan itu, mencari setiap sudut dan celah untuk menemukan petunjuk. Di sudut ruangan, mereka menemukan sebuah rak buku tua yang terisi dengan buku-buku kuno tentang sihir dan ramalan.

Seraphina mengambil salah satu buku dari rak dan membukanya dengan hati-hati. Halaman-halaman kuno itu terasa rapuh di bawah sentuhanku saat Seraphina mencari-cari petunjuk tentang kekuatan gelap yang mengancam kami.

Sementara itu, Elara memeriksa benda-benda lain di ruangan itu, mencari tahu apakah ada barang-barang sihir yang bisa membantu kami melawan musuh kami.

Tiba-tiba, Elara menemukan sebuah kotak kecil yang tersembunyi di belakang lemari tua. Dengan hati-hati, dia membuka kotak itu dan terkejut dengan apa yang dia temukan di dalamnya.

"Sera, lihat ini!" serunya, menunjukkan isinya pada Seraphina.

Seraphina mendekat dan melihat dengan kagum. Di dalam kotak itu terdapat sebuah kalung berkilauan dengan batu permata yang memancarkan cahaya biru yang lembut. Tapi yang paling mengejutkan adalah simbol yang terukir di permukaan batu, sebuah simbol yang sangat dikenal Seraphina.

"Ini adalah kalung Puan Sihir!" ucap Seraphina dengan nafas tersangkut. "Itu milikku, hilang bersama dengan kekuatanku."

Elara menatapku dengan penuh kekaguman. "Mungkin ini adalah kunci untuk mengembalikan kekuatanmu dan mengalahkan kekuatan gelap ini."

Seraphina mengangguk, hatinya dipenuhi dengan harapan. Mereka mungkin telah menemukan jawaban yang kami cari.

Tetapi sebelum mereka bisa merayakan penemuan itu, pintu ruangan tiba-tiba terbuka dengan keras, dan di ambang pintu berdiri sosok yang menakutkan, diiringi oleh aura kegelapan yang mengancam.

"Kami akan menghentikan mu sekarang juga!" seru Seraphina, menggenggam tongkat sihirku dengan erat.

Sosok itu melangkah masuk ke dalam ruangan, matanya memancarkan kebencian dan kekuatan yang gelap. Aku dan Elara siap untuk menghadapinya, karena kami tahu bahwa ini adalah pertarungan terakhir yang akan menentukan nasib Pusat Sihir.

---

Seraphina dan Elara siap untuk menghadapi sosok yang menakutkan yang baru saja memasuki ruangan. Mata mereka memancarkan tekad dan keberanian, meskipun hati mereka dipenuhi dengan ketegangan.

Sosok itu berdiri di ambang pintu, memandang mereka dengan tatapan yang penuh dengan kebencian dan kekuatan gelap.

"Apa yang kau cari di sini?" Seraphina bertanya dengan suara tegas, menunjukkan bahwa dia tidak akan mundur dari pertarungan.

Sosok itu tertawa dengan nada yang menggema di seluruh ruangan, mengisi udara dengan aura yang mencekam. "Aku adalah Agathon, pengikut kuasa gelap yang tak terkalahkan. Aku datang untuk menguasai Pusat Sihir dan mengendalikan semua yang ada di dalamnya!"

Elara menatap Agathon dengan tatapan tajam. "Kau tidak akan berhasil! Kami akan melawanmu sampai titik darah penghabisan."

Agathon tersenyum dengan jahat. "Kalian berdua hanyalah dua penyihir lemah yang tidak berdaya. Kekuatan gelapku jauh melebihi apa pun yang bisa kalian bayangkan. Sekarang, bersiaplah untuk tunduk padaku!"

Tanpa kata-kata lagi, Seraphina dan Elara langsung meluncurkan serangan sihir mereka ke arah Agathon. Kilatan cahaya dan ledakan energi memenuhi ruangan saat pertempuran sengit pecah di antara mereka.

Seraphina berusaha sekuat tenaga untuk menggunakan sihirnya yang terlatih, mengirimkan serangan-serangan sihir yang kuat ke arah Agathon. Elara juga tidak kalah, melancarkan serangan-serangan sihirnya dengan penuh determinasi dan keberanian.

Namun, Agathon bukan lawan yang mudah dikalahkan. Dia menggunakan kekuatan gelapnya untuk menghindari serangan-serangan dari kedua penyihir itu dan melancarkan serangan balasan yang mematikan.

Pertempuran berlangsung dengan sengit, dengan ledakan sihir yang mengguncang ruangan dan memenuhi udara dengan asap dan debu. Namun, meskipun keduanya berjuang sekuat tenaga, mereka tahu bahwa mereka harus mencari cara untuk mengalahkan Agathon sebelum terlambat.

Dengan keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan, mereka berdua terus melawan, menolak untuk menyerah kepada kekuatan gelap yang mengancam Pusat Sihir dan dunia sihir.

---

Bagaimana? Semoga kamu menikmati cerita di bab 4 ini ya

Puan Sihir Terlahir Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang