34

6.1K 660 162
                                    

Paginya, hari sudah berganti. Kini sudah pukul 04.00 WIB, ada kedua mata yang perlahan terbuka, matanya berkedip beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang begitu terang. Di menit selanjutnya ia merasakan beban cukup berat di tangannya membuat wajahnya menunduk.

"Z-zee?" ucap Gracia dengan seraknya.

Shanju, kebetulan wanita itu baru saja keluar dari kamar mandi. Pandangannya langsung tertuju pada Gracia yang sudah bangun membuat ia langsung bersyukur dan mendekat.

"Alhamdulillah Gre... akhirnya kamu sadar" ujar Shanju.

Gracia tersenyum menatap Shanju sebentar lalu kembali memfokuskan tatapannya pada gadis kecilnya yang masih anteng tertidur. "Mami liat deh... Zee peluk aku" Ujarnya dengan senyum kesenangannya.

Shanju jadi ikut tersenyum, ia mengusap surai Gracia lembut. "Mau Mami panggilin dokter ngga?"

"Ga usah Mi, aku ngga apa-apa kok" memang, Gracia saat ini sudah terlihat cukup baik-baik saja. Wajahnya sudah tidak sepucat kemarin.

"Akhirnya bisa liat Zee sedeket ini lagi, Zee juga meluk aku. Apa aku udah di maafin?" batin Gracia bertanya tanya, hatinya saat ini tidak bisa di gambarkan, intinya ia sangat senang sekali sejak tadi ia membuka matanya.

"Susah ya geraknya? Mau Mami pindahin aja Zee ny--"

"Ngga! Jangan, ngga boleh. Udah gapapa dia disini aja" potong Gracia cepat.

Shanju jadi terkekeh kecil, lalu tangannya  mengambil air putih untuk di berikan pada Gracia.

"Minum dulu Gre" Shanju mendekatkan gelas itu pada mulut Gracia.

Gracia langsung menerimanya, ia sedikit menegakkan wajahnya agar lebih nyaman meminum airnya. "Udah, Mi. Makasih yah"

"Masih ada yang sakit ngga?" tanya Shanju dan Gracia menggeleng kecil.

Shanju geleng geleng kepala melihat kelakuan Gracia yang begitu memaksa tangan kiri yang masih tertancap infus itu berusaha menggapai pipi anaknya, ia mengelusnya lembut.

"Buka aja deh Gre, udah abis juga tuh cairannya" ucapan sang mami membuat Gracia langsung melepaskan infusannya.

"Pelan-pelan Gracia ih, mentang-mentang dokter kamu ya!" omel Shanju.

"Aish... kenapa ngga dari tadi coba" gumamnya yang kini sudah berhasil melepas infusannya itu walau sedikit ngilu.

"Mami tau kamu kangen sama Zee, tapi jangan grasak grusuk gini juga dong Gre"

"Aku kangen banget sama dia Mi, ini yang aku tunggu tunggu" ucap Gracia terharu, sekarang tangan kirinya bisa menggapai bebas pipi Zee.

"Liat matanya dia, sembab. Dari kemarin juga belum mau makan karena kamu ngga bangun-bangun"

"Dari kemarin?" raut wajah Gracia panik dan juga bingung.

"Iya, kamu dari kemarin pagi pingsan Gre"

Gracia sudah paham sekarang, ia juga sudah mengingat terakhir kali dirinya sadar itu saat masih di sekolah Zee.

"Ya ampun... selama itu"

"Makanya Gre jangan terlalu kecapekan, gini kan akibatnya. Kata dokter juga pola makan sama tidur kamu ngga teratur"

"Maaf Mami, andai Mami tau kalo aku ngga sibuk-in diri aku sama kerjaan aku bakal kepikiran dia terus Mami..."

"Iya Mami ngerti, tapi asal kamu tau Gre, hampir satu minggu lebih dia udah maafin kamu. Bahkan anak kamu rewel banget gara-gara nomor kamu ngga aktif aktif"

"Se-serius Mi?" pandangan Gracia kini menatap Shanju serius.

"Serius Gracia. Terus tadi semalem waktu jam 1 aja dia nangis nangis lagi karena katanya mimpi buruk, kamu ninggalin dia, Mami pusing Gre, lama banget berhenti nangisnya"

Beloved [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang