[Special Episode I] Awal Yang Baru.

59 27 119
                                    

"Ayah lihat ini"

"Apa ini sayang?"

"Ini ayah, ibu, kakak, aku dan Liona"

"Wah hebat sekali, dimana kamu belajar menggambar?"

"Aku belajal sendili!"

"Sendili? Alina lihatlah anakmu ini di-"

"Ayah! Syutt! Syutt! Jangan beli tahu ibu ya!" Ucap Liora kecil yang menutup mulut ayahnya dengan kedua tangan kecilnya.

Ingatan bersama ayahku, mengingatkanku bahwa saat itu adalah saat yang bahagia karena aku belum mengenal apa itu dendam belum pernah merasakan amarah yang memenuhi pikiranku. Aku merindukan masa-masa kecil yang sangat singkat kurasakan, aku ingin sekali pergi kemasa lalu untuk menghabiskan waktuku bersama orang tuaku.

Aku ingin mengenal lebih dirinya dan mengucapkannya bahwa pada awal kami bertemu aku merasa bahwa dialah orang yang akan menjadi milikku dialah orang yang akan menjadi masa depanku dia juga yang akan mampu menghilangkan rasa dendamku rasa marahku.

Ibuku, Alina Morrison.

Ayahku, Beth Addison.

Mereka memiliki nama belakang yang hampir mirip satu sama lain, mereka juga sering melindungi kami jika kami dalam masalah.

Ayahku yang kukira telah tiada tiba-tiba kembali bersamaan dengan kembalinya kakak ke rumah.

Kakakku bernama, Esha Lin Addison.

Dia adalah kakak yang terbaik, meski awalnya aku mengira bahwa dia takkan menemuiku lagi setelah kejadian itu. Ternyata dia diam-diam memperhatikanku dari kejauhan, pada saat aku diculik sampai saat peperangan. Hingga pada akhirnya dia  menemuiku dan menjelaskan ini semua.

✧⁠◝⁠(Eternal Thirst)⁠◜⁠✧

Langit begitu indah dengan suara burung yang sedang bersenandung. Melintasi lautan yang begitu luas, hamparan ombak yang kesana kemari membawa buih-buih ke daratan, udara dingin melewati tubuhku.

Suara seseorang yang semakin mendekat menyapaku dengan lembut.

"Liora"

Dia suamiku.

Endrick Morgan Ayre.

Kami telah menikah dan juga memiliki sepasang pangeran dan putri kecil, kami merawat mereka dengan baik hingga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang sangat hebat.

"Ibu"

"Ibu"

Sorak keduanya menghangatkan suasana, sembari berlari ke arahku membawa bunga dandelion di tangan mereka.

"Hei anak-anak imut ibu, bagaimana sekolah kalian?"

"Biasa saja hmm"

"Iya biasa saja hmm"

"Heh? Kalian ini terus saja meniru satu sama lain"

"Endrick, kau baru pulang?"

"Iya, aku baru saja pulang kau takkan-"

Cup!...

"Um... kenapa kau hanya menciumku di pipi? Mengapa tidak di-"

"Syut ayah! Ibu itu milik kami ayah tidak berhak memiliki ibu." Ucap anak laki-laki kami.

"Benar! Hmm," tambah saudarinya kembarnya.

"Anak-anak ini hei kemari kalian berdua!"

"Aaa ibu tolong kami!" Ucap putri kami sembari berlari menghindari kejaran Endrick.

Eternal Thirst || New Stage [PEROMBAKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang