Part. 4

5.4K 440 34
                                    

Katy POV

Aku meraih buku itu lalu celingak celinguk mencari karen. Dia kemana sih?

"Kak" ucap seseorang menepuk bahuku membuat aku terlonjak kaget.

"Yaampun karen! Kau ini zethis! bukan hantu! Berhentilah mengagetkanku seperti itu" gerutuku kesal.

"Aku dari tadi memang disini. Kakak aja yang terlalu antusias sampai melupakan keberadaanku" ucap karen.

"Lagipula untuk apa kau bersembunyi dibelakangku seperti itu?" Tanyaku kesal

"Aku tidak bersembunyi" ucap karen dengan muka polosnya.

"Sudahlah, berdebat denganmu tidak akan ada habisnya dan ujung ujungnya aku pasti kalah" ucapku pasrah lalu berjalan ke kamar ganti baju.

"Karen, kau sedang apa? Cepat kesini" gerutuku kesal melihat karen yang masih tidak beranjak dari tempatnya berdiri tadi. Aku heran, anak ini pintar tapi kenapa tingkahnya sangat bodoh seperti itu. Oh bukan, dia itu terlalu polos hingga terlihat bodoh.

"Karen. Ini saatnya kita buka buku ini" ucapku saat aku dan karen sudah bersembunyi ditempat ganti baju.

"Kakak masih mau buka buku itu?" Tanya karen

"Tentu, ayo cepat. Jangan buang buang waktu" ucapku bersemangat.

"Kakak yakin tidak akan ada apa apa saat membuka buku ini?" Tanya karen.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanyaku

"Aku hanya ingin memastikan tidak ada bahaya apapun saat kita membukanya" ucap karen. Aku menunduk

"Sebenarnya.. fred bilang kalau.. makhluk jahat akan merasakan energi besar saat buku ini dibuka. Dan akan terjadi badai besar" ucapku pelan

"Apa? Dan kakak masih mau membuka buku ini?" Tanya karen

"Ya" ucapku yakin. Karen menghela nafas

"Baiklah, ayo kita mulai" ucap karen. Aku mengernyit

"Kenapa?" Tanya karen melihat ekspresi wajahku yang bingung

"Kau tidak berusaha mencegahku?" Ucapku lebih bingung. Biasanya kan karen pasti bakalan menasehatiku panjang lebar.

"Untuk apa? Aku hanya akan buang buang waktu, dan itu pasti sia sia. Kakak tidak akan mendengarkanku, karna kakak kan keras kepala" ucap karen

"Hey kepalaku memang keras. Kepalamu juga keras kan? Kepala semua orang juga keras. Mana ada kepala yang tidak keras?" Ucapku dongkol.

"Kakak, jangan konyol" ucap karen jengah

"Baiklah baiklah, aku memang bodoh" gerutuku kesal

"Kakak, kau ini banyak bicara. Ayo kita mulai" ucap karen

"Oke, cepat" ucapku sambil mengulurkan tangan

"Apa?" Ucap karen

"Ayo kau goreskan pisau itu ketanganku. Kan kau yang pegang pisaunya" gerutuku

"Tidak" ucap karen. Aku mengernyit.

"Apa maksudmu?" Tanyaku bingung

"Aku tidak mau. Aku gak bisa ngelukain kakak" ucap karen

"Oh karen, ayolah.. jangan buang buang waktu" ucapku

"Tidak mau" ucap karen tetap pada pendiriannya.

"Karen.." eluhku

"Baiklah, kalau kakak memaksa.." aku tersenyum girang tapi hanya sebentar, karna karen meletakkan pisau itu ditanganku, lalu menjulurkan tangannya

Twins ZethisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang