05

4.9K 452 79
                                    

Sinar matahari telah memunculkan sinarnya kembali, di pagi hari ini Zee sudah kembali ke sekolah dan saat ini ia sudah rapi dengan seragam yang menempel di tubuhnya. Setelah merasa puas dengan penampilannya Zee keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

Seperti biasa Shanju yang akan membuat masakan sederhana untuk sarapan pagi ini, Zee langsung memposisikan dirinya duduk di meja makan dan melihat Shanju yang tengah berkutat dengan alat masaknya entah sejak kapan.

"Mami" panggil Zee, Shanju langsung menoleh ke belakang.

"Eh... nah ini baru anak pinter, jam 6 udah rapi begini" Shanju berucap kagum, jarang jarang Zee seperti ini.

"Iya dong, cici yang bangunin aku tadi"

"Aneh kamu, giliran sama cici kamu aja gampang di banguninnya"

"Gatau mi, aku agak takut kalo sama cici"

"Takut kenapa? Emang cici kamu pernah marah marah sama kamu?" Shanju kini mendekat pada Zee sambil menaruh hasil masakannya di meja.

Shanju sangat tau sikap Gracia pada Zee yang selalu lemah lembut, selalu sabar, dan sulit sekali untuk marah pada Zee ia sangat suka itu. Hanya satu yang Shanju tidak suka pada Gracia yaitu selalu memberikan janji palsu.

"Ngga pernah, maksudnya kalo aku ga nurut aku takut aja gitu. Oh ya cici mana mi? Tadi katanya mau ke bawah duluan bantuin mami siapin sarapan" Zee menengok sekitar, namun matanya tak menangkap sosok yang di carinya.

"Cici kamu lagi angkat telepon, mungkin ada di luar. Nyari sinyal yang bagus dia"

"Masa sih sampe keluar segala"

"Ya gatau juga mami Zee"

"Ehh udah siap sarapan ya?" Ucap Gracia yang muncul dari pintu belakang, pintu yang menghubungkan halaman belakang dengan dapur.

"Udah Gre" sahut Shanju.

Gracia berjalan dengan tersenyum dan mendudukkan dirinya di sebelah Zee.

"Cici jadi kan anterin aku?"

Deg.

Pertanyaan Zee langsung membuat Gracia tertegun begitu saja, kemarin malam ia memang sudah bilang bahwa dirinya lah yang akan mengantarkan Zee ke sekolah, toh dirinya juga masih ada sisa libur beberapa hari lagi. Namun beberapa menit yg lalu tadi ia mendapatkan telpon dari pasiennya membuat Gracia bingung harus bagaimana.

"Z-zee kalo hari ini kamu di anter sama mami dulu gapapa ya?"

"Kenapa? Cici sibuk ya? Cici udah janji loh semalem" nada bicara Zee kini datar dan tidak menatap Gracia sama sekali.

"Maaf sayang, tiba-tiba tadi ada panggilan" Sungguh, Gracia sulit sekali berada di posisi ini.

"Siapa? Pasien?" tanya Zee dan Gracia mengangguk namun terlihat ragu.

"Pasien apa pasien sih, masa sksd banget perasaan" batin Zee.

"Berarti ci gre lebih pilih pekerjaan cici dari pada aku?" Zee terkekeh hambar.

"Gre.. Zee baru sembuh loh, ga bisa kamu anter dia sebentar aja baru abis itu kamu urusin tuh kerjaan kamu" ujar Shanju.

"Susah mami, dia agak rewel soalnya" jawab Gracia membuat Shanju menghela nafasnya.

"Zee juga rewel gracia" batin Shanju malas.

"Zee sayang, berangkat sama mami aja ya hm?" kata Shanju sambil mengusap lengan Zee yang berada di atas meja.

"Iya" hanya itu sahutan yang di keluarkan Zee, ia kini sudah fokus pada makanannya walaupun tidak berselera.

"Maaf" batin Gracia lirih.

Beloved [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang