A Girl With Short Hair

99 55 16
                                    

29 Juli 2023

Allen Pov

Sepulang dari kampus, gue bergegas pergi menuju ke perpustakaan daerah, tempat dimana gue biasa meminjam buku-buku sejarah tebal yang tidak bisa gue temukan di perpustakaan kampus. Namun, tujuan gue kali ini bukan hanya sekedar ingin meminjam buku sejarah seperti biasanya, gue harus bertemu dengan seseorang.

Orang asing yang sama sekali tidak dekat dengan gue, dan gue hanya mengenal nama panjangnya saja. Namanya cukup indah, Griselda Ernesta Gahyaka. Entah apa nama panggilannya, tetapi pertama kali gue memanggilnya dengan nama Griselda, nama depannya.

Gue tak sengaja melihat nama lengkapnya pada kartu member perpustakaan yang terjatuh saat ia berusaha mengambil buku yang terletak di rak paling atas. Gue bingung mengapa dia lebih memilih berusaha mengambilnya sendiri, padahal banyak orang di sekitarnya yang bisa ia minta bantuan. Atau memang dia sungguh sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri seperti apa yang dia katakan dalam buku diary nya?

Tidak, gue tidak bermaksud mencari tahu rahasia tentang dirinya. Hanya saja kemarin ada satu buku yang terjatuh di jalan saat ia mengayuh sepedanya begitu cepat. Baru saja gue mengambil buku tersebut untuk memberikan padanya, gadis berambut pendek itu sudah tak tertangkap lagi oleh pandangan gue. Dia selalu sangat cepat nampaknya, dan cepat juga hilangnya.

Karena Cover buku tersebut cukup menarik, berwarna coklat seperti buku jurnal bertema vintage, gue jadi penasaran apa isi buku tersebut. Dan setelah membaca beberapa halaman, gue baru sadar itu adalah buku diary nya. Awalnya gue memang tak mengira itu adalah buku diary, lagipula siapa yang akan membawa buku diary ke perpustakaan? Kecuali jika orang tersebut ingin membaca buku pinjamannya disana, sembari menulis diary harian, itu masih masuk akal. Namun, gue jarang melihat gadis itu membaca buku di perpustakaan, ia langsung pulang setelah meminjam banyak buku.

"Bro, nongki dulu lah! Mau kemana lo?" Ajak Raza, sahabat gue sejak SMP yang sekarang sudah menjadi mahasiswa teknik, dan terkenal sebagai gitaris band A62Gether, band kebanggaan Kampus Daimowijaya.

"Gue mau ke perpus."

"Sama Arzhel aja sana." Gue menoleh ke arah Arzhel yang baru datang, gue juga telah mengenalnya sejak SMP. Kami bertiga sudah berteman lama, dan selalu sekolah di tempat yang sama hingga masa kuliah sekarang.

Arzhel memiliki sikap yang sangat berbanding terbalik dari kami berdua, dia mahasiswa FK, yang pintarnya sangat diluar nalar manusia. Ia memang sudah ambis sejak di sekolah, wajar saja jika berhasil masuk Fakultas Kedokteran. Sedangkan gue dan Raza seringkali bersantai, bahkan gue sebelumnya tidak ada keinginan sama sekali untuk kuliah. Namun karena orang tua gue menyuruh untuk kuliah, akhirnya gue memutuskan untuk kuliah di jurusan Sastra Indonesia.

"Gue mau jemput cewek gue di Bandara." Selain pintar, Arzhel juga merupakan tipe cowok yang sangat perhatian pada pasangannya.

"Tuh kan, cewek mana lagi yang lo jemput Zhel?" Raza tertawa kecil meledeknya.

"Cewek gue cuma satu, emangnya lo satu pun gak ada." Jawaban Arzhel membuat gue ikut tersindir.

"Bjir kalau ngomong suka bener! Emang lo punya cewek? Kerjaannya aja belajar terosss, gak pernah ngelirik cewek cakep sama sekali. Gue sempat curiga lo gak suka cewek."

"Jaga hati bruh!" Arzhel menepuk dadanya merasa bangga.

"Oh cewek lo yang masih SMA itu? Yang lo bilang anak asrama yang sering nyolong mangga lo kan? Lo masih kontakan sama dia, serius?" Gue mulai berpikir perempuan mana yang terakhir ia bicarakan.

Retisalya ; 𝐇𝐚𝐞𝐫𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang